Lirikan Mata | 02

571 170 130
                                    

Mari merapat semuanya. Cerita baru, fresh dari open.
KudaLiar
--

Setelah ia menjabat tangannya Cinta. Laura menjujung tangan kanannya ke udara. Itu artinya ia sudah menerima tantangan dari Cinta, untuk tidak jatuh cinta.

Dalam hatinya, ia sangat yakin tak akan jatuh cinta lagi. Karena dari 49 cowok yang ia dekati satupun tidak ada yang cocok dengan Laura.

“Tepuk tangan semuanya,” ujar Cinta. Satu-satunya sahabat Laura yang punya darah Tionghoa. Dia adalah cewek pencinta keripik singkong.

“Iya, tepuk tangan semuanya. Buat calon perawan tua.” Lanjut Ayu, teman satu gang—nya yang punya hobi Selfi. Dalam sehari handphone—nya akan menghasilkan 50 foto Selfi dengan berbagai engel.

“Tapi, apa Lo bisa tahan. Lau?” tanya Juna, si manusia kucing yang suka cubit pipi gembulnya Laura.

“Gue sih nggak yakin.” Lanjut Ani. Cewek penggila dunia politik. “Siap-siap aja tuh bibir, jontor karena habis cium Gilang.” Lanjutnya.

Semua mata menatap Ani. Cewek itu kemudian mengangkat jari tengah kemudian telunjuk nya membentuk piss. Laura kembali mengingat semua ucapan yang ia telah keluarkan, ingatannya mengarah pada ucapan Ayu. 'cium Gilang pojok.’

“What?!” teriknya.

Semua mata tertuju pada Laura. Teriakannya mampu membuat Gilang yang sedari tadi tak memperdulikan mereka mendongak sekilas, lalu cowok itu kembali fokus dengan buku—nya.

Laura menatap Cinta tajam. “Lo nyuruh gue cium Gilang pojok!?”

Cinta mengerutkan kedua alisnya heran. “kurang jelas ucapan gue?”

Ia menggelengkan kepalanya, cewek itu menurunkan tangannya lemas. Kakinya gemetar saat mengingat kembali ucapan Cinta.

“Jelas.”

Teng

Bell masuk berbunyi. Laura dan kawan-kawan kembali pada meja masing-masing. Matanya tak henti-hentinya melirik kearah Gilang yang duduk paling pojok.

“Mampus! Gilang, si cupu.” Ucap Laura sebelum dia benar-benar duduk di mejanya.

COWOK CUPU. Sebut saja Gilang pojok, karena dari awal dia masuk di kelas XI IPS D, memang sudah duduk di pojokan. Kegiatannya selama sekolah selain belajar hanya baca buku dan ikut ekstrakurikuler Musik.

Kedua mata Laura tak lepas dari sosok cowok kurus, hanya kurus yang Laura lihat.  Cowok itu mengeluarkan bukunya dari dalam tas. Ia kemudian membalikkan setiap lembar buku paket Bahasa Indonesia.

Matanya dibuat takjub dengan lesung pipi yang tercetak di wajah Gilang. Cowok itu sesekali tertawa karena teman sebangkunya mengajak ia bercanda. Entah apa yang mereka obrolkan tapi terlihat sangat menyenangkan.

“Jantung gue,” ucapnya, cewek itu kemudian memegang dadanya. Jantungnya kali ini berdetak lebih kencang dari kata normal. “Please, jangan dia. Jangan jatuh cinta secepat ini. Please.” Lanjut Laura.

Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga...

Hai begitulah kata para pujangga...

Hi, Gilaang (Update Setiap Hari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang