Misi | 07

264 62 14
                                    

Terima Vote tapi bukan bomvote
Vote aja kalo suka.
Selamat datang
-

Hampir dua Minggu. Laura coba dekati Gilang, tapi Gilang masih cuek Bebek. Laura pikir Gilang kurang belaian. Kan kalo kurang ada Laura yang siap buat ngebelai.

"Berani sekali anda menolak titisan Mbak Cinta Laura tak ada ojek becek."

Laura menghela berat, semakin ia ditolak semakin besar kobaran api tertantang dalam diri Laura. Ia harus membuat perencanaan yang tepat sepertinya.

"Ayah!! Bantu Laura," rengek Laura pada Ayahnya, yang sedang asik nonton acara dangdut di TV.

Ridwan menatap Laura, "ayah bantu apa?"

"Cariin Laura pelet."

"Aselole, pelet? buat apa?"

"Buat pelet anak orang."

Ridwan memijit pangkal hidungnya, apa ia tak salah dengar atau Laura yang asal ngomong. "Mau jenis yang seperti apa?"

"Emang pelet ada jenisnya?"

"Ada, pelet Jaran goyang, jaran nunging atau Kuda liar. Pilih mau yang mana."

"Terserah yang penting top markotop," ucapnya, cewek itu tersenyum saat membayangkan Gilang tergila-gila padanya. "Cinta ditolak dukun bertindak."

Laura mengambil remote TV dan menekan tombol off saat Nazar menyayikan lagi seperti mati lampu. Laura malah mematikan TV.

"Kamu mau kemana?" teriak Ridwan, "Remote TV-nya jangan di bawa."

Laura masa bodo dengan teriakan ayahnya. Ia akan mengembalikan remote TV esok setelah mendapatkan Pelet dari ayahnya.

****

Misi pertama harus Laura lakukan adalah. Mendapatkan nomer Gilang, karena kemarin Gilang masa bodo saat Laura minta padanya.

Pukul 6:15 Laura sudah nongkrong didepan pintu kelas.

"Tumben datang pagi," sapa Juna yang datang entah kapan.

"Nggak boleh gue datang pagi?"

"Boleh tapi, rada mencurigakan."

"Terserah Lo lah, nyet." Ketus Laura, "pergi nggak Lo. Gue tampol juga Lo."

Malah Juna cekikikan karena ekspresi Laura yang lucu menurut Juna, "what? ralat bukan lucu tapi aneh." Katanya dalam hati.

Laura membenarkan rambutnya, ia melirik ke arah Gilang yang sedang berjalan menuju penunggu pintu kelas. Laura dengan sigap mendorong bahunya Juna, "minggir lo, nyet!"

"Apaan sih Lo, sakit bangke!" Geram Juna karena bahunya sakit.

"Minggir, Gilang mau lewat," gertak Luar lalu ia kembali melihat ke arah Gilang. "Hai Gilang."

"Hei," jawabnya datar. Coba kalo Nazar yang jawab pasti sudah mendayu-dayu.

"Gilang."

Hi, Gilaang (Update Setiap Hari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang