Dokter sita menyalami nabilah"Dokter sita, dokter ruangannya lee," kata tuh dokter cantik.
"Eh,Dokter,kira-kira kapan gips-nya boleh di lepas?"Tanya lee.
"Mungkin dua minggu lagi atau lebih cepat. Tapi beaok kamu udah boleh pulang, kok" jawab dokter sita.
"Besok? Kok cepet banget, sih?" Sesal lee.
"Loh? Kan malah bagus kalau kamu bisa cepet pulang. Emang kamu betah,ya sini?" Godanya.
Lee nyengir. Dan kalo menurut nabilah, cengiran lee itu mengindikasikan kalo dia emang betah di sini. Apalagi dokter yang meriksain dia tiap hari cantik bagai bidadari begini.
Dokter sita menempelkan stetoskopnya ke dada lee, ngecek detak jantungya dan mendengarkan dengan seksama, khawatir kalau-kalau iramanya bukan irama jantung melainkan irama lagunya roma irama.
Setelah dokter sita selesai, gantian suster yang ngukur tensi darah. suster itu menggulung lengan baju lee sampai ke atas lalu membalutkan kain yang ada perekatnya. Suster itu mulai mengukur tensinya.
"Dok, kalau Saya Udah sembuh dan gips-nya udah dibuka, apa Saya bisa main drum?" Tanya lee waktu sang suster sedang melepas kain perekat tensimeternya.
"Hah? Lee bisa main drum?" Batin Nabilah nggak percaya.
Dokter sita dengan tatapan lembut dan seyum yang ramah ngejawab,"oh, jadi kamu ini pemain drum, toh. Ya pasti bisa, dong!"
"Wah, hebat! Padahal sebelumnya saya belom pernah bisa main drum, loh!"
Nabilah dan Dokter sita mendengus kesal,"Jadi kamu ngerjain saya, ya?" Kata dokter sita sambil masang muka sebal."Awas ya, Dokter pukul pake tensimeter, nih, kakinya! Biar nggak sembuh-sembuh,biar nggak bisa gebuk drum,biar rasa,mampus kau!"dokter sita ngerebut tensimeter dari tangan suster yang nyaris dihantamkan ke kaki lee yang digips. Tapi nggak jadi.soalnya nggak tega.
"Ampun. Dok! Kan saya cuma bercanda. Lagian saya kan emang nggak bisa main drum. Hehehe......" lee ngeledek.
"Nih orang doyan ngelawak juga rupanya, ya?" Pikir nabilah.
"Mama kamu kok nggak kelihatan?" Tanya dokter sita.
"Lagi pulang. Dok. Tapi nanti sore balik lagi kok
"Ya udah. Kalo gitu kamu besok pulangnya nunggu saya, ya. Mungkim besok saya datangnya agak pagian."
"Sip, Dok!"
"Oke, kalau gitu saya tinggal, ya," dokter sita pamit. Dia dan susternya ninggalin kamar.
"Dokter sita itu... keren, ya! Udah cantik, pinter lagi," ujar nabilah sambil menopang sikunya di atas kasur.
"Iya."
"Gua kirain lo beneran bisa main drum!"
"Ya nggaklah. Gua kan nggak punya tampang jadi drummer. Tampang gue itu tampang..."
"Playboy!" Celetuk nabilah.
"Hah? Kok playboy? Pacaran aja gue belom pernah!" Protes lee.
"Massa sih? Gue nggak percaya,"
"Terserah. Lagian kok lo bisa-bisanya bilang gua playboy? Apa coba buktinya?" Desak lee.
"Buktinya? Nggak perlu bukti lagi, semua udah gamblang di depan mata lo. Lo selalu dikerebutin cewek-cewek dari mana-mana, udah kaya laron, tau, nggak! Trus lo tiap hari jalan kekantin sama shani, udah gitu waktu lu ketemu gua di toko kaset, gue ngeliat lo ngerangkul cewek! Belom cukup apa bukti kalo lo itu playboy?" Tuduh nabilah dengan nada tinggi dan full emosi.
Emosi lee mulai terpancing. Dia seolah pingin banget ngebalas bentakan nabilah dan ngebantah semua tuduhan yang menghujaninya tapi dia malah ngelakuin yang sebaliknya,nahan emosi.lee menghela nafas, memejamkan matanya beberapa saat, dan memandang Nabilah dengan tatapan lembut.
"Bil, gue nggak tau mesti ngomong apa. Yang bisa gue bilang cuma, semua yang lo bilang tentang gue barusan itu nggak bener. Gue nggak nyangkal kalo tiap hari gue jalan ke kantin sama Shani, ato tempo hari lo ngeliat gue ngerangkul cewek di mall, tapi bukan berarti gue playboy, mereka itu bukan cewek gue ato labaan gua ato bahkan selingkuhan gue. Ya ampun, bil. Masa lo nggak percaya sih?" Tutur lee nyerah.
My stupid mount, has got me in trouble, i said too much again....
Tiba-tiba kepala Nabilah mainin lagu my stupid mouth-nya John mayer. Nabilah sadar kalau lagi-lagi dia ngebuat kesalahan yang sama. Dia mancing emosi lee, apalagi lee bodinya lagi nggak fit. Harus nya dia inget pesan mamanya, "Think before speaking!"
"Lee, sorry, ya. Gue kelepasan ngomong lagi. Sorry sorry sorry sorry dikali seribu," sesal Nabilah.
"Jadi empat ribu dong, sorrynya!"lee ngelabarin senyumnya.
Wuih, kece bener nih, orang! Nabilah ngebatin, terpesona.
"Nggak apa-apa. Kayaknya gue udah mulai terbiasa sama sifat lo yang satu ini. Malah kalo lo nggak marah-marah, rasanya aneh hehehe....," lanjut lee sambil nyengir.
Nabilah seyum
Drrt.... drrrrt....
Handphone Nabilah getar lagi. Kenceng banget. Nabilah langsung ngeluarin handphone nya dari dalam tas. Di layar tertulis "i messege received"
Belom sempat Nabilah ngebaca, tau-tau handphone nya getar-getar lagi sampai dua kali. Setelah mastiin hapenya aman dari vibrasi, Nabilah mulai ngebaca
KAMU SEDANG MEMBACA
One million of the struggle
JugendliteraturMERAPAT WAEEE😀 Nabilah adalah anak dari seorang duda tampan. Ia merasa hidupnya berubah setelah ibunya meninggal dunia. Waktu nabilah tau bahwa papanya mengidamkan istri baru, dan itu adalah pilihan yang tepat untuk menikahkan kembali papanya. Agar...