1

4K 302 89
                                    


Laju ban mobil yang sedari tadi beradu dengan aspal nampak semakin dipercepat pengemudinya, menembus gelapnya malam yang kian merambat sunyi, hanya mesin mobil yang terus meraung terdengar.

Seorang gadis tampak terduduk angkuh dibalik kemudi, ntah kemana yang ditujunya diwaktu menjelang tengah malam begini, disaat sebagian orang sudah terlelap dialam tidurnya.

Seorang gadis yang terlihat berani, karna meski sendiri tetap melaju dijalan yang sepi, atau karna sudah terbiasa sendiri hingga sepipun tak dipeduli.

Matanya terlihat tetap tajam menatap jalanan, setajam lampu mobil yang terang nyalang, seolah tak ada rasa kantuk atau bahkan lelah dalam dirinya, meski waktu yang harusnya sudah beristirahat tapi masih dijalanan.

Hingga sampai pada mobilnya melewati sebuah jembatan, yang seketika harus membuatnya menginjak rem sekuatnya, agar mobil yang dikemudikannya tak sampai menabrak yang ada didepannya.

Mobilpun berhenti dengan jarak yang cukup dekat dengan apa yang ada didepannya, batinnya menggeram kesal karna perjalanannya harus terganggu, oleh ntah makluk apa yang tepat berada didepan mobilnya.

Dibunyikan klakson mobilnya berkali-kali, berharap yang ntah siapa itu mau minggir dan tak lagi menghalangi jalannya, tapi usahanya jelas sia-sia belaka, karna nyatanya sedikitpun tak ada tanda pergerakan apapun, kecuali seekor kucing berbulu putih dengan sedikit hitam itu, yang terlihat berdiri tepat disamping yang ntah siapa itu.

Hingga mau tak mau  sipengemudi terpaksa keluar dari mobilnya, dalam suasana tengah malam yang jelas sunyi sepi didekat jembatan yang cukup panjang.

Langkahnya pasti menuju mahluk yang ada didepan mobilnya, seolah tak ada rasa takut karna yang ada hanya rasa kesal dihatinya.

Dengan penerangan dari lampu mobil yang sangat terang itu, kini terlihat jelas bahwa yang ada didepan mobilnya adalah manusia, ntah manusia macam apa yang tengah malam begini malah seolah lelap tertidur ditengah jalan yang sepi.

"Kau kurang kerjaan atau kurang waras sampai tidur ditengah jalan begitu haa?" tanya sipengemudi mobil.

Pada makluk didepannya, yang sama sekali tak meresponnya, ntah memang sedang pingsan atau sengaja diam.

"Cepat minggir atau kuseret!" lagi ucap sipengemudi geram.

Kesabaran sudah mulai berkurang dalam dirinya, tak habis pikir dengan yang diliatnya, dan lagi-lagi ucapannya tak mendapatkan jawaban.

Membuat kesabarannya hilang kini, hingga tangannya terulur untuk membalikan tubuh yang tengkurep diaspal itu, tapi belum juga tubuh itu berhasil dibalikan, sipengemudi kini dikagetkan dengan cengkraman kuat dipunggungnya, yang mau tak mau membuatnya menoleh kebelakang, dan mendapati pisau yang langsung mengarah kelehernya.

Dua laki-laki dan satu perempuan yang menggunakan penutup wajah berdiri disana, dua laki-laki sama memengang pisau yang diarahkan padanya, mencekram punggungnya serta memegang tangannya cukup kuat.

Membuatnya langsung faham jika dirinya sedang dibegal, menyadari itu sipengemudi tampak semakin geram, tapi berbuat sesuatupun dirasa tak mampu karna dua pisau yang diarahkan padanya bisa saja langsung menancap ditubuhnya.

Seorang yang tadi berperan tidur dijalananpun, kini tampak sudah berdiri, hingga jelas terlihat yang adalalah seorang perempuan, dengan rambut panjangnya yang tadi tertutup topi.

Tatapan begitu jelas ditunjukan pada perempuan yang sengaja menghalangi jalannya itu, yang dibalas tatap biasa oleh perempuan itu.

"Serahin dompet sama ponselmu, cepat" ucap salah satu laki-laki itu.

Yang tak dijawab oleh sipengemudi, karna benar-benar merasa geram tapi ditahan hingga hanya diam.

"Cepat!" Bentak laki-laki satunya.

"Kalau mau uang lepasin tangan saya" jawab sipengemudi mobil.kini.

Membuat laki-laki yang sedari tadi memegang tangannya kuat, kini melepaskannya, tapi pisau masih tetap terarah dengan pasti padanya.

Dengan hati yang geram, mau tak mau dikeluarkannya dompetnya, yang langsung direbut oleh salah satu perempuan didepannya.

"Ambil semua uangnya, tapi yang lainnya kembalikan" pinta sipemgemudi pada perempuan itu.

Yang justru terlihat menyeringai senyumnya, tanpa menjawab setelah mengambil semua uangnya, lalu dilemparnya dompet itu beberapa meter dari pemiliknya, yang lagi-lagi membuat pemiliknya semakin geram.

"Sekarang ponsel mana?" lagi minta salah satu laki-laku itu dengan tajam.

"Dimobil" jawabnya pasrah.

Lalu dengan cepat perempuan yang tadi berpura tidur dijalanan langsung mengambilnya didalam mobil.

Saat mengambil ponsel mata perempuan itu sempat menatap pada satu benda, membuat tangannya terulur ntah ingin mengambil ntah hanya sekedar ingin menyentuh.

"Ra, cepetan" tapi ucapan salah satu temannya membuatnya langsung menarik tangannya.

Tatapannya tak bisa ditebak masih menatapi benda yang tak jadi disentuhnya atau diambilnya itu.

"Ra, lama amat si" teriakan kini yang terdengar.

Yang langsung membuatnya menjauh dari mobil itu, bergabung dengan temannya yang sudah bersiap pergi melarikan diri.

"Ngapain aja si ngambil ponsel aja lama amat?" tanya satu teman perempuannya penasaran.

"Susah nyari ponselnya" jawabnya berbohong.

Karna jelas ponselnya ada didasbor mobil yang bisa langsung ditemukannya.

Lalu matanya melirik pada sipemilik mobil yang sedang menatapnya bagai penuh dendam.

"Ayo cepat pergi" ajak salah satu teman lelakinya.

Setelah merasa yang diincarnya sudah didapatkannya, lalu mendorong sipengemudi mobil itu dengan keras yang membuatnya menabrak depan mobilnya sendiri, tapi dengan cepat langsung mencoba menarik satu perempuan yang paling dekat dengannya, yang baru saja mengambil ponselnya.

Saat ketiga temannya sudah berada cukup jauh darinya, perempuan yang kini coba meronta menarik tangannya agar terlepas, tapi tak lepas.

Sementara ketiga temannya mungkin tak menyadari itu, hingga tak ada yang membatunya, karna susana malam yang begitu sunyi dan gelap membuat ketiganya cepat tak terlihat.

Perempuan itu terus meronta menarik tangannya, tapi cekraman itu terlalu kuat hingga tak membuatnya lepas, tatapan keduanya sama tajamnya meski beda artinya.

"Lepasin" ucap tajam perempuan itu.

Tapi cekraman ditangannya tak berkurang tetap kuat.

Hingga tiba-tiba satu pukulan menghantam bahu sipemilik mobil, yang membuat cekraman tangannya terlepas.

"Ayo Ra" ajak laki-laki yang menghantam punggung itu, menarik tangan teman perempuannya untuk segera pergi.

Tapi dengan cepat sipemilik mobil itu coba lagi tuk menarik jaket perempuan itu, yang justru malah menarik penutup wajahnya, yang seketika membuat mata perempuan itu menatapnya kaget meski dengan berlari, tatap keduanya yang sempat bertemu sebelum perempuan itu menghilang digelapnya malam dibawa teman lelakinya.

Wajah yang sekilas tak jelas terlihat, wajah sipembegal yang jelas sudah menganggu perjalananya, wajah yang mungkin tak akan pernah lagi dilihatnya atau malah sebaliknya.

Wajah yang meski sekilas tapi seolah terpancar, laksana Kejora diantara bintang penghias langit malam............

TBC



Kejora (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang