Kejora mundur seketika hingga mentok pada dinding dibelakangnya, karna rasa kaget yang dicampuri rasa tak biasa, sentuhan tak sengaja jemari Rigel membuat jantungnya berdebar gugup.Begitupun dengan Rigel yang seketika langsung berdiri mundur, Rigel sendiri merasa aneh karna cukup gugup dibuatnya padahal hanya membuka resleting saja, harusnya dirinya tak perlu merasakan itu, jika mengingat pengalamannya yang lalu-lalu.
Tapi ntahlah, mungkin saja karna keadaan semata, setidaknya begitulah fikiran Rigel menganggapnya.
Kejora menatap Rigel malu-malu kini, dirinya yang meminta Rigel membantunya tapi kini dirinya juga yang tersentak mundur karna keadaan, Rigel menatap Kejora seolah biasa meski degup dijantungnya belum sepenuhnya kembali biasa.
"Ja..jadi ini..ini gimana?" tanya Kejora terbata, menujuk resletingnya.
Sungguh Kejora sendiri tak habis fikir mengapa bisa segugup itu didepan Rigel, harusnya hal begitu biasa saja wajar saja untuk sesama perempuan, tapi Kejora nyatanya tak bisa biasa saja, detak gugupnya memaksanya bersikap tak wajar adanya.
"Tidak ada cara lain" jawab Rigel.
Coba bersikap santai menatap Kejora, yang membalas tatapnya seolah ingin tau caranya.
"Apa?" lagi tanya Kejora penasaran.
Tak menjawab tapi Rigel nampak mulai mendekat pada Kejora, yang merasa kembali gugup setelah tadi agak mendingan, Kejora yang rasanya ingin mundur lagi tapi sudah tak bisa tentunya, sementara Rigel terus mendekat kearahnya.
Keduanya saling tatap dengan sorot yang beda, Kejora dengan malu juga gugupnya, sedang Rigel dengan sok biasa sajanya.
Hingga Kejora merasa Rigel menarik celananya cukup kuat, tepat dibagian resletingnya seketika membuatnya terbuka meski rusak adanya, dan menampakan cukup jelas celana dalam Kejora karna celana itu sedikit turun.
"Aaww" kaget Kejora sedikit kencang langsung menaikan celananya.
Karna ulah Rigel yang begitu saja dilakukannya membuatnya malu sendiri, ya tak ada cara lain selain dipaksa meski rusak juga.
"Biasa aja deh" ucap Rigel sedikit heran pada reaksi Kejora.
"Ya maaf, tapi ini rusak dong" jawab Kejora menatap sayang pada celananya.
"Gak papa udah, kamu coba yang lain, sekalian baju yang mau kamu pakai buat malam ini, ambil semau kamu" ucap Rigel.
Setelahnya Rigel keluar dari kamar pas, meninggalkan Kejora yang mencoba baju lain dengan jantung yang masih menyisakan gugup.
Setelah Kejora merasa sudah mendapatkan baju yang sesuai, kini keduanya tampak meninggalkan toko baju itu, melangkah menurut saja Kejora mengikuti Rigel yang kini tampak memasuki tempat makan.
Sepertinya Rigel memperlakukan Kejora dengan sangat baik, meski mungkin karna Rigel sedang membutuhkannya untuk satu hal.
Setelah keduanya selesai makan, Rigel langsung mengantar Kejora pulang kerumahnya.
"Nanti aku yang anter kamu, jadi pastikan kamu sudah siap saat aku datang" ucap Rigel.
"Iya" jawab Kejora tak mungkin menolak.
Lalu Kejora keluar dari mobil Rigel, sedikit tersenyum membalas tatap Rigel yang seolah masih membuatnya gugup jika teringat kejadian tadi.
***********
Malam yang sedari tadi tampak ditunggu seseorang, malam yang meski bukan untuk dirinya tapi ntah mengapa seolah cukup mendebarkan jantungnya.
Rigel datang menjemput Kejora seperti yang diucapkannya, Kejora yang bahkan sudah bersiap dari beberapa waktu lalu, ntah karna lebih bersemangat atau karna semata tak mau membuat Rigel menunggu.