Rigel masih kekeh menahan Kejora untuk tak membuka pintu kamarnya, tak peduli pada Gamma diluarnya, bagi Rigel soal Gamma itu gampang bukan halangan yang sulit, meski waktu beberapa malam yang lalu dirinya sempat dibuat sedikit tak rela saat Kejora dipeluknya.Tak tau kapan tepatnya tapi Rigel merasa jika dirinya suka pada Kejora, walaupun Rigel kurang tau sedekat apa Kejora juga Gamma, tapi setidaknya mereka tak hanya berdua saja karna masih ada Alpha juga Vega yang tinggal bersama.
"Rigel ihh ntar dikira ngapa-ngapain" protes Kejora.
"Masa?" tanya Rigel menggoda.
"Ya iyalah, itu Gamma dari tadi ngetuk pintunya" balas Kejora.
"Masa bodo" balas Rigel tenggil.
Langsung mendapat tatapan tajam dari Kejora, tapi Rigel malah tersenyum karnanya.
Tak juga dibukakan pintu Gamma akhirnya menyerah, memilih menunggu pintu kamar Kejora dibuka saja meski hatinya ada rasa khawatir.
Baru saja Gamma duduk tapi pintu rumahnya terdengar diketuk, sedikit malas rasanya tapi mau tak mau Gamma melangkah untuk membuka pintu.
"Apa Kejora ada dirumah?" tanya orang itu setelah pintu dibuka.
Tanpa basa basi dan terkesan tak sabaran dengan sikapnya yang begitu.
"Anda siapa?" tanya Gamma.
Menatap tak suka pada orang didepannya, sedikit dibuat penasaran juga karna dirinya baru melihat orang didepannya.
"Saya teman dekatnya" jawab orang itu dengan percaya dirinya.
"Sedekat apa?" tanya Gamma makin penasaran.
"Sedekat orang pacaran" jawab orang itu sengaja.
Membuat Gamma cukup kaget karna setaunya Kejora tak pernah dekat dengan lelaki manapun, bahkan dirinya sangat tau siapa saja teman Kejora, karna mereka berempat memang tak punya banyak kenalan atau teman, jadi saling tau semua satu sama lainnya.
"Saya mau ketemu Kejora" ucap orang itu.
Menyadarkan fikiran Gamma dari pertanyaan-pertanyaan dibenaknya, setelahnya Gamma melangkah begitu saja tanpa menyuruh orang itu masuk,menuju kamar Kejora lagi untuk memanggilnya, bagaimanapun Gamma ingin tau langsung dari Kejora tentang kebenaran ucapan laki-laki didepan pintu itu.
Gamma mengetuk lagi pintu kamar Kejora, dimana Rigel masih betah menahan Kejora untuk menjawab pertanyaanya terlebih dulu, dan tak peduli sama sekali dengan pintu yang diketuk.
"Ayo jawab" tuntut Rigel.
Masih mengharapkan Kejora menjawab pertanyaannya yang tadi.
"Ya..yakan kamu cewek trus aku juga cewek, ma..masa kecup dileher kan an..ehh" jawab Kejora akhirnya.
Ntah mengapa menjadi gugup sendiri dengan jawabannya, atau karna tatapan Rigel yang begitu dekat dengannya.
"Iya aku emang cewek, tapi aku sukanya sama cewek" ucap Rigel.
Sungguh keluar begitu saja pengakuan dari mulutnya, dengan beraninya mengakui tentang bagaimana dirinya pada Kejora yang nampak terkejut itu, bahkan Rigel seolah tak peduli Kejora itu sama atau tidak dengan dirinya.
"Haa..mak..maksudnya?" tanya Kejora dengan kaget.
Menatap Rigel dengan raut yang jelas tampak kekagetannya itu.
"Biasa aja, gak usah kaget gitu" balas Rigel.
Begitu santainya didepan Kejora, seolah tak ada takut ataupun gugupnya, ntah karna dirinya sudah terbiasa begitu atau karna baginya tak ada yang perlu disembunyikan.
