13

1.2K 188 47
                                    


Rigel

Ntahlah ini apa namanya? Sebuah kesialan atau wajar adanya, karna sedari beberapa waktu lalu aku terus terfikirkan tentang Kejora.

Bukan karna dia sudah memberikan kenang-kenangan dipipiku dengan sebuah tamparan, tapi tatap matanya itu yang baru kulihat, membuat diriku sedikit merasa ada satu hal yang aneh.

Berkali-kali bahkan Kejora mengabaikan telfon juga chatku, dan yang menurutku berlebihan karna Kejora tak mau menemuiku kemarin, memamgnya sebegitu marah dia padaku karna malam itu? tapi kufikir aku tak melakukan suatu yang salah, jika hanya karna Cano brengsek itu harusnya Kejora tak bersikap marah berlebihan padaku.

"Rigel, sumpah ya aku bingung ini"

Disaat fikiranku masih sibuk sendiri tentang Kejora, Altair begitu saja datang menggangguku, tidak tau dia kalau aku juga sedang dibuat bingung begini.

"Rigel, woiii kamu denger kan aku ngomong" ulang Altair.

Dengan suara yang sedikit lebih kencang, karna aku mengabaikan ucapannya tadi.

"Denger, tapi kamu brisik Al" balasku kesal.

"Tega banget si Ri, gak mau tau pokoknya kamu harus bantuin lagi, pastiin Nilam mau balik sama aku bahkan nikah sama aku" ucap Altair.

Seolah dirinya tampak begitu membutuhkan bantuan Rigel, karna nyatanya setelah kejadian kemarin itu Nilam masih saja begitu, bagai tak menggangap Altair yang memang mengejarnya itu.

"Udah Al, saatnya kamu lebih berusaha sendiri buat dapetin hati Nilam lagi, bagianku udah selesai, dan itu juga demi kamu Al, kalau bukan kamu mana mungkin aku mau repot-repot kaya gitu sampai ngelibatin cewe yang gak tau apa-apa" balasku.

Meyakinkan Altair jika dirinya  tetap harus berusaha, meski Nilam belum mau menerimanya kudu terus dicoba, apalagi dengan niat Altair yang baik itu karna ingin menjadikan Nilam pendamping hidupnya.

"Tapi aku ga yakin Ri, bahkan aku gak tau Nilam masih cinta apa gak sama aku, atau mungkin Nilam gak pernah cinta sama aku meski dulu sempat bersama" lagi ucap Altair.

"Kalau dulu gak cinta, trus buat apa Nilam dulu mau sama kamu hmm?" tanyaku.

Sedikit aneh dengan perkataan Altair, terlihat dirinya tampak sedikit putus asa.

"Ntahlah Ri, aku sering ngerasa ada yang aneh dengan Nilam, bahkan hingga kini meski aku belum yakin tentang keanehan itu" ucap Altair.

Seperti mengetahui sesuatu tentang Nilam, ah terserahlah aku tidak mau memikirkan mereka, karna Kejora saja belum bisa kutaklukan.

"Gak usah berfikir kejauhan Al, kalau jodoh gak akan kemana kok" balasku.

Sedikit coba membuat Altair tak terus berputus asa untuk mengejar Nilam.

"Kamu si gampang Ri ngomongnya" balas Altair mendengus padaku.

"Udah aku mau pergi" kataku sedikit tertawa, melihat raut Altair yang nampak kasihan itu.

"Kemana?" tanya Altair.

"Kepo" balasku.

"Mau nemuin cewe itu? kamu suka dia Ri? Anak orang jangan dibelokin Ri" tanya Altair.

Cukup membuat dadaku tiba-tiba merasa degg karna pertanyaannya itu, ucapan Altair benar-benar ah ntahlah, tapi sepertinya ya ada benarnya mungkin.

Tak kujawab sekatapun pertanyaan Altair, hanya kibasan tangan yang kuberikan padanya bersama langkahku menuju mobilku.

Aku suka Kejora? ya bagus si kalau suka, beruntung Kejora kalau sampai aku suka.

***********

Kejora (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang