16

1.1K 155 66
                                    


Tak ketempat lain ataupun ketempat terlarang, karna Rigel sengaja membawa Kejora kerumahnya sendiri.

"Ngapain bawa aku kerumah kamu?" tanya Kejora.

"Kamu harus tinggal disini mulai sekarang" balas Rigel.

"Haa, ya gak bisa dong kan aku ada mereka yang susah senang selalu bersama" balas Kejora.

Teringat teman-teman yang sudah seperti keluarga itu, jadi akan terasa gak enak banget kalau harus begitu saja ninggalin mereka.

"Bisa aja dong, nanti aku yang kasih tau mereka" balas Rigel.

"Gak mau, lagian ngapain aku tinggal sama kamu" balas Kejora.

"Ya karna sekarang kamu udah jadi pacarku" balas Rigel tersenyum begitu percaya diri.

Sedang Kejora membulatkan matanya menatap Rigel yang seenaknya sendiri itu dengan ucapannya, sejak kapan dirinya mengiyakan jadi pacar Rigel.

Meski jika Kejora jujur memang si Rigel itu menarik bahkan mempesona dimatanya, dan Kejora sendiri sangat ingat jika Rigel pernah beberapa kali membuat jantungnya berdebar-debar tak karuan, tapi jika harus mengartikan Kejora masih tak faham itu cinta atau sekedar apa?

"Ki..kita kan gak pacaran" balas Kejora menatap Rigel bagai malas, meski sebenarnya mulai gugup.

Rigel yang mendengar jawaban itu langsung melangkah mendekati Kejora, tepat didepan Kejora menatap matanya dalam, yang ditatap tak bisa mengelak membalasnya, meski jantungnya mulai lagi dibuat berdetak lebih dari sekedarnya.

Detakkan yang tak pernah dirinya rasa karna siapapun dan kapanpun, melainkan hanya orang didepannya saja yang sejauh ini membuatnya merasakan hal aneh itu, fikiran Kejora sibuk sendiri mengartikan rasa-rasa belum tertebak bentuknya.

"Pacaran" balas Rigel.

lebih memajukan tubuhnya pada Kejora, tatapnya masih dalam tak teralihkan.

"Eng..gak" balas Kejora.

Sedikit mundur merenggangkannya dari menempelnya tubuh Rigel.

"Pacaran" lagi balas Rigel tak ingin dibantah.

Menarik tubuh Kejora yang akan mundur lagi sehingga begitu menempel dengan tubuhnya, tak pedulikan keterkejutan Kejora yang jelas didepannya.

"Enng..gakk" balas Kejora.

Tangannya mendorong tubuh Rigel menjauh, tapi kemudian tangan Kejora dipegang erat kedua tangan Rigel, dibawanya  kedua tangan Kejora kepinggang Rigel dipelukannya paksa erat disana.

Kemudian kedua tangan Rigel menangkup mesra wajah Kejora, dengan tatapan lembut nan sayunya itu yang harusnya mudah meluluhkan.

Dimajukannya wajahnya sedikit lagi, diusapnya pipi Kejora sebagai tanda gemasnya, dan itu sangat sukses membuat jantung Kejora meletup-letup gugup karnanya, meski Rigel juga mengalami yang sama persis.

dikecupnya lembut kening Kejora beberapa detik, bagai sedang memberi tau jika berpacaran dengan Rigel bukan hal yang buruk, setidaknya jika dibanding Cano sialan itu.

Ntah terbuai keadaan atau sedang tak karuan, ketika mata Kejora terpejam bagai menikmati sentuhan lembut bibir hangat Rigel dikeningnya itu.

Hingga bibir Rigel perlahan turun melalui hidungnya, karna sengaja Rigel tak menjauhkan bibirnya, terus turun seolah dengan begitu hati-hati menyusuri hidung Kejora, yang ntah mengapa tak ditolak pemiliknya.

Mungkinkah sang pemilik hidung sedang sibuk dengan debar dijantungnya, atau karna merasakan sensasi luar biasa bagai menjalari kebagian tertentunya.

Kejora (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang