2

2.2K 258 54
                                    


Rabu sore menjelang petang, dijalan yang cukup ramai meski langit sedang menumpahkan gerimisnya.

Disalah satu pertigaan jalan, saat sebuah mobil warna hitam dari arah timur membelok kekiri dengan santai tentunya.

Rigel Antares, seorang gadis 25  tahun yang cukup mapan dalam hidupnya, yang tercipta dengan wajah begitu apik menawan.

Tetap santai Rigel melajukan mobilnya meski jalanan lurus menuju rumahnya, karna memang begitulah dirinya, yang lebih suka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tapi tidak dengan sore menjelang petang ini, meski dirinya melajukan mobilnya dengan pelan, tetap saja malang tak dapat ditolak, saat sebuah sepeda motor tiba-tiba menyalipnya, yang ntah sengaja atau tidak sedikit menyrempet bagian depan mobilnya, dan membuat sepeda motor itu terjatuh.

Yang seketika juga membuat pemilik mobil itu kaget dan langsung menginjak rem, kala merasa mobilnya menyenggol sebuah motor.

Rigel yang masih didalam mobil semakin dikagetkan, saat kaca mobilnya digedor kencang oleh seorang gadis yang memintanya untuk keluar.

Rigel langsung keluar dari mobilnya, yang langsung mendapatkan tarikan dikerah bajunya oleh seorang gadis itu.

"Pokoknya gak mau tau, kamu harus tanggung jawab" tuntut gadis itu dengan raut tak santainya.

"Yang nyalip kan kamu" jawab Rigel santai.

"Tapi kamu yang nabrak" tuduh gadis itu.

"Nabrak gimana? Mobilku pelan, kamu tuh belum bisa bawa motor" jawab Rigel.

"Enak aja ngatain aku belum bisa bawa motor, kamu tuh baru bisa bawa mobil, kalau gak mau tanggung jawab aku panggilin orang-orang tadi nih biar kamu dikeroyok" ucap gadis itu gak mau kalah.

"Ngancem haa?" tanya Rigel.

"Iya" jawab gadis itu galak.

Lalu keduanya saling tatap penuh kekesalan, atau bahkan penuh rasa saling tak suka, bahkan keduanya tak menyadari jika seorang gadis yang dibonceng motor tadi, kini sedang meringgis kesakitan karna kakinya lecet akibat jatuh.

"Minggirin motornya aku mau lewat" perintah Rigel.

"Enak aja lewat, tanggung jawab dulu" tahan gadis itu.

"Gak mau" jawab Rigel tetap menolak.

"Harus! atau kulaporin polisi" lagi ancem gadis itu.

"Bodo am.." ucap Rigel terhenti.

"Kalian berisik, gak liat apa kaki aku berdarah gini" ucap seorang gadis yang masih duduk diaspal.

Memotong ucapan Rigel, gadis yang hatinya begitu kesal karna bukannya membantunya, tapi kedua orang itu malah sibuk berdebat, sedang orang-orang yang tadi sempat mau membantu tak jadi, karna gadis yang sibuk berdebat tadi bilang tak apa-apa dan menyuruh mereka pergi.

"Ya ampun Ra, aku pikir kamu gak kenapa-napa" ucap gadis yang sedari tadi minta pertanggung jawaban.

Lalu membantu temanya untuk berdiri, dengan kaki yang dirasa sakit dan perih gadis itu coba berdiri.

Rigel sedari tadi terus menatapi gadis itu, ntah apa yang ada difikirannya ntah merasa bersalah atau karna bagai tak asing.

Gadis itupun kini sudah berdiri, matanyapun kini menatap Rigel yang juga masih menatapnya.

Deg, seketika detak jantungnya merasakan itu, meski tak sepenuhnya yakin tapi rasanya tetap membuat jantungnya tak karuan.

"Woii, liatinnya biasa aja, udah jelaskan harus tanggung jawab karna temenku luka-luka tuh gara-gara kamu" ucap gadis itu.

Kejora (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang