Hye Kyo kini tengah berada di rumah sakit dengan tangannya mendekap hangat seorang bayi lelaki yang baru saja dilahirkan beberapa jam yang lalu.
Hye Kyo menatap bayi yang masih kemerah-merahan itu dengan senyum dan sesekali air matanya menetes. Ketakutan dan kekhawatiran mengumpul di dadanya saat ini, melihat adiknya yang masih menutup mata diatas ranjang rumah sakit di sisi Hye Kyo.
Sesekali Joong Ki mengelus lengan istrinya untuk menenangkan. Dan tak jarang juga Joong Ki membisikkan kata "tenanglah, semua akan baik-baik saja" pada telinga sang istri.
Bayi lelaki yang belum diberi nama itu adalah keponakan baru Hye Kyo. Beberapa jam yang lalu Hye Na berjuang melahirkan anak keduanya namun alhasil Hye Na tak sadarkan diri setelah melahirkan. Jantungnya berdetak lemah dan juga wajahnya semakin pucat.
"Imo, apakah eomma akan bangun? Eomma pasti bangun bukan?" Tanya Mi Ra dengan isak tangisnya
"Pasti Mi Ra-ya, kau tak boleh takut dan sedih, kau harus mendoakan eomma agar cepat sadar. Lihatlah adikmu sedari tadi tertidur dengan tenang dan tersenyum, kau harus bisa seperti itu" hibur Hye Kyo sembari menahan tangisnya
"Uri dongsaeng, kita harus mendoakan eomma ne" ucap Mi Ra sembari mengusap pipi adik barunya dengan lembut
"Mi Ra-ya, kajja kita pulang dulu. Kau harus istirahat" ajak Hye Sin sang halmeoni
"Sirreoyo halmeoni, aku ingin menunggu eomma sampai terbangun" tolak Mi Ra tegas sambil mengusap dan menggenggam tangan eomma nya
"Mi Ra-ya, dengarkan kata halmeoni! Kau pulanglah dan beristirahat, nanti kalau eomma bangun, appa akan menelepon halmeoni dan kau bisa datang" perintah Min Dae tegas dengan nada tinggi hingga terkesan membentak
Mi Ra hanya menundukkan kepala sembari menangis sesenggukan lalu menggandeng tangan halmeoni nya.
"Kajja halmeoni" ajak Mi Ra
"Maafkan appa Mi Ra-ya karena membentakmu tadi. Appa tak bermaksud memarahimu"
"Gwenchanayo appa" ucap Mi Ra dengan nada kesal lalu menarik sang nenek keluar dari ruang rawat Hye Na sang eomma
Saat Mi Ra dan Hye Sin masih berjalan menyusuri lorong rumah sakit, tiba-tiba sebuah tangan besar menarik halus tangan Mi Ra lalu merengkuh tubuh kecil Mi Ra dalam pelukan
"Mianhae Mi Ra-ya" ucap Min Dae dengan masih memeluk sang putri sulung
Mi Ra pun membalas pelukan appa nya dan mulai menangis lagi. Hye Sin hanya memandang ayah dan anak itu dengan haru.
"Hiks.. aku ingin menunggui eomma.. hiks.." ucap Mi Ra
"Ne, appa mengerti. Geundae kau juga harus istirahat di rumah. Kau tahu? Di rumah sakit itu banyak orang sakit dan virusnya bisa menular padamu kalau kekebalan tubuhmu tidak kuat. Appa tak ingin kau sakit nantinya. Maka dari itu kau harus istirahat di rumah, arraseo?" ucap Min Dae memberi nasehat
"Ne appa" jawab Mi Ra sembari tangan kanannya mengusap ingus nya yang mengalir dari hidung dan ibu jari Min Dae pun turut mengusap air mata putrinya
Sesudah Mi Ra dan Hye Sin pulang, Min Dae kembali ke kamar rawat istrinya dan memandang ketiga orang yang masih berada di ruangan itu.
"Sini noona, biar aku yang menggendongnya" ucap Min Dae hendak mengambil anaknya dari gendongan sang kakak ipar
"Ne... Ah Min Dae-ya, noona dan Joong Ki oppa harus pergi dulu. Tolong jaga Hye Na baik-baik ya. Kabari kami kalau Hye Na sudah sadar" ucap Hye Kyo
"Ne noona"
Joong Ki merangkul Hye Kyo di sepanjang lorong rumah sakit dan mereka berjalan menuju area parkir tempat mobil mereka berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny (COMPLETED)
Fanfiction[Cerita ini dibuat pada tahun 2017 (i was 17) jadi maklumi apabila bahasa, diksi, penataan, dll nya belum bagus dan beda dengan sekarang.] Sebesar apapun masalah yang menimpa, kalau memang kita ini takdir, pasti kita akan menyatu walau dipisahkan se...