Hye Kyo sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan malam di kota New York, kota yang ditinggalinnya sekarang untuk menempuh jenjang kuliahnya.
Ia teringat 1 tahun yang lalu saat dirinya menangis di pemakaman appa nya. Ia kehilangan appa nya yang meninggal pada sebuah kecelakaan tunggal saat sang appa mencoba menyelamatkan seorang nenek yang hampir tertabrak, namun alhasil justru Song Jin Ho yang tak dapat menolong dirinya sendiri hingga ia tertabrak dan meninggal.
Hye Kyo menangis merindukan appa nya yang sangat mencintainya dan adiknya. Belum lama setelah meninggalnya sang appa, adiknya yaitu Hye Na dinyatakkan hamil dari kekasihnya, dan kekasih adiknya itu tak mau tanggung jawab. Hye Kyo dan eomma nya tak tahu siapa kekasih adiknya itu karena saat pacaran mereka pun backstreet. Bahkan saat sudah dicampakkan seperti itu, Hye Na tetap bersikukuh untuk tidak memberitahu eomma dan eonnie nya.
Hye Kyo mengakui, adiknya itu memang lebih nakal dibanding dirinya. Pergaulan yang dimiliki adiknya jauh lebih bebas walau mereka sama-sama berada di Korea.
Belum selesai sampai disitu, beberapa bulan kemudian eomma nya jatuh sakit. Hye Kyo harus membantu eomma nya menghasilkan uang untuk pengobatan sang eomma. Beruntung novel yang Hye Kyo ciptakan sedang laris di pasaran, sehingga ia tak terlalu khawatir.
Keluarga Kyo memanglah kaya, rumah dan mobil mewah tak diragukan lagi. Namun setelah Jin Ho meninggal, keuangan keluarga sangatlah menurun, bahkan sekarang untuk makan setiap harinya mereka perlu berhemat, tidak lagi makan makanan mewah atau ditempat mewah."appa, eotteoke? Eomma sakit sekarang, biaya kuliah disini juga tak sedikit, ditambah Hye Na sekarang hamil dan namja chingu nya tak mau bertanggung jawab" keluh Hye Kyo sambil menangis berharap appanya akan mendengar dari atas sana.
Ia kembali teringat dengan kata eomma nya yang terbaring lemah di ranjang, sebelum ia pergi ke New York.
flashback
"anakku, kau belajarlah yang rajin di New York. Tak usah khawatirkan aku, ada adikmu yang bisa menjagaku" kata Hye Sin mengelus kepala putri sulungnya
"eomma, saranghaeyo eomma, kamsahamnida" ucap Hye Kyo memeluk eomma nya erat
"eonnie, mianhaeyo... Aku sudah membuatmu malu" kata Hye Na memeluk eonnie tercintanya
"ne, gwenchana... Ku hanya perlu menjaga bayi di kandunganmu, sebentar lagi kau akan jadi eomma. Kutitipkan eomma padamu ne" Hye Na mengangguk mendengar nasehat eonnie nya.
Flashback end
Hye Kyo pun memutuskan untuk mendatangi sebuah kafe. Hye Kyo pun duduk di salah satu bangku yang kosong dan mulai memesan.
"a cup of moccachino and a plate of bicuits, please" ucap Hye Kyo memesan
"ok, wait for your order" ucap pelayan kepada Hye Kyo
Hye Kyo pun mengedarkan pandangannya dan matanya berhenti pada sosok yang tak asing baginya. Ia kenal orang itu
"oppa" panggil Hye Kyo
"oh, Hye Kyo... Lama tak berjumpa"
"kau benar Song Joong Ki oppa kakak kelasku kan?" ucap Kyo masih tak percaya melihat kakak kelasnya yang setahun lalu dikabarkan kuliah di New York setelah lulus
Hye Kyo memang dekat dengan Joong Ki semenjak Kyo memasuki jenjang senior high school dulu, Joong Ki pernah sekali mengajari Kyo matematika di perpustakaan saat mereka tak sengaja bertemu. Dan itulah awal pertemuan mereka. Dan mereka menjadi dekat semenjak itu.
"jinjjaeyo? ahhhh... Bogosipeoyo oppa" ucap Hye Kyo bersemangat dan memeluk sahabatnya itu
"ne, araseyo... Nado bogosipo, Kyo" ucap Joong Ki membalas pelukan Kyo
Dan mereka pun satu meja dan menikmati hidangan mereka bersama. Keduanya nampak asik mengobrol dan bercerita hingga waktu bertambah larut.
"Kyo, kau tinggal dimana selama berkuliah disini?" tanya Joong Ki menyeruput kopinya
"molla, aku saja baru keluar dari bandara dan langsung kesini. Mungkin menyewa hotel atau apartment" ucap Hye Kyo
"daripada kau menghabiskan uang untuk tinggal, kenapa kau tak tinggal di apartmentku saja? Kebetulan kita satu kampus bukan? Jadi kita juga bisa berkangkat bersama." ucap Joong Ki menawari
"jinjjaeyo? aku mau, gomawo oppa" ucap Kyo kembali bersemangat
......
"ini apartmentku, kau bisa pakai kamar itu" tunjuk Joong Ki kearah ruangan yang berada di dekat dapur
"Wahh... Apartmentmu indah oppa, gomawoyo" ucap Kyo menundukkan kepala
"ne cheonma, istirahatlah... Besok kita ke kampus" kyo pun menarik kopernya masuk ke kamar yang ditunjuk Joong Ki tadi.
Sesampainya di kamar, Kyo mengeluarkan diary biru bergambar awan kesayangannya. Ia mulai menulis dengan pena bertinta biru terang pemberian sahabatnya di Korea
Dear diary,
Akhirnya aku sampai di kota New York ini. Kotanya sangat indah dan bersih. Banyak lampu-lampu jalan berwarna warni yang menari-nari didepan mataku, aku senang bisa tiba ditempat ini. Aku berharap suatu saat nanti bisa membawa uri eomma dan yeodongsaeng kesini. Dan jangan lupakan calon keponakan kecilku... aku juga akan mengajakmu calon keponakanku, nan saranghae walau seburuk apapun nasibmu chagiya
Bogosipeoyo eomma, Hye Na saeng dan keponakanku :*
-Song Hye Kyo-
Tanpa Kyo sadari air matanya mulai menetes saat menulis diary. Ia pun menutup diarynya dan memasukkannya kedalam. Lalu ia mengusap air matanya yang tertumpah mengingat keluarganya di Korea. Iapun menaiki ranjang lalu terlelap dalam damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny (COMPLETED)
Fanfiction[Cerita ini dibuat pada tahun 2017 (i was 17) jadi maklumi apabila bahasa, diksi, penataan, dll nya belum bagus dan beda dengan sekarang.] Sebesar apapun masalah yang menimpa, kalau memang kita ini takdir, pasti kita akan menyatu walau dipisahkan se...