Setelah meminta pendapat dari kedua sohibnya Panji segera pulang ke rumah.Dalam perjalanan ia mampir dulu di mushola untuk menunaikan solat Ashar.
Panji khawatir dirinya pergi meninggalkan Dinda dalam keadaan yang tidak baik seperti itu.
Tampak keadaan rumah sangat sepi,Dinda pasti berada dikamarnya.Saat Panji kedapur untuk sekedar minum,terlihat makanan sudah tersaji di meja makan.
Ternyata walau dengan keadaan begitu Dinda tidak lupa melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
Panji pun makan dengan lahap dan diam.Setelah makan Ia segera membereskan piring makannya dan mencucinya.
Panji segera naik ke kamar dengan membawa segelas susu.Dinda mungkin lupa meminum susunya dengan keadaan begitu.
" Sayang...." Panggil Panji pelan sambil menepuk pipi istrinya.
" Sayang... kamu masih marah ya..ini minum dulu susunya.." Bisik Panji.
" Mas akan buktikan kalau mas nggak seperti yang kamu pikirkan Dinda...." Panji berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dinda POV
" Sayang kamu masih marah ya...ini minum dulu susunya.." Bisik mas Panji di telingaku.
" Sebenarnya aku nggak marah mas.. hanya saja Dinda kecewa sama mas Panji.." Batinku masih memejamkan mata.
Aku nggak tau kemana perginya Suamiku seharian ini.Apa dia pergi menemui Sonya??Entahlah mengucap nama wanita itu saja membuatku teringat dengan kejadian tadi pagi.
Bunyi gemericik air??? Apa mas Panji lagi mandi???
Aku segera meminum susu hamil buatan mas Panji yang ia letakan diatas nakas.
Aku nggak boleh bersikap seperti ini.Diperutku ada sebuah kehidupan yang harus aku jaga.
Setelah meminum susunya, Aku segera menyiapkan pakaian untuk mas Panji.
Aku nggak mau menjadi istri yang durhaka kepada suaminya.Tepat setelah aku menaruh pakaiannya,Pintu kamar mandi terbuka menampilkan tubuh mas Panji yang hanya dibalut lilitan handuk.
Mas Panji menghampiriku dan memelukku dari belakang." Sayang...." Ucapnya lembut sambil mebenamkan kepalanya di bahuku.Aku hanya terdiam tak merespon perkataannya.
" Kamu sudah minum susunya ya???" Tanyanya dan aku hanya mengangguk.
" Segitu marahnya ya, kamu sampai malas bicara sama mas.." Ucapnya melepas pelukannya dan memakai pakaiannya dan bergegas solat magrib.
Hatiku teriris mendengar ucapannya tetapi mau bagaimana lagi aku masih kecewa.
Aku segera mengambil wudhu dan bergegas solat bersama suamiku.
" Dinda..." Panggil Mas Panji pelan menahan tanganku untuk berdiri.kami sudah selesai solat magrib.
Aku hanya duduk diam menatapnya kosong.Dari tatapannya aku bisa lihat bahwa ia tidak berbohong.
" Mas mau tanya sama kamu..kamu lebih percaya ucapan mas atau wanita itu.." Tanyanya dengan tatapan sendu.Aku pun memalingkan wajahku agar tidak menatap matanya.
" Lihat mata mas dinda dan jawab pertanyaan mas.." Ucapnya lembut.
" Dinda.."
" Um-mm mas udah makan???" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
" Udah kok.. jangan alihkan pembicaraannya Dinda.."
"Um-mm Dinda nggak tau mas.." Ucapku beranjak pergi tapi tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Paradise
Romance"Aku tak menyangka ternyata wanita yang aku nikahi adalah seseorang yang akan merubah arah hidupku yang kelam menjadi berwarna." _ Arham Panji Alkatiri_ " Tak peduli dengan sifat,sikap, dan kepribadiannya kepadaku.Aku akan selalu menjadi istri yang...