09

3.6K 221 8
                                    

아영하서요❤

Mari budayakan vote dan comment. Klik ikon bintang (🌟) di gadget kalian. Gampang kok 😊

And chapter yang lalu author buat untuk ultah Donghyuk. Kali ini chapternya author bikin buat Jung Chanwoo--walaupun telat eheheh

HAPPY (LATE) BIRTHDAY URI MAKNAE JUNG CHANWOO YA~🎂🎂🎉🎉🎉

HAPPY (LATE) BIRTHDAY URI MAKNAE JUNG CHANWOO YA~🎂🎂🎉🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy reading...

***

Bea dan Darrel duduk di bangku taman rumah dengan keheningan menyelimuti mereka dengan waktu yang cukup lama sebelum Bea membuka suara.

"Kenapa lo gak masuk tadi?" tanya Bea dan tak mendapat jawaban apa-apa dari Darrel.

"Darrel," panggil Bea membuat Darrel kembali menoleh ke arahnya.

"Apa?" ketus Darrel dengan wajah datar seperti biasanya.

"Kenapa gak masuk?" Bea mengucap kembali pertanyaannya dengan sabar, walau rasanya ia ingin menyobek muka tampan Darrel.

Wait! Tampan? Gigi gajah saja lebih tampan daripada muka Darrel.

"Gue masuk sama gak masuk apa bedanya?" Darrel balik bertanya, Bea diam.

"Lo udah kelas duabelas Darrel, bentar lagi UN. Kalo lo gak lulus gimana?" Bea menatap wajah Darrel yang sedang memandang tajam lampu taman dari samping.

"Kalo gue gak lulus, ya tinggal ngulang sekolahnya. Apa susahnya," balas Darrel kelewat santai. Seakan dia sedang membalikan telapak tangannya sendiri.

"Lo salah kalo prinsip lo begitu Darrel."

"Lebih salah lagi kalo lo ngurusin hidup orang," ketus Darrel kemudian beranjak berdiri sebelum akhirnya Bea mencekal pergelangannya lagi.

"Darrel, please temenin gue," ucap Bea memelas.

Darrel membuang napas kasar dan kembali duduk di samping Bea dengan wajah yang bosan. Darrel punya kerjaan lain, selain menunggu Bea di sini dengan jelas. Ia lebih baik menemani mama nya dan bercerita banyak hal.

"Darrel," panggil Bea yang mau tak mau membuat Darrel menolehkan kepalanya sekilas.

"Kenapa hidup itu berat?" tanya Bea, Darrel mengernyitkan dahinya bingung.

"Kalo gak berat bukan hidup," jawab Darrel asal.

"Tapi kan, banyak yang gak suka berat," bantah Bea tak setuju dengan jawaban Darrel.

"Kalo gitu mati aja sana. Biar ringan," jawab Darrel dan mendapati jitakan mulus di kepala belakangnya.

"Sakit bego," umpat Darrel sambil mengelus kepala belakangnya yang sakit.

My Cold BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang