13

3.2K 172 8
                                    

"Tidak," tolak Darrel cepat saat Lucas menyuruhnya untuk menyalam tangan wanita yang kini tengah ia pangku.

Apalagi ini. Kali ini papanya membawa pulang wanita yang berbeda. Apa dia sudah benar benar bosan dengan mamanya, sehingga terus bergonta-ganti pasangan? Darrel akui, wanita itu memiliki postur tubuh yang bisa dikatakan 'goals.' Tubuhnya yang tinggi semampai, dibalut dengan dress berwarna merah darah yang terlihat menekan badannya, sehingga sangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Bahkan, bagian yang harusnya ia tutupi.

"Mana sopan santunmu. Papa tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi anak yang tidak sopan," gertak Lucas tak membuat Darrel takut sama sekali.

Tekankan itu.

Darrel. Tidak. Takut.

Lelaki yang masih memakai baju seragamnya kini menunjukan senyum miringnya.

"Memangnya anda pernah mengajarkan apa pada saya?"

Kesabaran Lucas sedang benar-benar diuji. Rasanya ingin sekali memberikan tinjuan telak pada wajah anaknya yang sombong itu. Tapi percuma, ia tidak mau mengotori tangannya hanya karena meninju Darrel.

"Anak tidak tahu diuntung! Tunjukan sopan santunmu! Salim tangannya! Berikan rasa hormatmu pada calon mamamu ini!"

Wanita yang masih berada dipangkuan Lucas itu mengelus rahang Lucas yang mengeras sambil berusaha menyembunyikan senyum liciknya. Sayang sekali, Darrel dapat melihat itu. Ia sudah bisa menebaknya dari awal.

Dan apa katanya tadi? Calon mama? Lucas akan menikahi jalang itu? Menjijikan. Oh, ingatkan Darrel untuk tidak mengubur dua makhluk menjijikan di depannya sekarang.

"Bahkan dalam mimpi anda saja, saya tidak akan pernah menerima wanita jalang itu sebagai mama saya," ucap Darrel datar, jangan lupakan tatapan matanya yang seakan-akan dapat mengeluarkan laser-seperti Superman.

"Mau tidak mau, saya akan menggantikan posisi mayat hidup itu Darrel," Rossela, wanita yang sedari tadi duduk dipangkuan Lucas mulai angkat bicara, rahang Darrel mengeras.

"Cih, memang anda siapa sampai bisa menggantikan posisi mama saya?" tanya Darrel, ingin rasanya ia memakan kedua orang tersebut.

"Saya? Tentu saja, calon ibu tirimu, calon istri dari Lucas," jawab Rossela sambil memainkan rambutnya yang berwarna coklat terang.

"Ayolah Darrel, mayat hidup itu tidak bertahan lama. Lambat laun ia tidak akan bertahan. Sudah saatnya Lucas mencari peganti. Kalau nanti seandainya mayat hidup itu selamat juga, memang ia bisa apa nanti? Paling hanya merepotkan Lucas dan dirimu."

Darrel dengan kasar menarik lengan Rossela dan mendorong wanita itu ke arah meja TV. Rossela meringis kesakitan saat melihat sikutnya lecet dan memerah.

PLAK

Disaat yang bersamaan sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Darrel dari Lucas. Lelaki itu memegang bekas tamparan itu sambil melihat ke arah Lucas yang kini sedang membantu Rossela untuk berdiri.

"Kamu ngajarin anak kamu begitu?" tanya Rossela dengan isak tangis, yang menurut Darrel menjijikan. Sementara itu, Lucas terlihat kesulitan menengangkan Rossela yang menangis.

"Aku gak mau sama kamu. Belum nikah aja aku udah didorong dengan kasar, gimana nanti," adu Rossela kesal, tapi malah menegratkan pelukannya pada Lucas, Lucas menatap Darrel tajam.

"DARREL! APA ITU YANG MAYAT HIDUP AJARKAN KEPADA KAMU?! MENARIK KEMUDIAN MENDORONG ORANG YANG LEBIH TUA?!"

Darrel terkejut bukan main saat Lucas membentak dirinya. Lucas lebih memilih wanita itu ketimbang dirinya? Anak dagingnya sendiri? Sebenci apapun Darrel pada Lucas, ia tak mengira bahwa papanya begitu tak suka pada dirinya. Ayolah, haruskah dirinya menyebut Lucas sebagai papa?

My Cold BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang