Sebulan berlalu tanpa terasa. Tak ada yang spesial. Hanya hari-hari membosankan yang Taeyong lalui. Makhluk di dalam perutnya mulai bergerak-gerak kecil, membuat Taeyong mempunyai hobi baru. Berbicara sendiri dengan perutnya.
"Aegi-ya... Eomma bosan. Bagaimana kalau kita mencuci saja?"
Taeyong memang aneh. Ia mencuci untuk menghilangkan kebosanan. Tak memiliki pakaian kotor untuk dicuci, ia nekat menurunkan hordeng di kamarnya untuk dicuci, juga seprai kasur dan selimut. Apapun.
Taeyong menggeret bak cuci besar dan cuciannya ke halaman samping rumah. Ibu Jung sedang keluar rumah sebentar jadi tak tahu apa yang tengah ia lakukan sekarang.
"Bagaimana aegi? Menyenangkan kan? Bermain-main air seperti ini?" Taeyong menginjak-injak cuciannya di dalam bak. Tangan kanannya menahan perut bawahnya yang semakin besar saja.
Ini adalah cara mencucinya. Memenuhi bak dengan air dan cucian, lalu ia masukkan sabun cuci banyak-banyak. Selain main air, ia juga bermain busa sabun. Taeyong terkekeh kegirangan. Benar-benar seperti anak kecil.
.
.
."Aneh-aneh saja kau ini..."
"Hehe... Maaf eomma."
"Hehe-hehe saja. Untung jatuhnya di rumput. Kalau di tempat yang keras bagaimana? Kalau bayimu kenapa-kenapa bagaimana?"
"Maaf, eomma. Lain kali aku akan hati-hati."
Ibu Jung sedang mengurut ringan kaki Taeyong. Tadi Taeyong jatuh terpeleset di kebun setelah selesai mencuci. Tadinya ia biarkan saja kakinya yang terasa nyeri. Tahu-tahu sudah membengkak dan akhirnya ketahuan oleh ibu Jung.
"Kau ini omongnya saja akan hati-hati. Tapi selalu nekat. Apa yang dinasehatkan kepadamu, kau selalu lakukan sebaliknya." Ibu Jung menyentil dahi Taeyong gemas.
"Aku sudah berusaha hati-hati eomma. Memang akunya saja yang sial. Akh! Sakit eomma~"
"Biar saja. Biar kau tau rasa dan mau mendengarkan eomma."
"Aku pulang..." Itu suara Jaehyun. Ia pulang lebih awal. Tapi raut wajahnya tampak lelah.
"Oh, Jaehyun. Bisa ke sini sebentar? Kau kan jago mengurut. Lihat, Taeyong keseleo sampai kakinya bengkak begini. Bisa kau mengurutnya?" Ibu Jung berusaha membuat Jaehyun menggantikannya menemani Taeyong, tapi Jaehyun membalas dingin.
"Maaf eomma. Aku lelah. Kupanggilkan tukang urut saja ya?" Tanpa menunggu balasan ibu Jung, Jaehyun pun berlalu dari sana.
Ibu Jung bertatapan dengan Taeyong. "Kenapa dengan anak itu?"
"Jaehyun sedang lelah eomma. Biarkan dia istirahat. Sudah eomma. Tak usah diurut lagi. Nanti juga baikan."
Ibu Jung menatap iba pada Taeyong.
.
.
."Jaehyun-ah bisa kau sisihkan waktumu sebentar untuk menemani Taeyong periksa bulanan? Kau belum pernah menemaninya periksa. Kata dokter akan bagus kalau-"
"Maaf eomma, aku ingin, tapi hari ini ada rapat dengan investor asing dan aku tak boleh terlambat."
"Tapi Jaehyun. Tak sampai setengah jam."
"Maaf eomma, jadwalku minggu ini padat sekali. Kalau minggu depan mungkin-"
"Tidak bisa! Taeyong harus diperiksa hari ini. Sudah buat janji dengan dokter sejak jauh-jauh hari. Kalau kau memang tak mau menemani Taeyong yasudah, jangan banyak beralasan Jaehyun!"
Taeyong merasa tak enak. Akhir-akhir ini ibu Jung banyak marah-marah. Terutama pada Jaehyun. Karena jujur saja Taeyong pun merasakan perubahan sikap Jaehyun pada ibu Jung, juga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me Too
RomanceTaeyong yang bukan siapa-siapa hadir dalam kehidupan pernikahan Jaehyun, membawa keajaiban yang diidam-idamkan. Memiliki perasaan untuk satu sama lain adalah hal yang dilarang dalam hubungan mereka. Tapi siapa yang bisa mencegah datangnya cinta kala...