Taeyong heran melihat wajah muram Mark. Ada apa dengan anak itu? Apa dampak perang dinginnya dengan Jaehyun sampai membuat Mark sesedih itu?
"Markie, mau makan es krim?" Taeyong memberikan tawaran menggiurkan, tapi disambut gelengan dari Mark.
Ya ampun, sampai es krim kesayangannya saja ditolak oleh anak ini. Taeyong memutar otak.
"Markie, mau makan apa malam ini? Eomma akan memasakkannya spesial untuk Markie."
"Aku mau makan bersama daddy..."
Taeyong merasakan sedikit kekecewaan. "Kalau begitu eomma akan antarkan kau ke rumah-"
"Tapi sama eomma juga..." Mark tiba-tiba memeluk Taeyong dan menenggelamkan wajahnya di perut Taeyong. Mereka sedang di bus pulang dari rumah sakit setelah menjenguk Mingyu.
Tangan Taeyong otomatis meraih surai hitam Mark dan mengusapnya pelan.
"Ada yang terjadi di sekolah?" Pertanyaan Taeyong sepertinya tepat sasaran karena Mark langsung mengangguk.
"Ada apa?"
"Haechanie...."
Ah, sepertinya Taeyong paham. Ia juga tahu sesuatu tentang anak itu.
"Dia akan pindah."
"Eomma tahu?"
"Ya, beberapa hari yang lalu orang tuanya bilang ke pihak daycare."
"Hng...." Mark sepertinya mulai menangis di pelukan Taeyong.
"Hei, dia hanya pindah. Kalian masih bisa berhubungan. Zaman sekarang kan teknologi sudah canggih." Taeyong mengerti keresahan Mark. Anak itu baru saja berteman akrab dengan Haechan, tapi sudah harus berpisah.
"Aku kangen Haechan."
Taeyong bisa merasakan bajunya sudah basah karena air mata Mark.
"Hei, bagaimana kalau kita membeli hadiah?"
"Hadiah?"
"Iya, hadiah! Hadiah umm... perpisahan. Jadi kalau Haechan lihat itu dia akan selalu teringat padamu."
"Beli di mana?"
"Eomma tahu tempat yang menjual barang-barang bagus dan lucu. Kau mau ke sana?"
Mark mengangguk antusias.
"Okeee! Kita pergi sekarang! Let's go!"
.
.
."Taeyong-ah, aku minta maaf. Aku benar-benar bodoh kemarin- ah tidak, tidak."
"Taeyong-ah, aku menyesal sudah berkata begitu, aku mabuk dan- ah! Bagaimana mengatakannya ya? Itu terdengar seperti alasan saja!"
"Baiklah, coba sekali lagi. Taeyong-ah, aku-"
"Sajangnim?"
Jaehyun yang sedang mencoba berbagai metode untuk meminta maaf membeku di tempatnya. Ada seseorang yang menyapanya.
"Ah, Minhee-ssi." Jaehyun menggaruk tengkuknya salah tingkah.
Pandangan Minhee jatuh pada buket bunga besar yang dipegang Jaehyun. Minhee menatap Jaehyun aneh karena ia sudah memperhatikan tingkah mantan bosnya itu sejak dari jauh. Ia memberikan senyum canggung.
"Sedang apa di sini, sajangnim?"
"Aku menunggu Taeyong."
"Oooh, mau menunggu di dalam?" Tawar Minhee sambil menunjuk apartemennya. "Tapi, setelah ini aku harus ke rumah sakit. Kau bisa menunggu di dalam saja, Taeyong-oppa sepertinya akan sampai tak lama lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me Too
RomanceTaeyong yang bukan siapa-siapa hadir dalam kehidupan pernikahan Jaehyun, membawa keajaiban yang diidam-idamkan. Memiliki perasaan untuk satu sama lain adalah hal yang dilarang dalam hubungan mereka. Tapi siapa yang bisa mencegah datangnya cinta kala...