"Dad... Tanganku sakit..."
"O-oh... Maaf Markie. Daddy tidak sengaja." Jaehyun segera melepaskan remasan tangannya pada Mark. Karena emosi sesaatnya ia bisa melukai anaknya sendiri.
"Dad, apa yang dilakukan Taeyong-hyung dengan paman jahat itu?"
"Paman jahat?" Jaehyun mengernyit mendengar pertanyaan Mark.
"Iya, paman jahat yang waktu itu membawa Taeyong-hyung dari rumah sakit. Kenapa wajah mereka menempel begitu?"
Jaehyun baru tersadar kalau yang dimaksud adalah Mingyu dan Taeyong yang sedang berciuman. "Ya Tuhan! Mark, kau tak boleh melihatnya." Ia langsung menutup mata Mark dengan tangannya dan membawa Mark sedikit menjauh dari lokasi Mingyu dan Taeyong. Ia tak ingin mata polos anaknya ternodai pemandangan tak menyenangkan itu. Sambil dalam hati menggerutu kesal karena mereka berciuman tanpa tahu tempat.
"Aku pernah lihat daddy menempelkan bibir ke mommy, apa itu artinya mereka juga seperti daddy dan mommy?" Mark mulai melakukan serangan rasa penasarannya.
"No, mereka berbeda dengan daddy dan mommy."
"Ah, mommy juga pernah menempelkan bibirnya dengan bibirku, tapi cuma sebentar, tidak lama seperti mereka. Apa mereka seperti mommy dan aku juga?"
"No."
"Lalu yang dilakukan paman jahat dengan Taeyong-hyung itu seperti siapa? Apa aku boleh melakukannya dengan Taeyong-hyung juga?"
"No, hanya daddy yang boleh." Jaehyun keceplosan mengungkapkan keinginan hatinya.
"Ng? Kenapa hanya daddy yang boleh?"
"Markie, daddy pusing menjawab semua pertanyaanmu. Kita pulang sekarang saja ya?"
"Tapi, Taeyong-hyung..."
"Kau tunggu di sini. Daddy akan bilang padanya kalau kita akan pulang."
"Aku ikut."
"No, Markie. Tetap di sini kalau tidak mau daddy tinggal."
"Hnggg...."
Tanpa memedulikan Mark yang mengeluh, Jaehyun menghampiri lokasi dua orang yang berciuman tadi. Ia harap mereka telah menyelesaikan "kegiatan" mereka sehingga ia bisa menahan kepalan tangannya agar tak melayang pada wajah seseorang. Lagipula tangannya masih sakit karena meninju kaca kemarin.
Mingyu dan Taeyong hanya berdiri dalam diam. Sepertinya sibuk dengan pikiran masing-masing. Jaehyun bisa melihat, Taeyong yang menunduk dengan wajah memerah, terlihat semakin cantik saja. Tapi ia tak suka karena wajah itu memerah bukan karena dirinya, melainkan karena orang lain.
"Taeyong..." Jaehyun memecah keheningan di antara mereka. Taeyong mengangkat wajahnya dan menatap Jaehyun dengan ekspresi bersalah. "Aku dan Mark mau pulang. Kurasa tak apa kalau kau kami tinggal?" Jaehyun mengalihkan pandangannya dari Taeyong ke Mingyu.
Taeyong mengangguk. "Ya, aku akan pulang bersama Mingyu."
"Hari ini cukup, tapi kuharap kita bisa bertemu lagi di lain hari. Kau harus tetap mengingat, masih ada satu ikatan di antara kita."
Meskipun hanya diam saat Jaehyun mengatakan itu, dalam hati Taeyong mengiyakan. Masih ada satu ikatan kecil di antara mereka. Mark, anak mereka. Mungkin mereka sudah menjadi mantan suami-istri. Tapi tak ada yang namanya mantan anak. Taeyong merasa bodoh karena sudah berusaha menghapus ikatan itu.
.
.
."Minhee~ Boleh aku pinjam alat make up mu?"
"Huh? Make up? Buat apa? Mau kencan dengan seseorang ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me Too
RomansaTaeyong yang bukan siapa-siapa hadir dalam kehidupan pernikahan Jaehyun, membawa keajaiban yang diidam-idamkan. Memiliki perasaan untuk satu sama lain adalah hal yang dilarang dalam hubungan mereka. Tapi siapa yang bisa mencegah datangnya cinta kala...