Sepucuk Surat

30.5K 3.5K 538
                                    

Chaeyeon mengajak Mingyu duduk di meja terpisah. Kebetulan sekali, saat Chaeyeon sedang ingin bicara dengan laki-laki ini, orangnya datang.

"Apa maksudmu mengirim foto seperti itu pada Jaehyun? Ingin merusak hubungan kami ya?"

"Aku hanya membantumu, Chaeyeon-ah... Bukannya kau menderita hidup dengan suami yang tak lagi setia?" Mingyu melirik ke arah Taeyong yang kini duduk berhadapan dengan Minhee.

"Tapi tidak seperti itu caranya! Bagaimana pun aku tak ingin berpisah dengan Jaehyun!"

"Kalau begitu... Mau kubantu singkirkan dia?" Mingyu kini tak lagi melirik, melainkan menatap Taeyong dengan intens.

"Kau gila! Jangan lakukan apapun pada Taeyong! Anak kami ada padanya!"

"Kalau begitu kau inginnya bagaimana? Sebagai teman aku hanya ingin membantu. Mudah saja..." Mingyu menyeringai.

"Jangan ganggu kami! Biar kuselesaikan sendiri urusanku. Aku akan pastikan sendiri Jaehyun menceraikannya saat waktunya tiba."

"Kau yakin bukannya malah kau yang diceraikan oleh Jaehyun nantinya?"

"...."
.
.
.

Minhee mengambil kesempatan untuk duduk di satu meja yang sama dengan Taeyong saat Chaeyeon mengajak Mingyu ke tempat terpisah. Taeyong menunjukkan geliat tak nyaman. Wanita ini selalu memberi kesan tak baik padanya. Apalagi kini ia datang bersama orang bernama Kim Mingyu yang sudah berniat tak baik pada Jaehyun dan Chaeyeon.

"Jadi... Sejak awal kau berbohong padaku? Pintar juga. Sepupu Jung sajangnim? Kenapa disembunyikan? Malu ya jadi istri kedua?"

Baru awal saja, perkataan Minhee sudah tak enak.

"Maaf, tapi itu bukan urusanmu, Minhee-ssi."

"Benar. Tapi jadi urusanku karena oppaku sangat tergila-gila pada wanita di sana." Minhee melihat ke arah Chaeyeon. "Ia bahkan rela melakukan apapun demi mendapatkan wanita itu. Bodoh sekali..."

"Katakan pada kakakmu untuk menyerah saja. Chaeyeon sudah punya suami yang sangat dicintainya. Jangan mengganggu rumah tangga orang lain."

"Hhh-hahahaha.... Hahahaha.... Berkacalah sebelum mengatakan itu pada orang lain. Hahahaha...."

Taeyong terdiam. Kata Minhee ada benarnya. Tapi ia kan tidak mengganggu rumah tangga Jaehyun dan Chaeyeon secara tidak terhormat! Taeyong membela diri dalam hati.

"Lagipula apa bagusnya jalang itu? Sudah tak bisa punya anak. Wanita gagal. Cuma modal wajah cantik. Itu juga kalau asli-AKKH! Apa yang kau lakukan?!"

Tangan Taeyong bergerak dengan sendirinya mendengar kalimat hinaan itu. Ia menarik rambut Minhee dengan cukup kuat.

"Lepaskan! Lepaskan bodoh! Akh, rambutku!" Minhee melakukan segala cara agar genggaman Taeyong pada rambutnya terlepas. Termasuk melayangkan tamparan cukup keras ke wajah Taeyong.

PLAK

"Kubilang lepas!"

PRAANG

Seluruh mata di cafe itu tertuju pada sumber keributan. Gelas minuman Taeyong jatuh tersenggol olehnya saat ditampar Minhee. Suara pecahannya mengundang perhatian orang-orang.

Chaeyeon dan Mingyu ikut menoleh. Bisa mereka lihat sumber keributan itu adalah meja Taeyong dan Minhee. Biasanya Chaeyeon akan berlari panik ke arah Taeyong. Tapi kali ini ada perasaan aneh yang menahannya. Ia... tak ingin menolong Taeyong.

Seorang pelayan mendekati meja Taeyong dan Minhee. Pelayan itu bertanya apa yang terjadi dan bisa Chaeyeon liat Taeyong membungkuk-bungkuk sambil memegangi pipinya. Sepertinya Taeyong sedang minta maaf.

Look at Me TooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang