Menuju Perang

30.8K 3.4K 892
                                    

Taeyong terkejut tentu saja, dengan lamaran tiba-tiba dari Mingyu. Hatinya berdesir, tapi ia merasa ini bukan hal yang benar. Dicintai oleh Mingyu bukanlah hal yang diharapkannya.

"Mingyu, maaf..."

....

Jaehyun ingin. Jaehyun berharap. Jaehyun bersedia. Melakukan apa yang dipinta oleh ibu Jung. Tapi itu bukanlah hal yang mudah. Masa lalu yang menghalangi mereka untuk bersatu di masa kini.

"Eomma, maaf..."

....

"Aku tidak bisa."
.
.
.

"Dad, kau bisa pergi sekarang."

"Sebentar Markie, daddy akan pergi kalau dia datang."

Jaehyun tersenyum seperti orang bodoh dan Mark heran karena daddynya tiba-tiba bertingkah aneh. Biasanya mereka akan langsung berpisah setelah Mark sampai di daycare, tapi kali Jaehyun malah berpose sok keren di depan mobilnya.

Belum lagi ia selalu menata rambutnya yang sebenarnya sudah tertata rapi. Seumur-umur Mark belum pernah melihat daddynya seperti itu. Sayang Mark belum mengerti istilah puber kedua. Karena itulah yang sedang dialami Jaehyun sekarang.

"Selamat pagi~"

Suara halus bak malaikat itu menyapa pendengaran Mark dan Jaehyun. Keduanya sontak menoleh karena itu adalah salah satu suara favorit mereka.

"Yong Bear-hyung!"

Taeyong membalas seruan Mark dengan senyum manis.

"Sebut namanya dengan benar Markie." tegur Jaehyun.

"Yong Bear-hyung tak masalah dad..."

Jaehyun memberikan pelototannya dan Mark akhirnya mau memanggil Taeyong dengan nama aslinya. Taeyong tertawa melihat wajah tidak ikhlas Mark.

"Ayo Mark, kita masuk." Taeyong mengulurkan tangannya yang disambut oleh Mark dengan antusias.

"Dah, dad~ Cepat berangkat kerja sana!" Usir Mark dengan tak berperasaan.

Jaehyun tersenyum kecut. Padahal ia belum sempat bicara satu kata pun pada Taeyong. Anaknya benar-benar tidak membantu.

.
.
.

Taeyong mengelus dadanya. Untuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila sejak ia melihat Jaehyun dari ujung jalan. Kenapa Jaehyun ada di sana?

Biasanya juga ia langsung pergi setelah menurunkan Mark. Firasat Taeyong mengatakan mereka akan lebih sering bertemu setelah ini. Entah ini akan berdampak baik atau buruk baginya.

.
.
.

"Taeyong hyung, lihat gambarku!" Mark memamerkan gambarnya dengan bangga.

Taeyong mengambil kertas gambar itu dengan senyum di wajahnya, tapi senyum itu berubah menjadi tawa tertahan saat ia melihat apa yang ada di atasnya. Ia tak mau tertawa karena takut menyinggung Mark.

"Apa kau menggambar dirimu sendiri?" tanya Taeyong memastikan.

"Ya, dan itu daddy, itu mommy, dan grandma." Mark menunjuk satu per satu sosok yang tergambar di sana.

Taeyong maklum karena Mark adalah anak-anak, tapi gambarnya bahkan lebih aneh dari pada gambar anak 4 tahun. Dari pada menyebutnya jelek, Taeyong lebih suka menyebutnya aneh dan cute.

"Mau hyung ajari menggambar?"

"Mau! Ayo gambar wajah hyung kali ini!"

....

Look at Me TooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang