"Halo..."
Suara itu membuat Andrico mati kutu setelah membuka kamar mandi dan melihat ke arah sumber suara dengan cermat.
"Mati gue..." ucap Andrico dan langsung melotot saat melihat tersenyum penuh kemenangan.
"Papa kamu ada engga Laura?" Suara seseorang terdengar horor bagi Andrico. Tapi tidak dengan Laura yang terlihat sangat senang.
"Ada. Ini baru abis mandi Tante. Emm kira-kira kalau Tante bisa dandan dalam waktu lima menit. Mungkin bakalan ketemu Papa tepat di depan rumah." Ucap Laura sambil terkekeh kecil.
Andrico meluruh ke lantai. Tak lupa dengan handuk yang ia pegang depan-belakang agar tidak meluruh tiba-tiba.
"Laura..." lirihnya tak berdaya. Dan Laura memperlihatkan wajah polosnya.
"Ah aku kira Nenek tadi Pa, ternyata Tante Mamia. Aduh jadi merasa menang... eh bersalah." Laura segera meninggalkan ayahnya dengan tatapan yang di buat-buat.
"Gagal Papa nyekolahin kamu kayanya Ra." Ucap Andrico frustasi sekali.
"MASA GA BISA BEDAIN YANG MANA MAMI, YANG MANA MAMIA SIH?!" Teriak Andrico keras. Sedangkan Laura melenggang anggun menuju dapur rumah mereka.
"Makanya Papa, kalau manggil nenek jangan Mami. Mirip kan jadinya sama Tante Mamia. Orang cuma beda A doang." Ketus Laura dan mengambil sekotak yogurt untuk dimakannya.
"Tiga menit sebelum bel di pencet sama si Tante Mami. Selamat bersenang-senang Papa.." Laura memeletkan lidahnya dan meninggalkan Ayahnya sendiri di ruang keluarga mereka.
"AWAS YA LAURA. PAPA GAK TERIMA." Teriak Andrico lagi.
Sepertinya dia menyesal mengerjai Putrinya pagi ini. Dia berjanji untuk terus mengerjainya di siang hari. Tidak di pagi hari.
Dan membalaskan dendamnya yang sudah berada di ujung tanduk kehidupannya.
'Tring'
"YUHU MAS ANDRICO... MIA DI SINI." Teriakan dari luar terdengar seperti pengumuman kematian bagi Andrico.
Padahal dia belum memakai bajunya dengan benar. Bahkan hanya dalaman saja yang di pakainya.
Kefrustasian pun mulai menyapanya. Ingin sekali menyudahi semuanya namun tak bisa. Terkadang ingin sekali ia merusak mukanya, yang terlahir tampan ini.
Namun tak bisa karena, dia terlalu mensyukuri apa saja yang Tuhan berikan padanya. Sekalipun gangguan-gangguan duniawi yang dia rasakan saat ini.
"BENTAR MIA, SAYA MAKAI BAJU DULU." Teriak Andrico blak-blakan dari dalam rumah.
Laura yang melihat Mia tengah menunggu dengan wajahnya yang sedang menerawang apa saja yang Andrico lakukan di dalam rumah. Menjadi hiburan tersendiri di hari kesialannya.
"Ya ampun. Gue baru tau, tante-tante pikirannya bisa kaya anak laki lagi pubertas. Mesum..." kikik Luara sambil memfoto Mia diam-diam.
Ingin memamerkan semuanya pada seluruh teman-temannya. Bahwa tak hanya lelaki yang berpikiran kotor. Ternyata perempuan juga bisa.
Dan Laura tak sadar, bahwa dirinya juga memiliki pemikiran yang sama. Buktinya, semua foto idolanya, berbadan kekar tanpa balutan baju yang membalut tubuh-tubuh mereka.
Bahkan Andrico saja sampai ingin membakar seisi kamarnya kalau dia bisa.
***
Siang berganti hari menjadi malam. Semua hewan-hewan mulai memasuki rumahnya masing-masing. Kecuali nokturnal yang memilih untuk mencari mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Papa
HumorBerkisah tentang seorang gadis yang selalu di kejar dengan semua perempuan yang menyukai Papanya. Memiliki keluarga yang sedikit berantakan, namun tak membuatnya menjadi kesepian. Justru semakin ramai karena perubahan yang terjadi karena Papanya. ...