8. That Woman

520 76 102
                                    

A/N:
1. Pic yang di mulmed itu visualisasinya NaBi
2. Waktu bikin judul, tiba-tiba aku teringat sama ost drama secret garden dengan judul sama. Baru baca liriknya and surprisingly cocooook banget ngegambarin NaBi di buku ini.. (Gak sengaja lho) Jadi direkomendasiin putar vid nya n aku sengaja cari lirik yang udah di translate ke bahasa, biar kalian lebih nangkep feelnya.

*****

Ilsan, 2011

Kim Namjoon, murid kelas 2A SMA Apgujeong, sedang menuntun sepedanya sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya yang melorot, berjalan pelan guna menjaga jarak aman agar tidak terlihat kalau dia sedang mengikuti seorang gadis yang berjalan beberapa meter didepannya.

Baru tiga hari sejak ia pindah kembali ke Ilsan, desa kelahirannya, namun rasanya sudah seperti dineraka. Sebagai anak dari keluarga berada, dan penampilan yang menggambarkan sosok nerd dan introvert, menjadikan Namjoon sasaran empuk untuk di-bully oleh sekelompok anak badung disekolahnya. Sampah dalam loker, lem dibangku, hingga uang jajan yang selalu dirampas sudah menjadi agenda selama tiga hari ia berada di sekolahnya.

Pikirannya melayang ke kejadian pada saat jam makan siang tadi. Untuk pertama kalinya, ia mencoba untuk melawan dan menolak untuk menyerahkan uang sakunya, menjadikan genk yang terdiri dari lima orang siswa kelas tiga itu menyeretnya ke halaman belakang sekolah dan memukulinya habis-habisan.

"Apa yang kalian lakukan anak-anak nakal?" Teriakan menggelegar dari Mr. Kwon, sang Kepala Sekolah, menghentikan aksi para seniornya yang benar-benar terkejut dengan kehadiran pria berkepala hampir botak yang kini melotot dengan kedua tangan di pinggangnya.

"Ini bukan pertama kalinya, Pak. Mereka sering sekali mem-bully anak-anak yang lain." Jung NaBi, gadis tomboy yang berada dikelas yang sama dengan Namjoon, muncul dari belakang punggung Mr. Kwon.

"Kalian berlima ikut saya ke kantor!" Dengan berapi-api Mr. Kwon berbalik dan mulai berjalan menuju ke kantor dengan lima anak badung yang mengekor dan saling dorong-dorongan mengikuti sang kepala sekolah. Tidak lupa mereka mendaratkan tatapan penuh kebencian ke arah Na Bi sambil membisikkan ancaman akan membalasnya yang hanya dibalas Na Bi dengan ekspresi tidak takut bahkan meledek mereka sambil memeletkan lidahnya.

"Ouch...." Suara rintihan Namjoon membuat Na Bi menoleh padanya tanpa berniat membantu pria yang kesusahan untuk berdiri tersebut.

"Payah," sindir NaBi yang kemudian pergi meninggalkan Namjoon yang belum sempat mengucapkan terima kasih.

Dan disinilah sekarang Namjoon yang sebelumnya sengaja menunggu jam sekolah berakhir dan berniat berbicara empat mata dengan Na Bi—disekolah Na Bi selalu mempunyai banyak teman bersamanya—namun tidak memiliki nyali dan malah berakhir mengikuti si gadis sepanjang perjalanan pulang.

"Dasar orang miskin!" Untuk kedua kalinya dalam satu hari ini, Namjoon terkejut karena suara teriakan orang.

Pandangannya terfokus ke arah tiga laki-laki berbaju hitam yang sedang memukuli seorang lelaki paruh baya, beberapa meter di depan Na Bi yang berhenti di tempatnya. Saat ia berinisiatif untuk menyusul Na Bi dan menariknya pergi dari TKP, langkahnya terhenti saat Na Bi sudah lebih dulu berlari ke arah keributan itu.

"Hentikan kalian, para lintah darat!" Na Bi mendorong tubuh salah satu pria berbaju hitam yang ia tahu adalah si boss komplotan, dan memeluk lelaki yang sudah tersungkur di jalan dengan keadaan babak belur.

"Menyingkirlah kau bajingan kecil kalau tidak mau kami habisi juga." Salah satu anak buah menarik kedua lengan Na Bi dan melempar tubuh kecilnya ke aspal jalanan. Membuat Namjoon melotot dan bergidik ngeri.

DNAWhere stories live. Discover now