.
.
.
"Auw.. "
"Aahhh "
"Sakitttt... "
Jimin melepaskan tarikan pada telinga kanan Hyun, ia menghela napas panjang sesekali menggelengkan kepalanya pelan.
Park Jimin. Anak tunggal dari kakak tertua dari keluarga Park yang tidak lain dari marga ibu Hyun. Bukan hanya sekali atau dua kali Jimin memergoki Hyun berkencan seperti ini, lelaki itu hanya bisa pasrah bila memikirkan kelakukan sepupunya. Pernah Hyun tertangkap basah sedang chek in dengan teman sekantornya di sebuah hotel, kalau saja Jimin kalah cepat mungkin ia tak bisa menanggung malu atas kelakuan gadis urakan itu. Sebenarnya bukan urakan, Hyun pernah bercerita bila hanya ada satu orang yang membuat hatinya selalu berdebar, tapi orang yang dimaksud tidak kunjung memperlihatkan perasaannya. Boleh dibilang, perasaannya bertepuk sebelah tangan. Hyun melakukan Blind Date bukan tanpa alasan, ya karena sebenarnya ia ingin melupakan cinta pertamanya. Seseorang yang bahkan Jimin tidak tahu namanya.
"Sudah kubilang jangan lakukan hal-hal semacam itu. Ayolah..."
Hyun bungkam, wajahnya menunduk. Ia sangat tahu bila sudah melakukan kesalahan, bodoh memang. Kenapa ia menyapa Park saat sedang bersama pria. Hampir 90% rencananya gagal karena Park yang memiliki insting kuat bila Hyun melakukan kencan buta.
"Maaf," Tidak ada yang perlu Hyun ucapkan selain minta maaf.
Jimin membawa masuk sepupunya, sedari tadi mereka berdua hanya berada diluar cafe tanpa bergegas masuk. Jaehyun? Pecundang itu sudah berlalu meninggalkan Hyun saat Jimin mencoba bertanya kepadanya. Sepele memang, tapi pertanyaan Jimin sukses membuat Jaehyun terdiam dan memilih pergi begitu saja. Memalukan.
Mereka memilih tempat di ujung cafe tanpa memesan sesuatu, Hyun sudah tau kalau Park akan mulai berbicara panjang lebar kepadanya.
Jimin berdehem sejenak, mendinginkan kepalanya yang sudah muncul kepulan asap amarah " Sudah berapa kali aku memergoki mu seperti ini?," Jimin sudah memulai pembicaraannya.
Hyun kembali bungkam.
"Meskipun kau berusaha untuk melupakan cinta pertamamu, bukan seperti ini caranya. Kau bisa melakukan hal-hal yang lebih positif. "
"Apa itu? Coba sebutkan," Hyun menantang Park tidak sabaran.
"Ya seperti, emmm.. ya.. mem..... " -Park terdiam sejenak, "Astaga, yang pasti bukan melakukan kencan buta dengan sembarang orang Hyun-ah.. Begini, kau tak mau kan aku memberitahukan hal ini pada oppa-oppa mu? Jadi, cobalah bersikap lebih baik. Heung?"
Jimin sudah mulai putus asa. Kalau bukan karena mereka punya hubungan saudara tidak mungkin ia bersusah payah menjaga Hyun seperti ini. Sudah menjadi kewajibannya mengurus Hyun meskipun tidak harus tinggal satu rumah. Ini adalah konsekuensi yang harus ia tanggung karena menolak untuk melanjutkan belajar ke luar negeri. Dong Wook dan Sung Jong lebih memilih belajar diluar negeri, tapi Jimin memilih untuk tetap tinggal di Korea hanya karena perempuan yang dicintainya dari dulu.
"Aku tau kau ingin melupakan cinta pertamamu, tapi bukan seperti ini. Aku juga pernah mengalaminya, namun aku mempertahankannya hingga ia benar-benar menjadi milikku. Kau hanya perlu berusaha lebih keras sepertiku," Jimin tidak salah, ia sudah mencobanya dan itu berhasil.
Mata Hyun terlihat berbinar, ia baru tahu kalau sepupunya juga merasakan hal yang sama. Baru kali ini Park terbuka tentang masalah percintaannnya. Sungguh, ia mulai bertekad untuk mendapatkan hati seorang Min Yoongi.

YOU ARE READING
DNA
Hayran KurguSatu hati terkoneksi pada satu hati yang lain. Satu hati ditakdirkan untuk satu hati yang lain. Satu hati, memiliki DNA untuk menjadi pasangan satu hati yang lain. Namun masing-masing satu hati itu terhubung semu dengan banyak hati yang lain. Membua...