Ada hal lain yang ditakutkan oleh seorang Kim Ahrin selain kehilangan Jung Hoseok. Yaitu, bertambahnya berat badan. Ia memiliki masa lalu yang cukup menyedihkan menyangkut hal itu. Saat mendapati menstruasi pertamanya di tahun akhir sekolah dasar, tubuh Ahrin seolah enggan untuk tumbuh ke atas. Malah sebaliknya, tubuhnya kian melebar ke samping.
Ahrin muda begitu tertekan pada masa-masa itu, belum lagi Kim Heechul —kakak satu-satunya— tak henti-hentinya mem-bully bentuk tubuhnya dengan mengatainya 'Tomat berjalan'. Hingga akhirnya ia bertekat untuk diet gila-gilaan dan akhirnya tubuhnya bisa berkurang hingga menyisakan 41kg saja saat itu.
Namun hari ini, Ahrin sedikit uring-uringan kepada dirinya sendiri sejak kemarin sore. Berat badannya bertambah beberapa kilo dalam seminggu dan saat ini ia memandang garang ke arah punggungnya yang ia pegang lantaran ia bisa merasakan jika ada sedikit lemak yang menumpuk disana dan juga jangan lupakan perutnya yang sedikit membuncit. Ia menggeleng pelan dengan menggigit bibir bagian bawahnya, menandakan jika ia tengah mengkhawatirkan sesuatu saat ini.
'Bagaimana jika gaun pengantinku tidak muat nanti? Bagaimana jika Hoseok Oppa tidak suka melihatku gendut?' batinnya. Ia sungguh khawatir dengan hal itu karena tubuhnya mudah sekali bertambah gendut tapi sulit untuk kembali kurus.
Ia benar-benar merasa takut pada hal itu, sehingga ia bertekat mulai sekarang akan mogok makan dan hanya akan meminum minuman protein dan juga air putih saja.
Gadis itu berlari ke arah dapur, membuka lemari es dan mengambil sebungkus ice cream yang masih utuh tak berdosa. Dengan penuh pertimbangan akhirnya ia memasukkan ice cream itu kedalam kantung plastik dan menaruhnya di tempat sampah luar apartemen —dengan sedikit berkaca-kaca tentunya. Kembali masuk kedalam untuk membuka lemari dapur, mengeluarkan beberapa bungkus cemilan dan makanan instan, memasukannya kedalam kantung plastik dan memberikannya kepada tetangga.
"Selamat tinggal, anakku~" lirihnya. Ia begitu menyesali dirinya sendiri karena terlalu menuruti nafsu makannya yang sangat gila akhir-akhir ini karena ice cream, cemilan di kedai baru dekat dengan kampusnya, juga produk cemilan dan jajanan instan yang sudah sebulan ini mengganggu pola makannya.
Sepersekian menit kemudian ia kembali ke dapur dan mengeluarkan beberapa buah jeruk nipis, mencucinya dan memotongnya tipis-tipis menjadi beberapa bagian. Kemudian mengambil sebotol air putih dan memasukkan potongan-potongan jeruk nipis itu kedalam botol dan meletakannya kembali kedalam lemari es. Detox alami katanya.
***
Karena hari ini adalah hari minggu dan kuliahnya libur, Ahrin hanya menghabiskan waktunya seharian dirumah sendirian tanpa ice cream, tanpa cemilan, tanpa nasi. Ia tak mempedulikan perutnya yang sepertinya meronta ingin diisi sejak tadi. Ia ingin menjadi egois kali ini— tekadnya.
Sekian lama melamun, tiba-tiba ia mendengar pintu apartemen dibuka. Ahrin mengangkat diri dan memandang ke arah pintu dengan senyum lebarnya. Menyambut sang kekasih dengan senang hati. Namun, senyumannya lenyap saat pandangannya beralih pada apa yang Hoseok jinjing di tangan kirinya. Kantung plastik putih dengan label tteopokki favoritnya. Ahrin menelan salivanya dengan berat. Sebab itu adalah makanan favoritnya.
"Hai, sayang. Sudah makan malam belum? Tadi aku memesan tteopokki langgananmu untuk anak buahku dan ternyata sisa. Jadi kubawa pulang saja," kata Hoseok yang sudah berdiri di depannya sambil mengangkat kantung plastik itu.
Hoseok menarik Ahrin pelan ke arah meja makan dan mendudukkannya. Kini Ahrin bisa menatap kosong tteopokki yang dihidangkan Hoseok di depannya. Hoseok hanya bisa mengernyitkan dahi melihatnya.
'Apakah tekad kuatku berdiet ini terbuang begitu saja hanya karena seporsi tteopokki?' batin Ahrin, tersiksa.
"Kenapa? Kau kenyang?"
YOU ARE READING
DNA
FanfictionSatu hati terkoneksi pada satu hati yang lain. Satu hati ditakdirkan untuk satu hati yang lain. Satu hati, memiliki DNA untuk menjadi pasangan satu hati yang lain. Namun masing-masing satu hati itu terhubung semu dengan banyak hati yang lain. Membua...