mencari jawaban 2

16 5 0
                                    

"Laura?" kudengar Mia memanggilku, Aku berbalik dan kulihat memang Mia. Ia berlari dan langsung memelukku.
"aku senang kau kembali!" ia mencekam leherku sampai aku susah untuk mengirup oksigen.
"akupun begitu."
Kugenggam tangannya, dan berlari menuju kelas. Ya, kami memang sekelas, bahkan satu bangku bersebelahan. Sampai disana kumelihat banyak teman menungguku. Ya, mereka membawa bunga dan juga tulisan selamat kembali untukku, mereka telah menyambutku dengan sangat meriah. Senyum manis hiasi pandangan mereka. Aku melangkah masuk, sekilat sapaan hangat kini mulai menghujatku. Aku hanya dapat mengatakan aku baik-baik saja, terima kasih. Namun setidaknya aku harus tersenyum menanggapi mereka. Seharian ini aku merasa berada dalam taman hiburan, bagaimana tidak? Aku sampai tak diijinkan untuk diam karena sibuk tertawa bersama mereka.

~~~~~~~

"aku akan mengunjungi tempat latihan futsatku, jadi kau pulanglah dulu!" Mia ingin mengajakku pulang bersama, sekilas kuingat bahwa sepulang sekolah aku akan pergi mengunjungi teman dalam tim futsalku. Sudah selama ini aku tak ikut ambil bagian dari permainan mereka, jadi kurasa aku akan sedikit menyapa mereka, hari ini.
"baiklah. jaga dirimu baik-baik, Ra!"
"aku tahu." Kulambaikan tangan pada Mia, lalu bergegas ke lapangan futsal.
Tampak sudah ramai disana, kulihat banyak peserta baru yang berbaris disana. Ya, kuyakin itu adalah siswa kelas X. Kuputuskan untuk melihat latihan mereka dari jauh, ya mungkin akan kutemui mereka diakhir kegiatan saja. Kucari tempat duduk yang teduh, dan nyaman untukku.

"Mereka bahkan tak berubah sama sekali, sama seperti terakhir kali kubertemu mereka." desusku.
Tak lama tampak Seorang melihatku, ya kurasa itu Ratih. Kini dia tersenyum dan memanggilku. "Laura?"
Aku tersenyum dan melambai kearahnya yang tengah berlari menghampiriku.
"Kapan kau disini? Kau kembali dari Singapura tapi tak seorangpun yang memberitahuku. Ini tak adil!"
" Aku kembali beberapa hari yang lalu. Aku merindukan kalian, jadi kufikir aku akan menemui kalian setelah kembali."
" Ayo bergabung! Hari ini penerimaan anggota baru siswa kelas X, jadi kau harus ada disana."
"hmm."

Ratih mengajakku berkumpul dengan tim futsal lainnya yang sedang memberi pengarahan pada peserta baru.
Teman-teman langsung menyambutku. Hai laura? , bagaimana kabarmu?, kapan kau kembali?, senang melihatmu lagi, Ra!, dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka.
"aku baik, sudahlah! Bagaimana keadaan timku? Berapa kali kalian kalah dalam pertandingan tanpa aku?" aku beralih bertanya dengan nada humor, ya kufikir aku harus mencairkan suasana senyap ini.

" Ya, kurasa kami sering mengalami kesulitan belakangan ini. Tapi kau sudah kembali, jadi kami tak khawatir lagi!" sambung Ratih.
Ratih mengenalkanku pada peserta baru kelas X, dan menyuruhku bercerita sedikit tentang diriku. Larut dalam keseruan bersama, sampai aku tak melihat jarum jam menunjuk pada angka 5.
"aku harus pulang, mungkin ayahku sudah ada didepan. Maaf, kufikir aku tak bisa berlama-lama disini."
" Baiklah, lagipula kegiatan ini akan selesai 15 menit lagi. berhati-hatilah! "
"hmm."
Aku berpamitan, lalu pergi.

Kucari mobil ayahku yang belum terlihat memarkir didepan gerbang. Mungkin Ayah dalam perjalanan menuju kemari. Kuamati kendaraan yang lalu lalang sambil duduk menunggu ayahku. Angin sore merebak menyisir bulu tanganku. Ya, cuacanya memang agak dingin dari hari sebelumnya.
Sekilas kulihat seseorang berdiri disamping ruang UKS, kini ia balik menatapku dan tersenyum tipis, ya itu Alex.
" Aku berniat mencari jawaban, dan yang kudapatkan hanyalah waktuku yang terbuang untuk melihatnya." Kupalingkan wajah, dan berjalan keluar dari sekolah. Kupikir, aku akan menunggu ayah diluar saja.
Tak lama mobil ayahku melintas, dan itupun bersamaan dengan motor Alex yang melaluiku.
" Alex?, kenapa aku merasa sangat jengkel mendengar kata itu. Kenapa aku bersikap seolah dia adalah musuhku, apa karena aku membencinya? Tidak! Aku tak punya alasan yang cukup logis untuk itu. " aku mulai meracik pemikiran rumit ini menjadi semakin rumit saja.
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" Tiba-tiba ayah bertanya padaku, dan memecah gelembung pikiran diubun-ubun kepalaku.
"Ya, semua berjalan sesuai yang kufikirkan. Aku disambut dengan hangat oleh teman-teman dan juga para guru disana, itu sangat menyenangkan!"
"Ayah senang mendengarnya, lalu bagaimana dengan tim futsalmu?"
"semua baik, tetap sama bahkan ketika aku tak ada."
"Ingat, ayah belum memperbolehkanmu bermain futsal!"
"aku tahu, Ayah." Kupandangi langit yang mulai merekah putih. Awan tampak bergelombang dengan indahnya, sekilas kulihat kumpulan asap putih berbentuk bibir yang tersenyum dengan manis.

~~~~~~~~~~

AlexkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang