"ketika Laura menemuimu, dia mengalami kecelakaan......" ucap Mia.
Alex berlari meninggalkan Mia, dengan semua jawaban yang membuatnya semakin merasa bersalah.
"Laura mengalami kecelakaan, yang memaksanya untuk menginap di Singapura selama 1 bulan karena koma. Dengan harapan besar, Laura berniat menemuimu hari itu. Tapi ia tidak bisa sampai padamu diwaktu yang tepat." perkataan Mia itulah yang kini terbesit dikepala Alex.
" Laura bahkan mengalami sedikit gangguan ingatan setelah pulih. kau ingat sikap acuhnya dulu padamu? Itu karena dia tidak mengingatmu. Ia membencimu saat itu, karena ia tidak mengenalmu."
Alex berlari dengan seribu kata yang menggumpal diotaknya. Hal yang ia sesalkan saat ini adalah mengapa ia tak mencari tahu dari dulu, mengapa baru sekarang ia mendengar semua alasan dibalik pertanyaannya selama ini.Dilapangan terlihat ramai, ia lihat pertandingan futsal telah selesai. Seperti papan skor yang ia lihat tim dari sekolahnya menang 2-1. Itu berarti aku dan timkulah yang memenangkan pertandingan.
Tampak dikejauhan dia melihatku sedang merayakan kemenangan timku.
Aku sangat bahagia berada diatas tangan teman-teman yang bersorak mengangkat tubuhnya . Alex mencoba mendekat ke lapangan. melihat Alex berjalan kearah tengah lapangan, teman-temankupun pergi meninggalkanku sendiri. Mereka berpikir aku mungkin butuh privasinya sendiri bersama Alex.
Aku terdiam menatap Alex.Aku tersenyum, mungkin gugup atau takut. Apa alasan Alex berdiri didepanku saat itu? Atau mungkin saja dia ingin mempermalukanku didepan semua orang?. Jika itu benar maka akan tentang dia.
" ada apa?" Ucapku mencoba memulai pembicaraan.
Alex masih terdiam.
" kau buang dimana hadiahku? di Tong sampah yang mana? Tong sampah depan kelasku? Atau tong sampah Didepan ruang guru? Jadi, dimana?" Balasku dengan nada sedikit menyindir.
Tanpa berkata apapun, Alex langsung menunjukan selembar kertas yang tak lain adalah suratku padanya.
" kau? Kau membacanya?" Ucap Laura setengah tak percaya.
Alex masih diam, lalu mengulurkan tangannya.
" Hai, aku Alex. Mau berteman denganku?" Ucap Alex yang lalu tersenyum.
Ada apa ini, Alex tersenyum padaku sambil mengulurkan tangannya? Dan ya, dia mengajakku untuk berteman dengannya? Hal apa yang membuatnya berubah secepat ini?
Kupandangi dia dengan heran.
" kenapa?"
" senang melihatmu. Senang bertemu denganmu
" Ucap Alex sambil menurunkan tangannya.
Aku terdiam mendengar perkataannya yang barusan itu.
"Dulu aku melihatmu karena aku merasa kau benar-benar nyata bagiku. Dan ketika kau menatapku seperti ini, aku jadi yakin. Aku yakin bahwa aku pernah memiliki satu teman. Dan aku senang." Sambungnya.
Aku terkejut mendengar Alex mengucap kalimat yang pernah kukatakan padanya 3 bulan lalu." apa aku sangat terlambat mengetahui semua itu?" Ucap Alex.
Aku menggeleng dengan wajah tertunduk. Mataku merebak basah.
Alex memegang kedua tanganku, dan memaksaku untuk menatapnya.
" jadi apa kau masih setia menjadi fansku?" Alex tersenyum.
Aku mengangguk pelan dan tersenyum tipis.
" jika pernyataan cinta yang kau harap dariku, maaf aku tak bisa mengatakannya. Atau bahkan aku tak akan mau untuk mengatakannya." ucap Alex
" aku bahkan tidak butuh itu, kak. Aku bisa tetap menyukaimu dengan ataupun balasan darimu. Aku tak butuh perkataan cinta darimu, karena tanpa itupun aku bisa mencintaimu dengan tulus." Jawabku dengan suara tegap.Alex yang ada dihadapanku adalah Alex yang nyata. Alex yang pernah menjadi temanku dulu, Alex yang pernah membenciku, dan Alex yang sekarang membuatku yakin untuk terus menyukainya. 18 November 2017, hari dimana sebuah misteri terpecahkan. Hari dimana aku menemukan inti kebahagiaanku.
"Dan kau, Alex. Telah menjadi seorang yang benar-benar aku harapkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexku
FantasyHal paling tak kumengerti didunia ini adalah waktu. Waktu yang membawaku pergi sejauh ini. Sangat jauh. Hingga tak kusadari dimana tempat kuberdiri saat ini. Entah hidup atau mati. Tapi, aku merasa sedang bermimpi. Mimpi yang panjang. Namun aku tak...