19 November 2017
" mau ikut denganku?" Ucap Alex dari balik jendela kelasku.
" kau tidak lihat ada ibu guru disana? Pergilah aku ingin belajar." Jawabku mengusir Alex.
Entah apa yang dia pikirkan, diwaktu seperti ini ingin mengajakku keluar. Dia memang sedikit gila. Pikirku sambil melirik keluar jendela dan sudah tidak mendapati Alex disana.
" permisi bu," terdengar seseorang dari balik pintu. Semua orang menatapnya, kecuali aku.
" saya ingin memanggil Laura untuk ikut rapat ekskull futsal." Sambungnya.
Mendengar namaku disebut, aku langsung memandanginya. Ya Tuhan, Alex? Apa yang dia lakukan?
" Laura, silahkan keluar."ucap Bu ina yang saat itu mengajar dikelasku.
" baik." Aku bergegas keluar dengan nada wajah heran.Sesampainya diluar kelas,
" Apa yang kak Alex lakukan? " ucapku.
" sudah kuperintahkan keluar, kau tidak mau ya sudah. Aku yang membawamu keluar." Jawabnya.
" tapi aku sedang belajar."
" mana? Kau diluar kelas sekarang, dengan ijin resmi dari ibu Ina."
" lalu kau? Meninggalkan kelas karena rapat abal-abal juga?" Tanyaku.
"Bukan."
" lalu?"
" aku ijinnya sih ke kamar kecil."
" bohong!"
" bukan, aku ke kamar kecil dulu tadi, baru kekelasmu."
" ingin membawaku kemana?" Ucapku sambil menatap Alex dalam-dalam.
" ikut saja!" Jawab Alex sambil menggandeng tanganku untuk dibawanya lari.
Waktu serasa berhenti saat itu juga, ingin sekali rasanya hal itu terjadi setiap hari. Aku bersamanya, lari, tertawa, dengan saling menggenggam tangan."Duduk." Ucap Alex.
" kesini? Untuk apa?" Tanyaku memandang langit dan genting genting bangunan.
" melihat pemandangan." Jawab Alex.
Aku duduk disampingnya.
" apa yang indah dari ini?"
" belum, belum sekarang."
" lalu, kapan?"
"Sebentar lagi. Tunggu saja."
Aku mengangguk pelan, terdiam beberapa menit. Lalu kuingat ada yang mengganjal saat itu. Apa ya?
" ya Tuhan, bukankah aku pernah diajak Alex keatap 3 bulan lalu? Benar. Saat itu Suasana senjanya indah sekali" ucapku dalam hati.
Aku memandang langit, yang tampak cerah-cerah saja. Alex berdiri dan merentangkan tangannya. Lalu memejamkan mata.
" Eh... hujan?" Aku berdiri lalu berlari kebelakang.
" kak Alex, Hujan!" Ucapku memintanya untuk turun dan kembali ke kelas. Tapi dia diam saja, malah tertawa.
Kudekati dia.
" Hujan bertambah deras! Kembali saja ya?" Ucapku.
Alex menatapku, lalu menurunkan tangannya.
" kau tahu hal yang lebih indah dari senja? ." Jawabnya.
Kurasa Alex memang sengaja mengulas kejadian 3 buan lalu bersamaku. Apa yang ingin di buktikan dengan ini? Pikirku saat itu.
" senyuman, bukan?" Jawabku.
Dia menoleh.
" bukan. Yang lebih indah dari senja adalah hujan." Jawabnya.
Kupandangi dia dan tersenyum.
Alex menarik tanganku dan mengajakku berputar-putar ditengah hujan deras.
Kini dia membuatku benar-benar merasa bahwa Alex yang kutemui hari ini bukanlah Alex yang kuajak bicara dihari-hari sebelumnya. Ini beda. Jelas beda." terima kasih." Ucapku sambil membenahkan jaket yang Alex pinjamkan untukku.
" untuk apa?" Balasnya.
" kau tak pernah sedekat ini padaku. Kau slalu bersikap dingin padaku. Lalu hari ini kau baik padaku." Ucapku.
" karena kau pernah memberi kepercayaan padaku, maka aku memberimu hadiah karena itu."
Aku terhenti dan menatap Alex.
"Kepercayaan apa?" Kataku yang setengah tidak percaya.
" 30 hari kau bicara padaku, dan hanya aku yang kau temui. Apa itu tidak istimewah namanya?" Jawabnya dengan tertawa.
" biasa saja." Balasku yang berjalan melaluinya." oh iya? Bukankah waktu itu kau senang sekali bersamaku?"ejeknya.
" Tidak kok!"
" jujur saja! Aku tau!"
" tidak!"
" lalu apa kau masih menyukaiku?" Tanya Alex dengan tersenyum.
" akan kufikirkan nanti." Jabwabku.
"Bukan nanti, sekarang!" Balasnya yang beralih menarik tanganku agar menghadapnya.
" Harus aku mengatakannya?" Ucapku.
" ya!"
" apa masih kurang jelas? Apa kak Alex tidak menyadarinya? Bukankah sudah banyak yang tahu jika dari dulu aku mengidolakan kak Alex? Dan kau, tidak tahu itu?"
" tahu kok! Aku tahu bahkan dari pertama kau masuk sekolah."
" benarkah?"
" iya." Alex berjalan melaluiku dengan senyum sinisnya itu.
Akupun berlari dengan pipi merah padamku. Meninggalkan Alex yang kulalui berjalan dibelakangku.
"Jadi, apa?" Ucapnya melihatku berlari.
" iya." Jawabku masih berlari.
" apa?" Sambungnya dengan sedikit berteriak.
Aku berhenti menghadapnya yang terpisah agak jauh dariku.
" iya, aku menyukai Kak Alex." Jawabku dengan ikut berteriak padanya. Kulihat dia tertawa. Aku berbalik dan kembali berlari. Kupastikan jantungku berdetak 3x lebih cepat saat itu. Dan aku senang." eh, jangan lupa ya kembalikan jaketku! " ucapnya dari kejauhan.
Aku tertawa sepanjang jalan. Aku bahagia. Aku malu. Aku gemetar. Aku gugup. Aku salah tingkah. Aku... ya, Begitulah yang aku rasakan hari ini.
Sepanjang waktu dia menjadi orang asing bagiku, namun dalam sekejap dia membuat hubungan itu menjadi beralih tempat. Senang melihatmu. Senang bertemu denganmu. Terima kasih Alex yang telah membuatku untuk tidak berhenti mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexku
FantasyHal paling tak kumengerti didunia ini adalah waktu. Waktu yang membawaku pergi sejauh ini. Sangat jauh. Hingga tak kusadari dimana tempat kuberdiri saat ini. Entah hidup atau mati. Tapi, aku merasa sedang bermimpi. Mimpi yang panjang. Namun aku tak...