Lampu operasi terlihat menyala.
Situasi benar-benar berubah, tegang, gelisah, takut, semua yang terlintas dibenak ayah dan ibuku saat itu.
" Maaf bu, kami menemukan barang milik Laura ditempat kejadian. Ini, sikahkan." Ucap seorang polisi mengacungkan sebuah tas. Tampak kotor, bersapu darah. Dirangkulnya tas saksi bisuku.
" ayah akan segera kembali." Ucap ayah sambari mengelus pipi ibu, lalu berjalan menjauh dari ruang operasi.
Ibu mencoba menenangkan diri, dan berfikir positif jika semua akan baik-baik saja. Sejenak ibu membuka tasku, tampak sebuah kotak berwarna merah, terdapat sebuah buku diary disampingnya.
" buku diary Laura?" Gumamnya.
Dibukanya buku diary. Lembar demi lembar terurai, sampai titik terakhir. Halaman bertuliskan tanggal hari itu. Kata tiap kata, kalimat demi kalimat dibacanya hingga akhir. Berderalah air mata ibu, kembali menangisi ketidak sadaranku.
" ini kah alasanmu, Ra?" Ucapnya.Waktu berlalu, dokterpun keluar dari ruang operasi.
" dokter, bagaimana hasilnya dok? Apa semua baik-baik saja,dok?" Tanya ibu dengan beribu-ribu kecemasan.
"Operasinya berjalan lancar, kita harus menunggu sampai Laura siuman. Baiklah saya permisi dulu." Jawabnya.
" bagaimana keadaan Laura bu?" Tanya Ayah dari balik pintu.
" operasinya berjalan dengan lancar. Kita harus menunggu sampai Laura siuman." Balas ibu.
" Laura akan baik-baik saja." Ucap ayah,mencoba menenangkan ibu.
Kekhawatiran jelas terpancar dari raut ibu. Tak jauh dari ayah, yang juga sangat cemas terhadap keadaanku saat itu.Waktu berlalu, hari silih berganti. entah berapa ribu menit yang telah kutinggalkan? Kecemasan Ibu semakin menjadi_jadi, tak kuasanya menahan tangis ketika menengok dibilah kaca jendela ruang rawatku.
" kenapa Laura belum sadarkan diri yah? Sudah 3 hari setelah operasinya dilakukan, tapi sampai saat ini Laura masih belum siuman juga. Apa yang harus kita lakukan yah? " ucap ibu pada ayah.
" sabar, kau tenangkanlah pikiranmu dulu. Ayah akan bicara pada dokter." Ayah bergegas menuju ruang kerja dokter.
" dok, saya ingin bicara mengenai keadaan anak saya Laura."
" silahkan duduk." Jawab dokter.
" sudah 3 hari ini Laura belum juga siuman, sebenarnya ada apa dengan anak saya, dok?" Tanya ayah dengan ekspresi tegang.
" itu yang saat ini masih kami periksa. Laura telah mengalami benturan keras dibagian kepalanya, akan kemungkinan itu memicu pada otaknya. Tim medispun belum dapat memperkirakan kapan Laura sadarkan diri. Karena saat ini anak bapak masih dalam keadaan koma."sambungnya.
ayah keluar dari ruangan dengan raut muka padam, langkahnya terbata-bata.
" apa yang harus ayah lakukan saat ini?" Ucapnya dalam hati.Sementara itu, keadaan di sekolah juga kacau. Berita kecelakaan yang terjadi 4 hari yang lalu kini telah terdengar hingga keseluruh telinga siswa SMAku. Bagaimana tidak, kecelakaan hebat yang menggegerkan seisi kota kini masih dipertanyakan dengan belum sadarnya aku dari masa koma. Mia, Andien, dan teman lainnya tentu saat ini mengkhatirkan keadaanku. Aku yang terbaring tak berdaya, kini tak dapat mengikuti kegiatan sekolah bersama mereka.
" bagaimana keadaan Laura saat ini?" tanya salah seorang teman.
" Operasinya berjalan lancar, namun sampai saat ini dia masih belum sadarkan diri. " jawab Mia dengan nada rendah.
"Ya Tuhan, separah itukah kecelakaan yang menimpanya?" Sambungnya.
" kita hanya bisa berdoa supaya Laura cepat siuman, dan pulih seperti sediakala. "
" bagaimana jika besok kita mengunjunginya? "Kata Andien yang langsung menyerobot dari belakang.
" Laura kan belum sadar, mana boleh kita mengunjunginya?" Jawab Mia
" kenapa tidak? Bukankah dia sahabat kita? Sudah sepatutnya kita berada disisinya dimasa masa sulit seperti ini." Bujuk Andien.
Mia tersenyum, tampak banyak kesedihan yang selama ini ia pancarkan. Sejahat itukah aku yang membiarkan kawan baikku larut dalam rasa sedih hanya karena aku?Kisahku tak berakhir hanya sampai disini, banyak hal yang masih aku pertanyakan dan banyak misteri belum sempat aku pecahkan. Bukankah aku harus menyelesaikannya? Ya... kupikir dengan terkaparnya aku, maka semua yang kuharapkan saat itu hancur lebur, bersama pahitnya kesedihan keluarga dan orang disekitarku. Harapan yang saat ini masih menungguku, harapan yang akan kusampaikan setelah kesadaranku kembali esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexku
FantasyHal paling tak kumengerti didunia ini adalah waktu. Waktu yang membawaku pergi sejauh ini. Sangat jauh. Hingga tak kusadari dimana tempat kuberdiri saat ini. Entah hidup atau mati. Tapi, aku merasa sedang bermimpi. Mimpi yang panjang. Namun aku tak...