Ending

13 3 0
                                    

" Jika aku mencintaimu sejak 2 tahun lalu, apa sekarang kau akan mencintaiku? " ucap Dion dalam hati.

" Apa yang dia pikir? Kado semacam ini bahkan tidak layak untuk siapapun!" Ucap Alex sambari melempar kotak hadiah  dariku ke tong sampah.
" ambil!" Ucap Dion dari belakang.
Alex menoleh dan ternganga.
" Untuk apa?"
" Apa kau tidak pernah diajari bagaimana cara sopan santun? Hargailah pemberian orang!"
" akanku hargai kalau aku butuh."
" bodoh!" Ucap Dion dengan kesalnya.
" apa maksudmu?" Jawab Alex yang mulai terbawa emosi.
" kau bodoh sekali menyia-nyiakan orang yang benar-benar  tulus menyukaimu." Sambung Dion.
" siapa? Laura? Aku sama sekali tidak butuh!" Tanya Alex sok tidak peka.
" apa kau tahu sebagaimana dia menyukaimu? Dia mengorbankan apapun demi sampainya hadiah ini ketanganmu. Dengan harapan kau mau membukanya apalagi menerimanya. Dan kau? Sama sekali tidak menghargai niatnya itu?"
" apa urusanmu?"
" jelas urusanku."
Dion terdiam,
" Dia menyukaimu lebih dari yang ia mampu. dan Apa kau tahu itu? bagaimana dia bisa tetap mencintai orang yang sama sekali tidak mau menatapnya? Bagaimana ia masih mencintai pria yang tak berhati ini?" Ucap Dion.
Alex masih diam,
" jika kau menyukainya ambil saja!." Balas Alex.
" ya, tanpa ku suruhpun akan kulakukan!. Tapi, aku bukan kau Alex. Aku mengerti jelas dan sadar jika Laura tidak sedikitpun pernah mencintaiku. Dan kuhargai itu karena dia baru mengenalku. Tapi jika dariawal kutahu alasan mengapa dia tidak menyukaiku itu karena kau, maka aku pasti sudah membuatmu menyingkir dari kehidupannya. Tapi tidak! Aku tidak mungkin mau menyakitinya. Karena aku bukanlah dirimu yang tidak pernah memandang perasaan orang lain, tidak pernah mendengarkan sudut pandang orang lain. Karena kau itu Alex. Alex yang egois."
Mendengar perkataan Dion, Alex terdiam.
Dion melangkah mendekatinya, mengambil kotak kado dari tong sampah dan memberikannya pada Alex.
" jangan sia-siakan dia!" Ucap Dion yang berlalu meninggalkan Alex.

Karena aku bukanlah dirimu yang tidak pernah mendengarkan sudut pandang orang.
Karena aku bukan kau Alex.

Kalimat itu, yang kini muncul dikepalanya.
Perkataan Dion membuatnya kembali berpikir tentang bagaimana aku menyukainya dulu. Dia bahkan ingat betul kejadian-kejadian lucu mengenai diriku. Atau saat kami menjadi akrab bahkan tanpa ia sadari. Kami pernah berteman dan suatu ketika aku yang membuat pertemanan itu menjadi tanda tanya besar dengan perubahan sikap Alex. Alex mungkin berubah membenciku, tapi aku tidak. Aku tetap menyukai Alex dengan ataupun tanpa respon darinya.

" ada apa denganku? Hal aneh apa yang terjadi padaku saat ini?" Ucap Alex memandangi kotak diapangkuannya. Perlahan kotak itu dibukanya. Tampak selembar kertas dan sebuah sepatu disana. Ya, sepatu bola. Isi Hadiah dariku
"Apa ini?" Alex membuka selembar kertas bertinta biru dari dalam kotak.

Tertulis disana, tangal 7 Agustus 2017.
" Selamat Ulang Tahun Kak Alex yang ke18. Semoga selalu diberi kesehatan, semoga semakin giat latihan futsalnya. Semoga segala permohonan dapat segera terkabul. Saya tahu kado ini tak seberapa nilainya. Tapi hanya ini yang dapat saya berikan. Maaf jika ini kelancangan saya pada kak Alex, mohon terimalah! "
Tertera nama dibawahnya, Laura.

"Dia menulis surat ini sejak lama, kenapa tidak dia berikan dihari ulang tahunku?" Pikirnya.
Kembali dipikirnya kejadian-kejadian dulu, sampai teringatnya dia dihari itu. 7 agustus 2017.
Alex berlari mencari Mia. Ia tahu saat ini Mia berada di lapangan futsal, atau mungkin Mia sudah pulang. Entahlah, Alex hanya berlari tak tau tujuan pastinya.
Sampai didepan gerbang Alex melihat Mia dan langsung menghentikannya.
" ada yang ingin aku tanyakan." Ucap Alex.
Mia menoleh dengan wajah heran.
" apa?" Jawabnya.
" apa yang terjadi dihari itu? 7 Agustus lalu, apa yang terjadi?" Sambungnya.
" apa maksud kak Alex? Kenapa tiba-tiba bertanya hal itu?" Mia terlihat kaget dengan perkataan Alex.
" apa yang terjadi pada Laura?"
Mia tersentak mendengar kata Laura. Ya tuhan dia benar tidak tahu kejadian beberapa bulan silam? Pikir Mia.
" Ada apa kak Alex bertanya?"
" Jawab aku Mia. Jangan mengalihkan pembicaraan!"
" Apa yang membuat kak Alex bertanya tentang hari itu?"
" Aku bilang jawab pertanyaanku!" Ucap Alex dengan nada tinggi.
" sekian lamanya, baru sekarang kak Alex mencaritahu? Semua sudah terlambat untuk menyadarinya." Mia merasa tidak tahan dengan Alex, dan berniat pergi.
" jawab aku, Mia!" Ucap Alex menghentikan langkah Mia.
Mia berbalik dan menatap wajah Alex yang penuh harap itu. Lalu menghadap keselembar kertas yang Alex tunjukkan. Itu adalah suratku  untuk Alex dulu. Mia tertunduk. Matanya berkaca-kaca.

" Laura bahkan ingin memberikan hadiah itu tepat dihari ulang tahunmu. Ia sangat bersemangat waktu itu. Tahukah kau bertapa gugupnya dia melatih kata yang ingin ia ucapkan padamu dihari itu? Dia bahkan berlatih semalaman untuk tampil tidak gugup dihadapanmu."
Mia menghentikan ceritanya karena tersendak air mata.
" lalu? Lalu mengapa dia tidak sampai menemuiku? Kenapa? Bukankah dia ingin memberikan hadiah ini? Kenapa tidak ia berikan?" Tanya Alex.
" ketika Laura menemuimu, dia mengalami kecelakaan......"
Alex terkejut dengan perkataan Mia. Tubuhnya lemas seketika. Hal yang membuatnya bertanya-tanya dengan perubahan sikapnya adalah tragedi 7 Agustus silam.

AlexkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang