Chapter II: Ada Apa Di Masa Depan?

92 6 0
                                    

Hari masih terlalu dini, tapi Adam sudah siap memasuki kelas. Bukannya karena rajin, malah alasan kenapa Adam berangkat lebih pagi adalah karena dia malas. Malas menghadapi para cewek-cewek yang ngga ada habisnya.

"Adam, kamu udah ngerjain pr belum? Kalau belum aku bantuin deh"

Baru satu cewek, padahal ini sensasi yang jarang sekali orang dapatkan. Tapi Adam...

"Ah, sorry, aku udah selesai ngerjain pr ku kok. Kalau mau bantu, mending bantuin Hadi aja."

Di tolak mentah-mentah!

"Dam, hari ini orang tua ku pergi sampe besok, katanya aku di suruh bawa satu orang temen buat jagain. Kamu mau nggak, jagain aku sampe besok"

Kode keras! Sebenernya yang di suruh itu temen cewek, bukan laki, itu kode! Tapi tetap saja...

"Aduh... Sorry nih, aku mau ada latihan sama keluargaku."

Di tolak lagi!!

Itulah alasan mengapa Adam selalu berangkat lebih pagi dan memilih untuk tidur atau ngobrol dengan Hadi jika dia sudah datang.

Baginya, wanita itu mengerikan. Belum lagi karena itu, banyak tatapan dengki dari mata lelaki lain dari kelasnya. Ugh, rasanya seperti di laser dari segala arah.

Untung ada Hadi yang tidak terlalu peduli dengan keberuntungan Adam. Baginya, ke beruntungan ya ke beruntungan. kalau kau beruntung di sana, mungkin aku beruntung di tempat lain.

Mungkin salah satu faktor mengapa Hadi tidak iri adalah karena Hadi sudah memiliki 'dia', pemeran utama dalam hidup Hadi.

"Dam, pagi-pagi udah tidur aja."

Kata Hadi sambil memukul pelan Adam menggunakan tas ranselnya.

Adam membuka matanya hanya untuk mengecek siapa yang telah memukulnya. Ternyata Hadi.

"Elu sih lama. Gua nungguin lu tau" Adam menutup wajahnya lagi.

"Tadi gua lama gara-gara ke rumah lo dulu. Gua lupa kalo sekarang lu sering berangkat pagi banget semenjak pemilihan waktu itu."

"Aduh, jangan ingetin gua itu lagi deh."

Hadi hanya tertawa lepas melihat Adam yang berbicara seakan-akan kejadian waktu itu adalah bencana.

"Pinjem hp lu dong." Kata Hadi sambil mengeluarkan hp Adam dari kantongnya dengan kekuatan Telekinesis.

"Eh eh, lu jangan sembarang ambil dong."

Adam sempat kaget saat melihat hp nya yang tiba-tiba terbang keluar dari saku bajunya.

"Hehe... Sorry deh, sorry."

Adam melihat handphone nya yang melayang agak tidak seimbang. Entah memang sengaja atau tidak, Hadi hampir saja menjatuh kan handphone Adam, tapi cepat-cepat dia tangkap.

"Di, lu belum terlalu bisa ngendaliin kekuatan lu ya?" Adam hanya menebak-nebak.

"Bisa di bilang gitu sih. Sebenernya untuk mengendalikan barang itu agak susah. Membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan pengaturan kekuatan yang pas. kalau nggak fokus nggak bisa terbang, kalau terlalu fokus terbangnya ketinggian. serba salah deh."

Adam tersenyum kecil, dia mendapatkan ide baru. "Hm... Oke, kalau gitu gua bakal jadi mentor lu sampai lu bisa mengandalikan kekuatan lu dengan sempurna."

[Hiatus] The Greates Books: rahasia didalam majapahitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang