Chapter XI: Masa lalu Fafnir

22 4 0
                                    

Mada dan Khaylila duduk disalah satu kursi food court sambil menatap tajam ke arah fafnir dengan tatapan bingung.

Fafnir yang sedang memakan kentang goreng nya dengan santai pun menjadi terusik. "Kalian kenapa sih! kok pada melototin aku kayak gitu!"

"Kok dia bisa liat kamu? katanya nggak bakal ada yang bisa ngeliat kamu kecuali para pemegang kitab" kata Mada ngegas, "atau jangan-jangan...."

"Kayaknya, aku abis ngeliat sesuatu yang nggak seharusnya aku liat ya?" kata Khaylila dengan wajah penasarannya.

"Enggak kok, nggak salah." kata Mada sambil mengusap kepalanya yang mendadak pusing, "kamu tau tentang kitab agung empat arah ngggak?"

"Kitab apa? Judul buku baru?"

Mada tambah bingung dengan jawaban yang diberikan oleh Khaylila.

"Coba kamu sentuh dia deh."

"Kayak gini maksudnya?" jawab Khaylila sambil mengusap-usap kepala fafnir. "Geli ya"

"Kamu nggak kaget apa ngeliat yang beginian?"

"Sempet kaget sih, tapi emang kayak nya nggak ada yang normal deh dikehidupan kamu. Lagian sebelumnya juga udah pernah munculkan, itu loh, pas didalem bis."

Mada mengingat-ingat kembali kejadiannya, dan dia lupa kalau saat itu Fafnir memang nggak bersembunyi.

"Kenapa lo nggak sembunyi waktu itu!!" kata Mada panas.

"Kok nyalahin aku sih!?" balas Fafnir kesal.

"Pft, Ahahaha.... Kalian kok lucu banget sih? Makanya dari tadi aku bilang kalian lucu tuh karena ini."

Mada dan Fafnir hanya dapat bengong menatap Khaylila yang sedang tertawa terpingkal-pingkal. Emangnya selucu itu ya?

"Ada kemungkinan lain nggak selain pemegang kitab yang bisa ngeliat elu?" tanya Mada berbisik dibelakang Khaylila.

"Hmm... mungkin dia indigo terus bisa ngeliat yang kayak begituan?"

Mada menatap Khaylila yang hanya terdiam keheranan untuk memastikan, lalu berbalik arah lagi.

"Kayaknya enggak deh, tampangnya nggak meyakinkan."

"Atau mungkin dia dukun yang udah bersemedi digunung gitu."

Mada menatap ke Khaylila lagi untuk memastikan lalu menjitak kepala kecil Fafnir.

"Emangnya dia keliatan kayak orang yang udah bersemedi berbulan-bulan apa!"

"Ya nggak usah ngejitak juga kali!" bentak Fafnir balik yang menundang tawa Khaylila.

Fafir berfikir lagi, kemungkinan lainnya yang dapat melihatnya, "Ah! Jangan-jangan kamu itu!...

#######

"Grhaa!!!"

Seekor naga sedang mengamuk menghancurkan seisi kota dengan nafas api dan cakaran nya. Naga yang sangat besar, hentakan kakinya saja dapat menghancurkan rumah-rumah kayu, nafasnya dapat membumi hanguskan hutan, dan kibasan ekornya dapat menghancurkan bebatuan.

Dia mengamuk tak berarah, menghancurkan segala sesuatu yang ada disekitarnya, menyebabkan ratusan korban berjatuhan. Mata nya merah, gerakannya seperti tak terkendali, walau oleh dirinya sekalipun.

Semua orang berlari ketakutan tanpa memikirkan rumah dan hasil sawahan mereka yang terbakar, yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana cara mereka menyelamatkan nyawa mereka sendiri. tak ada yang berani mendekat apa lagi melawan nya, kecuali satu orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hiatus] The Greates Books: rahasia didalam majapahitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang