Chapter Vl: Lorong Dimensi

31 4 2
                                    

Seperti yang sudah Adam bayangkan, tidak lama setelah pertemuan nya oleh Fafnir, Adam ditangkap oleh para penjaga dan di amankan ke pihak sekolah. Dan setelahnya, Adam dimarahin oleh guru BP selama jam sarapan murid yang lain.

Dalam hati, Adam sedikit bersyukur dimarahin nya bukan di sekolah, karena jika di sekolah, maka 2 jam di marahi itu masih terbilang sebentar. Oh ya, untuk sekedar informasi, guru BP yang sekarang adalah bu Putri.

"loh, udah selesai?" tanya Hadi sambil tetap mengunyah nasi kotak nya.

"sorry, 'baru' selesai" balas Adam sambil mengutip dua kalimat Baru nya tadi.

"bu Putri kalo lagi marah makin cantik aja ya" komentar Hadi sambil memperhatikan orang yang dia maksud dengan lebih seksama.

"Hoo~ sudah berani selingkuh kamu sekarang ya~"

tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakang mereka berdua, mendengar nya saja sudah membuat bulu kuduk Adam menggidik, apalagi untuk si Hadi yang faham betul itu suara siapa.

"Aaa.... sayang, kamu nggak marah kan?" tanya Hadi ke pada pacarnya Sheril yang sudah memelototinya di belakang.

"Nggak marah kata kamu??!!" balas Sheril dengan mata yang berapi-api.

Selanjutnya Adam hanya menjadi nyamuk diantara keributan Hadi dan Sheril dibelakang nya.

Dear mantan, ada yang mau balikan nggak sama aku, cuman sampe study tour selesai doank kok....

Tapi kalau Adam pikir-pikir lagi, memang sifat bu Putri sangat lah berbeda saat berada didalam bis dan saat memarahi nya tadi, seakan-akan kelakuan nya semalam hanyalah sebuah service tambahan yang hanya bisa dirasakan hanya oleh Adam dan hanya bisa pada saat itu saja.

Adam jadi teringat lagi, kata-kata terakhir Fafnir sebelum dia dibawa oleh para petugas.

"Jam sebelas hari ini, kutunggu di bagian barat ya...."

Itu pesan terakhirnya, sebelum akhirnya Adam dibawa oleh para petugas dan Fafnir hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arah nya.

Adam melihat lagi jam yang ada ditangan nya, pukul 9 tepat, masih ada sekitar dua jam sebelum Adam memulai petualangan yang sebenarnya.

######

Sang pemandu wisata masih asik sendiri dengan celotehan nya mengenai sejarah Borobudur, sambil sesekali menggoda para siswi. Tapi Adam tak menggubris nya sama sekali, karena yang dia pikir kan sekarang adalah mengenai Fafnir, Adam belum melihat nya lagi semenjak yang tadi pagi, apa jangan-jangan yang tadi pagi itu cuman khayalan Adam saja?"

"Phuuah, segernya...... Sorry ya agak lama, tadi aku mandi dulu abisnya." kata Fafnir yang entah sejak kapan sudah bertengger dibahu Adam.

Adam sempat kaget melihat Fafnir yang tiba-tiba sudah ada di bahunya. Ternyata bukan khayalan gua.

"Gimana jadinya?" tanya Adam sambil berisik kepada Fafnir.

"Terserah lah, kalau mau sekarang kita kabur!" balas Fafnir sambil berbisik, padahal walau pun dia berteriak juga tidak akan ada yang bisa mendengarnya.

"Ya udah, tunggu sebentar." Adam memandang ke sang instruktur jalan dengan seksama, dan disaat dia sedang tidak melihat ke arah para murid, Adam langsung berlari kebelakang dan menghilang diantara kerumunan orang.

Tak ada yang menyadarinya, kecuali seorang melfi. Melfi itu tersenyum melihat tebakan nya kalau Adam akan pergi benar, dia langsung mengangkat tangan nya yang spontan membuat pandangan kakak pemandu menjadi tertuju kepadanya.

[Hiatus] The Greates Books: rahasia didalam majapahitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang