Somethings Change

31 6 3
                                    

"Udah baikan?" tanya Tara diam-diam.

"Iya, udah. Makasih ya, Tar."

"Buat apa?" Tara menolehkan pandangannya pada Damar.

"Ya, kalo lo nggak ngomong ke gue, mungkin gue masih mentingin keegoisan diri gue sendiri buat ga minta maaf ke Rasti," jelas Damar.

"Iya." Singkat, padat, dan jelas. Hanya kata 'iya' yang keluar dari bibir Tara. Sesungguhnya ia pun takkan bisa memendam perasaan perihnya itu. Namun setelah ia pikir-pikir, ini adalah kesalahannya juga. Selama ini Damar tak membalas perasaannya karena Tara tak pernah mengungkapkan perasaannya sejak lama.

"Damar.." Tara mencoba memulai perbincangan.

"Ya?"

"Gajadi deh."

Ah bodohnya kamu, Tar!

Apa perempuan harus menyatakan perasaannya terlebih dahulu?

🌈

"Hai Tara!" sapa Rasti. Suasana kantin tak terlalu ramai seperti hari pertama.

"Rasti, kamu?" Mulut Tara tercekat.

"Kamu pasti bakalan nanya. Kenapa aku ramah dan baik banget sama kamu padahal sebelumnya aku marah-marah. Yap, aku minta maaf sama kamu soal itu. Sekarang kita bisa temenan, maybe." Rasti menerangkan pada Tara panjang lebar dengan senyuman manisnya yang khas.

"Makasih, Ras. Tapi kamu nggak perlu traktir aku kok," ujar Tara ketika Rasti memberi isyarat untuk memesan makanan.

"Why?"

"Aku merasa kamu nggak salah sama aku dan nggak ada yang perlu kamu berikan sebagai tanda terimakasih kamu. Aku ikhlas." Kembali setengah hati Tara teriris simetris. Sampai kapan ia harus memendam perasaannya, dan sekarang saat ia sudah begitu dekat dengan Damar, ia justru menerima kepahitan ketika melihat orang yang ia cintai telah dimiliki orang lain yang Tara tau bahwa Rasti memiliki banyak hal yang lebih dibanding Tara.

"Umm, okay. Nggak papa, mungkin lain kali. I better save my money, haha." Tara pun beranjak meninggalkan kantin.

Di sebelah pintu masuk kelas selalu ada sebuah papan mading kecil. Tujuannya adalah untuk menyebarkan berita secara rinci. Sebab apabila pengumuman ditempel di papan mading utama di dekat halaman sekolah, sebagian kecil murid yang biasanya kurang memedulikan berita di sekitarnya akan melewatkan hal yang sebenarnya sangat penting.

Beberapa pengumuman terpajang di papan mading kecil di depan kelas. Ada dua pengumuman pendaftaran organisasi dan satu pengumuman registrasi siswa baru. Namun sebuah pengumuman menarik perhatian Tara.

Pengumuman!
Dibuka pendaftaran bagi kalian yang memiliki bakat dan minat di bidang musik. Contohnya: vokal, piano, gitar, dsb. Bergabunglah pada ekstrakurikuler Musik dan ikuti audisinya pada:

Hari: Sabtu, 7 Juni
Waktu: sepulang sekolah-selesai
Tempat: Ruang musik

Semoga saja ini memang rezeki Tara. Ia akan mengikuti ekstrakurikuler Musik dan dengan mengikuti kegiatan ini, dia akan selalu dijunjung tinggi oleh prestasinya.

Sabtu siang waktu itu rasanya suasana di depan ruang musik sangat padat. Ternyata peminat ekskul ini sangatlah banyak dengan berbagai minat baik di bidang vokal maupun alat musik.

Reaching Cloud Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang