Mereka telah lama menjalin hubungan, sampai suatu ketika, penyakit Ragyl kembali dirasakan olehnya.
"Kring....Kring.....Kring." Telepon Karin berbunyi.
"Hallo, ada apa Ragyl."
"Ada yang harus aku omongin sama Kamu."
"Ngomong aja, ga papa ko."
"Ga bisa lewat telepon, aku mau kita ketemu."
"Ya udah Kamu ke rumah aku aja, kita ngobrol di taman rumahku."
"Ya sudah, aku sekarang ke rumahmu."Ragyl pun telah tiba di rumah Karin.
"Assalamu'alaikum, Karin."
"Wa'alaikum salam."
"Karin aku mau ngomong sesuatu."
"Ayo, kita bicarakan di taman saja."
"Iya."Ragyl bingung. Di sisi lain, Ragyl sangat mencintai Karin. Ia takut kehilangan Karin, tapi apalah daya, dia telah memutuskan jalan percintaannya bersama Karin.
"Rin, Jujur. Ini berat untukku."
"Berat kenapa?."
"Aku mau putus sama Kamu!." Dengan berat hati Ragyl pun mengatakannya.
"Apa!!. Ga mungkin, selama ini kita berhubungan dengan baik."
"Iya aku tau, kita berhubungan dengan baik, tapi hubungan ini ga bisa kita lanjutin lagi."
"Tapi kenapa Ragyl?."
"Aku udah bosen sama Kamu, mulai kita PDKTan terus pacaran dan sampe sekarang Kamu ga berubah." Bicaranya terbata-bata.
"Ya tapi apa salah aku, aku ga ngerti." Tanyanya menunduk dan meneteskan air mata.
"Kamu ga salah, mungkin ini salahku yang memilihmu menjadi pacarku."
"Kamu menyesal punya pacar kaya aku." Tangisnya semakin kencang.
"Iii.....iya, aku menyesal, aku ga mau kenal lagi sama Kamu." Ucapnya sambil berkaca-kaca mengeluarkan air mata.
"Kamu selingkuh dari aku?." Tanyanya sambil memegang tangan Ragyl.
"Maaf aku udah punya perempuan yang lebih dari Kamu." Jawabnya sambil melepaskan tangan Karin.
"Jadi benar Kamu selingkuh?."
"Iya, dan mulai sekarang aku mohon jauhi aku, carilah yang lebih baik dari aku."
"Tapi ga bisa gini Ragyl, salah aku apa?."
"Udah malem, aku mau pulang."Ragyl pun pulang, sungguh berat baginya meninggalkan Karin, di perjalanan pulang ia meneteskan air mata. Iya menganggap dirinya lemah dan tak berdaya, ia berpikir dengan kondisinya seperti ini, dia tidak mau membuat Karin khawatir.
Di sisi lain, Karin sangat terpukul atas keputusan Ragyl yang tanpa penjelasan yang masuk akal.