Mati Untukmu

77 10 2
                                    

Kondisi Karin pun diketahui Ragyl, ia segera menjenguk Karin. Sesampainya ia di rumah sakit, kakinya mulai gemetaran, hatinya merasakan sesak yang luar biasa,matanya sudah tidak bisa menampung airmatanya dan mulutnya tidak bisa berkata apa pun.

"Karin." Panggilnya dengan nada lemah.
"Ra....Ragyl, di mana Kamu?."
"Aku di sini Karin."
"Pegang tanganku, aku tidak bisa melihatmu."
"Ini aku Karin. Aku Ragyl."
"Sekarang aku tidak bisa melihat wajahmu lagi, aku tidak bisa melihat senyumu, tatapanmu, bahkan kebahagiaanmu." Keluh Karin kepada Ragyl.
"Meski begitu Kamu masih bisa merasakan kehadiranku."
"Kenapa tidak?. Aku sangat mencintaimu. Tapi maaf, sekarang aku tidak layak, aku tidak pantas untukmu, melihatmu saja aku tak mampu apa lagi menjagamu."
"Tidak Karin, ini semua salahku, seandainya dihari itu aku tidak pergi, mungkin Kamu tidak akan seperti ini. Harusnya aku membuatmu bahagia tapi aku membuatmu sedih."
"Jika Kamu ingin membuatku bahagia, lalu kenapa Kamu memutuskan status kita waktu itu."
"Tapi itu yang terbaik untukmu."
"Dan jika Kamu ingin menjagaku, seharusnya Kamu tidak meninggalkanku. Aku kecewa padamu Ragyl."
"Maafkan aku."
(Karin membuang muka dari Ragyl.)

Setiap hari Ragyl menjenguk ke ruangan Karin. Bahkan hampir setiap jam, kenapa tidak!? Ragyl pun dirawat di rumah sakit yang sama.

Sampai suatu saat.....

"Karin."
"Iya Ragyl."
"Kamu jangan khawatir yah, sebentar lagi Kamu akan kembali melihat keindahan dunia ini."
"Benarkah?."
"Iya benar, aku janji padamu."
"Aku sudah tidak sabar lagi."
"Tapi, Kamu tunggu waktu yang tepat yah."
"Aku akan selalu menunggu waktu itu datang."
"Ya sudah. Aku pergi dulu yah."
"Iya."

Ragyl kembali ke ruangannya....

"Mah, aku tau ini berat untuk kita,tapi Allah swt sudah berkehendak lain. Aku sudah siap dengan semua ini."
"Iya Ragyl, Mamah hanya bisa berharap ada mu'jizat datang."
"Iya Mah. Aku mau jika besok lusa ajalku sudah tiba, aku mohon donorkanlah mataku untuk Karin." Pintanya sambil menangis.
"Itu tidak mungkin Ragyl."
"Jika Mamah ingin melihat aku yang selalu ada, Mamah bisa pergi menemui Karin, aku akan hidup selamanya bersama Karin, walau pun aku hanya hidup di matanya."
"Tidak Ragyl, itu tidak mungkin."
"Mungkin ini permohonanku yang terakhir Mah."
"Jika itu maumu, Mamah akan turuti kemauanmu."
"Terima kasih Mah." Ucapnya sambil memeluk sang Mamah.

Tibalah hari di mana Ragyl akan mendonorkan matanya kepada Karin.

"Mah, Pah. Antar aku menemui Karin untuk yang terakhir kali." Pintanya sambil meneteskan air mata.
"Baiklah nak."

Mereka pun tiba di depan ruangan Karin dan bertemu dengan kedua orang tua Karin.

"Hallo Om, Tante."
"Iya Ragyl."
"Aku ingin menemui Karin untuk yang terakhir kalinya."
"Tentu saja."
"Aku punya permintaan untuk tante."
"Apa Ragyl, apa pun akan tante penuhi."
"Jika aku sudah hidup bersama Karin selamanya, aku mohon jangan pernah memberi tahu Karin tentang apa yang aku lakukan."
"Tante ga bisa janji Gil."
"Mah, tolong buat Tante dan Om mengerti, aku masuk dulu."
"Iya Agyl."

Ragyl pun masuk.....

"Karin, bagaimana perasaanmu sekarang?."
"Aku sangat bahagia Ragyl, aku sudah tidak sabar lagi ingin melihat orang-orang yang ku sayangi."
"Itu pasti Karin."
"Apa Kamu juga senang?."
"Aku sangat senang jika Kamu senang dan aku sangat sedih jika Kamu bersedih."
"Terima kasih Ragyl."
"Iya, setelah operasi nanti, kita akan berjuang bersama lagi, berjuang untuk selamanya."
"Iya Ragyl."

Operasi pun segera dimulai, para dokter yang menanganinya telah bersiap-siap. Mereka di bawa ke ruangan operasi bersama.

"Mah, sampaikan salamku kepada Karin."
"Iya Ragyl." Jawab sang Mamah sambil menangis.

(Di sisi lain.)

"Mah, sampaikan kepada Ragyl, aku akan segera melihatnya, dan aku akan menghabiskan waktu dengannya."
"Iya Karin." Jawab sang Mamah sambil menangis.

(OPERASI SEDANG BERJALAN)

Ayo baca endingnya di part terakhir nanti.
*Jangan lupa vote+comment yah*

CINTA KARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang