CHAPTER 3

8.2K 723 73
                                    

"Jangan pernah berpikir menggunakan pisau untuk memecahkan masalah ini, Jimin-ah." Ucap Taehyung sambil memakan snack potato chip honey miliknya yang sengaja ia beli tadi di minimarket dengan ukuran Jumbo agar bisa dimakan berdua oleh Jimin ketika mereka break latihan hari ini.

"Maksud mu ?." Tanya balik Jimin yang tidak mengerti dengan perkataan Taehyung, jujur saja Taehyung itu bicaranya kadang ngawur dan sulit dipahami, entah kenapa hanya dirinya dan keluargannya saja yang dapat memahaminya atau otak Jimin saja yang tidak sampai.

"Menggunakan pisau itu untuk memotong dirimu menjadi dua, yang satu ke tempat Jungkook dan yang satu ke tempat Suga." Balas Taehyung dengan tawa renyahnya disela memakan snack yang tinggal setengah bungkus sedangkan Jimin yang ikut memakan snack hanya memapoutkan bibirnya kesal, kenapa disaat seperti ini Taehyung masih sempatnya bercanda, bukankah Jimin menceritakan masalahnya untuk mendapatkan solusi perihal nanti malam ia akan pergi bersama Jungkook atau Suga.

"Berhentilah bercanda, kau pikir aku ini amoeba."

"Hahahaha, Mianhaeyo. Aku hanya tidak ingin kau stress, Jimin-ah."

"Aku Stress ? tidak!." Sangkal Jimin cepat dengan wajah yang sudah gugup untuk menutupi rasa frustasinya.

"Yang benar ? baiklah kalau begitu kenapa aku melihat kerutan di dahi mu ini, eoh." Tunjuk Taehyung yang sekarang sedang menekan - nekan dahi Jimin yang banyak tanda kerutan dengan kuat hingga sang empu meringgis. Jika Jimin tidak stress lalu kerutan di dahinya itu pertanda apa, pikir Taehyung heran melihat temannya itu tidak pernah mau jujur dengan apa yang sedang dirasakan.

"Hati mu berdebar untuk 'bulan kampus itu' dan kemudian berdebar untuk 'bulan kampus ini' iya kan ?." Goda Taehyung menyenggol bahu Jimin yang wajahnya masih terlihat bimbang.

"Omong kosong." Balasnya sanarkis dan lebih memilih meminum susu pisangnya dengan sekali teguk.

"Ikuti saja kata hatimu, mudahkan."

"...." Jimin terdiam dan sejenak berpikir, ucapan Taehyung itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jika Jimin ingin mengikuti kata hatinya tentu saja Jimin akan memilih pergi makan malam bersama Jungkook, tapi Jimin bukanlah pria egois yang tidak memikirkan perasaan orang lain terlebih orang itu sangat baik terhadapnya. Lagi pula Jimin sudah terlanjur berjanji pada Suga, jadi seharusnya ia pergi dengan Suga walaupun harus melepaskan impian terbesarnya yaitu makan malam berdua bersama Jungkook.

"Suga hyung terlihat cuek dan dingin tapi sebenarnya dia sangat baik, gentle serta pandangannya mengenai sesuatu itu sangat luas dan keren, banyak hal baru aku pelajari dari dirinya." Cerita Jimin yang mulai menjabarkan sosok Suga begitu detail dan lengkap kepada Taehyung, mulai dari wajahnya yang tampan namun terlihat dingin karena jarang tersenyum sampai hal - hal yang tidak terduga seperti perlakuannya yang hangat, baik dan keren dalam menyampaikan sesuatu hingga hati Jimin tergerak untuk mengikutinya.

"Brengsek kau Jimin-ah." Umpat Taehyung saat melihat sorot mata Jimin begitu dalam dan penuh kasih saat membicarakan Suga disampingnya.

"Yak! kenapa kau mengataiku." Dengus Jimin kesal dan tersinggung mendengar Taehyung mengumpat kepadanya, walaupun Taehyung sering mengumpat tapi ia tidak pernah berkata kasar seperti itu kepadanya.

"Jangan coba - coba menjadi Playboy Park Jimin."

"Aish....kau ini!!."

Plak....
Plak...
Jimin pun menjitak kepala Taehyung berulang kali dan memukul - mukul ringan lengan sahabatnya itu atas perkataannya. Playboy ? mana mungkin Jimin menjadi Playboy, dari tampang saja tidak ada. Seharusnya gelar Playboy itu untuk pria disampingnya yang dengan terang - terangan mengatakan sudah memiliki mantan pacar sebanyak 12 orang.

2MOON Season 1 [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang