Pansy forgotten

508 53 4
                                    

Taeyeon mengirimkan pesan singkat pada Donghae, memberi tau padanya, bahwa ia tak bisa menyusulnya ke pesta, meski sebenarnya ia sudah berada di sana, berdiri diantara para tamu undangan. Melihat dari kejauhan, betapa manisnya sikap Donghae dan So Eun yang tak sengaja bertemu, bahkan saling tersipu malu ketika Seo Joon membahas foto mereka berdua. Memperhatikan setiap gerak gerik mereka berdua, mulai dari saat Donghae yang menuangkan wine ke dalam gelas So Eun, hingga mereka membicarakan sesuatu yang entah apa itu, namun Taeyeon bisa melihat dari sorot mata So Eun yang tampak kecewa.

“Aigoo...aku benar-benar tak mengerti, kenapa wanita suka berbohong tapi tidak mau di bohongi.” celoteh Hyuk yang baru saja datang dan duduk di hadapan Taeyeon

“Kalau kau berada di posisiku, kau pasti akan melakukan hal yang sama bukan.” jawab Taeyeon.

“Sepertinya perlahan dia mulai jatuh cinta lagi.” ujar Hyuk Jae menatap Donghae yang bergegas pergi dengan menggendong So Eun.

Taeyeon beranjak dari kursinya, meninggalkan pesta bersama Hyuk Jae. Dari bali pintu utama, mereka menatap keluar dimana Donghae yang masih di sibukkan dengan So Eun yang tengah mabuk.

“Apa dia sudah lupa akan peristiwa yang lalu?”  tanya Taeyeon

“Entahlah, tapi kurasa, dia sudah melupakan masa lalunya semenjak bertemu So Eun.”

*-

Donghae sudah mencobanya beberapa kali, namun tetap saja gagal. Donghae tidak tau berapa pin Apartemen So Eun. Ia sudah berusaha membangunkan So Eun, namun So Eun tetap tidak sadarkan diri, So Eun justru mengigau tak jelas. Donghae pun terpaksa membawanya pulang kerumahnya. Hyemi yang baru saja dari dapur begitu terkejut melihat Donghae membawa pulang seorang wanita yang tak sadarkan diri.

“Omo omo omo... Oppa.!? Wanita mana yang kau bawa pulang? Apa dia pacar barumu? Wah.. Daebak.!!” celoteh Hyemi yang begitu heboh

Donghae hanya diam berjalan menuju kamar Hyemi. Hyemi menghalangi Donghae tepat di depan pintu sambil merentangkan tangannya.

“..Oppa kenapa tidak melakukannya di kamarmu saja, jangan nodai kamarku..” ujar Hyemi

Donghae membulatkan matanya. “Yakk.!!! Apa maksudmu!?!? Michyeoss-eo!!!” kata Donghae, menerobos masuk kamar Hyemi

Donghae membaringkan So Eun di atas ranjang Hyemi kemudian menyelimutinya hingga batas leher. Hyemi yang begitu penasaran mendekati So Eun, menatap lamat wajah wanita yang di bawa pulang oleh Oppa nya itu.

“wah..yabbeunni..(wah..cantiknya..)” gumam Hyemi

“Hyemi-ya, pinjamkan piyamamu padanya, gantikan pakaiannya.” suruh Donghae.

“Kenapa tidak Oppa saja yang menggantikan pakaian nya.”

“Yak.!!! Oppa-mu ini pria baik-baik” Donghae melempar bantal kecil pada Hyemi. Hyemi mengerutkan bibirnya, karena kesal.

So Eun menggeliatkan tubuhnya, matanya silau oleh cahaya dari luar yang menembus jendela kamar. Ia melihat ke segala arah dan tubuhnya sendiri yang berada dari balik selimut, ia meraba tubuhnya yang sudah memakai piyama dan mendapati gaun yang di pakainya semalam tergantung di pintu. Ia kembali memperhatikan setiap detail kamar itu. Di meja belajar, terpajang potret cantik Hyemi memakai seragam SMA bersama dengan Donghae.

So Eun keluar dari kamar Hyemi, mendapati dirinya berada di lantai 2. Dari sana ia melihat kebawah, ia tak menemukan Donghae di sana, hanya ada Hyemi yang sibuk melihat isi kulkas. Menyadari ada yang memperhatikannya, Hyemi menoleh ke arah So Eun.

“Annyeong..”  sapa Hyemi sambil melambaikan tangannya dan tersenyum.

So Eun membalas lambaian tangan Hyemi. Hyemi beranjak ke atas menghampiri So Eun. Ia mengerti So Eun pasti malu jika harus berkeliaran dengan piyama hanbok itu. Ia menarik So Eun kembali ke dalam kamarnya, mencarikan baju yang mungkin akan cocok dengan So Eun.

“Eonni...mandilah, dan pakai pakaianku saja dulu yang mungkin sekiranya cocok denganmu.” kata Hyemi

“Gumawo, maaf merepotkanmu.” jawab So Eun

“Aku sama sekali tidak merasa di repotkan.” ujar Hyemi sambil menuntun So Eun ke kamar mandi. “Mandilah, dan segera ke bawah. Oppa pasti menunggumu.” lanjut Hyemi yang kemudian beranjak pergi.

*

Kyuhyun terbangun ketika ponselnya berbunyi, ia terlelap di meja makan bahkan masih memakai pakaian kerjanya, menatap ke segala arah, dan benar saja So Eun tak pulang. Ia menunggu So Eun begitu lama sejak malam, Kyuhyun bahkan nekat masuk ke Apartemen So Eun. Ia menebaknya dengan mudah kode pin apartemen So Eun.

“Kau tidak pulang?” gumam Kyuhyun sambil menatap potret So Eun yang terpajang di dinding.

Kyuhyun membasuh wajahnya. Kyuhyun memdapati laci meja di dekat Sofa sedikit terbuka saat ia akan meraih jasnya. Beberapa foto pernikahannya dengan So Eun tersimpan disana, dirabanya foto itu. Sejenak mengenang betapa indahnya massa itu, pandangannya kemudian tertuju pada sebuah papan di dinding, dimana di sana hanya di penuhi surat kecil berwarna-warni tertempel di sana.

“Aku bersyukur kau masih menyimpannya, bahkan setelah tau bahwa itu aku.”

*

Taeyeon masih sibuk dengan bunga bunga nya, wanita itu tak pernah melewatkan seharipun untuk mengurus bunga bunga kesayangannya. Tak ada satupun orang yang ia fikir bisa mengerti perasaannya karena parasnya yang datar dan tak punya emosi. Biasanya di waktu seperti ini Donghae akan datang ke tokonya, namun sudah beberapa jam berlalu Donghae masih juga belum datang.

“Apa yang kau harapkan Pansy? Jangan banyak berharap, tentu saja pangeranmu sedang sibuk dengan bunga lili di rumahnya.” kata Taeyeon setelah merangkai bunga Pansy nya.

Meski Pansy begitu cantik, namun bunga liar tetap lah bunga liar. Donghae mungkin sudah melupakan bunga pansy musim dingin yang dia inginkan sebelumnya, karena kini, bunga lili yang seharusnya tidak tumbuh di musim dingin sedang mekar di hatinya.

To be Continued.  .  .

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang