Because Pansy

500 50 5
                                    

Hyemi segera turun begitu Donghae menepikan mobilnya, ia mengetuk jendela Donghae dan membisikkan sesuatu hingga membuat Donghae terbelalak dan mengusir dongsaengnya itu.

Donghae kemudian melajukan mobilnya. Kini dia hanya berdua dengan So Eun. So Eun tidak tau harus memulainya dari mana, ia bahkan tidak tau apa yang terjadi semalam hingga membuatnya menginap di rumah Donghae.

“Apa Haru sajangnim tau, aku....”

“Eomma pergi ke busan semalam, mungkin minggu depan ia baru pulang.”

Donghae menepikan mobilnya di sebuah restaurant dimana pertama kali ia mengajak So Eun bertemu.

“Mianhae, harusnya waktu itu aku menemuimu dulu atau setidak memberimu kabar saat sampai disana.” kata Donghae

Sejenak So Eun berfikir, mencerna apa yang Donghae bicarakan.

“Oppa mian, aku tidak ingat hal apa yang membuatmu menjadi tiba-tiba berbicara seperti itu. Tapi kurasa aku mengatakan sesuatu yang... Yah.. Entah aku tidak ingat apa itu, tapi tolong jangan ambil hati apa yang ku katakan saat aku mabuk, aku cenderung mengatakan hal-hal.......”

“Saranghae”
So Eun membulatkan matanya  “mwo?!?!”
“neo na saranghandago haessjanh-a.(kamu bilang kamu mencintaiku.)”

So Eun hanya diam karena begitu terkejut, ia begitu malau, bagaimana bisa dia mengatakan itu saat mabuk. Sedangkan kini orang yang membuatnya jatuh cinta kembali bukanlah orang yang dia harapkan, orang yang bahkan seharusnya ia hindari. Jatuh cinta untuk ke dua kalinya pada orang yang sama, membuatnya harus mengelak keras perasaan itu.

ani, nongdam-iya. (tidak, aku hanya bercanda.)” ujar Donghae setelah puas melihat reaksi So Eun.

So Eun menghela nafas lega mendengar bahwa itu tidak benar dan Donghae pun menceritakan yang sebenarnya pada So Eun.

“Aku merasa sangat bersalah. Maaf kan aku.” kata Donghae.
“Itu sudah berlalu, Oppa tidak perlu minta maaf padaku. Trimakasih sudah mengurusku dan maaf sudah merepotkanmu bahkan menyinggung perasaanmu.”
“Itu sama sekali tidak menyinggung perasaanku. Aku menyesal terlambat mengetahui bahwa kau mencariku saat itu.”

***

Di rabanya beberapa fotonya pasca pernikahannya itu. Luka itu perih kembali dirasanya, meski sedikit cinta sudah kembali tumbuh hatinya. Entah pria itu yang memang pandai mencuri hatinya atau memang So Eun yang belum melupakannya sepenuhnya. Perasaanya begitu campur aduk. Marah, kecewa, benci, cinta, semuanya beradu menjadi satu. Apa yang terjadi padanya, hingga membuatnya datang kembali? Benarkah dia menyesal? Benarkah dia masih mencintainya? Benarkah, dia sudah mengerti perasaannya?. Pria di masa lalunya itu bukanlah orang yang mudah di tebak, ia orang yang handal dalam mengendalikan emosinya sendiri.

Menyadari selembar fotonya hilang satu, So Eun segera mencarinya di album foto yang lainnya, namun ia tak menemukannya. So Eun bahkan begitu kesal, kenapa harus yang satu itu. Foto terakhirnya sebelum ada hal yang mengguncang rumah tangganya.

aish...jinjja.! Kenapa harus yang satu itu..” omel So Eun.

Sejenak, So Eun melupakan fotonya yang hilang ketika seseorang membunyikan bel. Ia bergegas membuka pintu, mendapati seseorang dengan sebuket bunga yang menutupi wajahnya.

“Kyuhyun.”

Kyuhyun menyingkirkan buket bunganya dari wajahnya dan memberikannya pada So Eun.
“untukmu agassi.”

“Jangan memanggilku seperti itu.”

So Eun melangkah masuk dengan di ikuti Kyuhyun di belakangnya.
neo wae yeogi issni? (kenapa kau kesini?)”

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang