4 | Dijual?!

251K 12.4K 475
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hentikan mobil ini!" Vella menjerit sambil memukul bahu Thomas secara membabi buta, "Aku bilang hentikan mobil ini!"

Vella terus berteriak dengan suaranya yang melengking keras.

"Cepat hentikan!"

Thomas kehilangan kesabarannya. Dia menepikan mobilnya tepat di tepi hutan yang sepi dan jarang dilalui oleh para pengguna jalan. Tempat yang memang telah direncanakan untuk Thomas datangi sebelumnya.

Tanpa membuka aktivasi kunci mobil, Thomas mencengkeram kedua pergelangan tangan milik Vella.

"DIAM!"

Satu kata perintah yang keluar dari mulut Thomas berhasil membuat Vella bungkam. Vella terkejut karena baru kali ini ada yang berani membentaknya seperti itu.

"Sakit!" suara rintih kesakitan keluar dari bibir Vella saat Thomas mencengkram lengan sikunya, lalu menariknya lebih dekat hingga jarak keduanya hanya menyisakan satu inci saja.

"Tutup mulutmu atau kau ingin aku menyetubuhimu sekarang? Di mobil?"

Keringat dingin membanjiri kening Vella saat cengkraman di lengannya terasa semakin kuat. Sementara tangan Thomas yang lain menarik tengkuk Vella dan mendekatkan wajahnya hingga tidak berjarak. Thomas mencoba mendaratkan bibirnya ke bibir Vella. Bibir itu telah berhasil mengaktifkan kejantanannya.

"Ti ... tidak mau!" Vella meronta sekuat tenaga dan menahan dada Thomas. Sambil meremas kaos Thomas, Vella memalingkan wajahnya ke samping, sehingga bibir lelaki itu hanya mendarat di pelipisnya.

"Jalang kecil, beraninya kau menolak ciumanku." Amarah Thomas semakin menjadi-jadi.

Thomas keluar dari dalam mobil dan membanting pintunya kasar. Dia berjalan memutar dan membuka pintunya untuk Vella.

"Kau mau apa?" Vella menggelengkan kepalanya dan menolak uluran tangan Thomas yang mengarah langsung ke lengannya. Vella berusaha menghindar dan bergerak menjauh namun Thomas telah terlebih dahulu mencengkram pergelangan tangannya dan membawanya keluar dengan paksa.

Thomas kembali menyeret Vella dan memberikan isyarat kepada dua pemuda yang berada di mobil belakang agar mengikutinya.

"Lepaskan tanganku! Lepas!" Vella berteriak di antara suara patahan ranting dan gemerisik daun karena langkah kaki mereka.

Vella benar-benar ketakutan. Vella melihat ke seluruh penjuru, namun tidak ada tanda-tanda kehidupan di tempat itu. Di sekelilingnya hanyalah pohon-pohon besar. Tidak ada rumah atau pemukiman warga yang dapat Vella jumpai.

Kakinya terasa begitu perih dan nyeri secara bersamaan karena saat Thomas menyeretnya turun dari dalam mobil. Sepatunya terlepas, membuatnya telanjang kaki.

Vella meremas lengan baju Thomas saat lelaki itu tidak juga mengurangi intensitas cengkraman di pergelangan tangannya, dan masih saja menyeretnya, "Thomas ... tanganku sakit ..."

Thomas melirik sekilas, lalu tersenyum sinis kepada Vella tanpa berniat untuk melonggarkan genggamannya.

Mendapati tatapan sinis itu, Vella kemudian membuang wajahnya. Saat itulah Vella bertemu pandang dengan dua sahabat Thomas yang tampak menikmati semua ini dengan terus memandangi tubuhnya tanpa berkedip.
Vella kembali menatap Thomas dengan rasa takut bercampur sakit.

"Thomas, kumohon ..." Vella menggantung kalimatnya saat Thomas tiba-tiba menghentikan langkah.

Vella melihat ke arah pandangan Thomas. Vella melihat sebuah pondok tua bertingkat dengan semak liar hijau mengelilingi pagar besi model kuno. Bagi Vella rumah besar tua itu tampak seperti sarang bagi segala bentuk kejahatan. Begitu gelap dan menakutkan.

"Kalian berdua, siapkan tempat itu." Perintah Thomas kepada dua lelaki yang berdiri di belakangnya.

"Oke, Bos!" Seru keduanya dengan semangat.

Apa yang direncanakan Thomas? Kenapa Thomas membawanya ke tempat ini? Jangan-jangan ... Apa laki-laki itu ingin memperkosanya?!

Otot-otot pada tubuh Vella menjadi tegang saat Vella tiba-tiba merasakan bibir Thomas mendarat di pipinya, lalu secara perlahan turun ke bahunya.

Vella terkesiap dan buru-buru menjauhkan dirinya dari Thomas, namun lagi-lagi lelaki jangkung itu menariknya kembali dan membuat pergelangan tangannya semakin sakit.

"Sebentar lagi kita akan bersenang-senang, Sayang. Kakakmu yang bodoh itu sore ini telah menghubungiku." Thomas menyeringai. Tangannya membelai rambut Vella yang lembut.

Vella merasakan jantungnya akan berhenti pada saat itu juga, berhenti saat kalimat itu terlontar dari mulut Thomas.

"Kau telah dijual oleh kakakmu sendiri hanya untuk kesenangan pribadinya."
"Di-dijual?"

Apa maksud ucapan Thomas?

"Iya."

Vella menepis tangan Thomas saat laki-laki itu menyentuhnya, "Bohong! Kakakku tidak mungkin melakukan hal itu?!"

Vella mundur menjauhi Thomas, dan laki-laki itu tampak menikmati ekspresi Vella saat ini.

"Kenapa tidak kau tanyakan langsung saja kepada kakakmu." Ucap Thomas sambil mengedikkan kepalanya ke arah belakang Vella, "Bukankah begitu, Josh?"

Vella memutar tubuhnya dan melihat Josh telah berdiri tak jauh darinya. Vella berlari menghampirinya dengan wajah lega, namun tidak bagi Josh.

"Kak Josh?"

Josh tidak membalas tatapan Vella.

"Maafkan aku, Vella."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






My Sexy Vella : Dark Romance [24+]  | Repost | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang