Happy Reading
***
Terhitung sudah tiga minggu Vella hidup bersama dengan Thomas. Seperti biasa Thomas selalu memberinya pil, memintanya minum obat pencegah kehamilan itu setelah sarapan.
"Buka mulutmu." Perintah Thomas pada Vella yang baru saja menghabiskan sarapan pagi.
Vella langsung memasang wajah cemberut masam. Ditepisnya tangan Thomas yang mencoba menyentuh bibirnya.
"Aku sudah meminumnya, Thomas! Puas?!" Ucap Vella bohong. Tanpa disadari Thomas, Vella tidak pernah meminum pil itu. Vella kesal karena Thomas tidak memberikannya kebebasan seperti yang telah dijanjikannya selama ini.
Sejak saudara tertuanya, Troy, datang, gerak gerik Vella dibatasi oleh Thomas. Thomas bahkan marah besar karena mendapati Troy masuk ke dalam kamarnya.
Vella tidak betah dikurung sendirian. Walaupun kamar Thomas tiga kali lipat lebih luas dari kamarnya, tapi tetap saja Vella merasa terpenjara. Hanya saat sarapan dan makan siang saja Thomas memperbolehkannya makan di ruang makan bersamanya. Selain itu, Thomas selalu menguncinya.
"Kau marah?" Thomas menaikkan sebelah alis.
"Aku mau jalan-jalan!" Ucap Vella dengan mata berkaca-kaca. "Kau janji akan mengajakku jalan-jalan tadi malam. Tapi kau malah memaksaku untuk bercinta denganmu! Melayanimu!"
Tangis Vella serta merta pecah. Bukan air mata palsu yang selama ini Vella gunakan untuk merajuk pada Thomas, melainkan air mata sesungguhnya. Vella lelah, putus asa dan ingin sekali menghirup udara segar. Sepertinya Vella sudah mulai diambang kegilaan. Depresi.
Thomas berdecak, memilih berjalan membelakangi Vella menuju ruang ganti. Thomas menanggalkan satu persatu pakaian, lalu menggantinya dengan pakaian lain yang lebih necis dan maskulin yang tertata. Sikap tak acuhnya itu membuat Vella sakit hati.
"Kalau kau pergi tanpa mengajakku lagi, aku bersumpah akan bunuh diri!" Ancam Vella yang masih berderai air mata.
Thomas menoleh sekilas lalu tertawa sinis mendengar ancaman Vella yang menurutnya hanya bualan kosong.
"Kau tidak akan berani melakukan itu, Sayang." Ucap Thomas selagi fokus membaca pesan di ponselnya.
Vella mengigit bibirnya semakin dalam. Thomas tidak memahami bahwa kondisi psikologisnya saat ini benar-benar lemah. Air matanya bahkan tumpah bagai air pasang.
"Kau benar-benar jahat!" Kata Vella sesenggukan. "Aku membencimu! Benci! Hiks!"
Vella memegang sesuatu yang mengkilap di tangannya. Menggenggamnya erat dalam usaha untuk menahan tangisannya yang terus saja mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Vella : Dark Romance [24+] | Repost | END
RomanceMenjadi cantik dan seksi adalah dambaan semua wanita. Tetapi mereka tidak mengetahui bahaya apa saja yang selalu mengintainya. Vella Rich Russell,19 tahun. Dia arogan, cantik, dan seksi. Thomas Keif Mulberry, 23 tahun. Dia berandal, kaya, dan viol...