My Sexy Vella : Dark Romance [24+] | Repost | END

36. Desiran Hati | 17+

Note : bagi yang membaca versi buku, PDF dan ebook bisa dibaca ulang dari awal ya, karena chapter nya beda....

***

***

Entah sudah berapa lama Vella berpangku tangan. Moodnya menurun drastis. Vella merasa kesal karena kehadiran Thomas telah membuat hatinya terombang-ambing. Padahal dalam beberapa minggu ini Vella telah berjuang untuk melupakan apapun yang berhubungan dengan Thomas. Lalu disaat hatinya ingin mulai membuka pintu untuk Troy, lagi-lagi tanpa Vella duga, Thomas kembali datang menganggu hatinya. Seolah usahanya selama ini sia-sia, itulah yang Vella sesalkan.

Seorang gadis kemudian lewat di muka meja kelas Vella dan mengomentari kegalauan Vella.

"Hai Vella, kenapa kau tampak seperti orang yang sedang sakit gigi?" Candanya melepaskan Vella dari  pikiran yang tengah mengembara.
Vella mengangkat wajahnya. Sonia, si ratu gosip itu menghentikan langkahnya sejenak dan berdiri di hadapan Vella dengan penuh gaya centil.

Bukan rahasia umum lagi kalau Sonia setiap harinya selalu mengumbar gosip bahkan aib para dosen. Entah darimana Sonia mendapat sumber berita itu, tetapi yang pasti, seratus persen semua yang keluar dari mulutnya selalu tepat. Terakhir kali bahkan Sonia tahu perihal hubungannya dengan Thomas, yang jelas-jelas merupakan pria brengsek paling ditakuti di seantero negeri. Pria paling panas yang memiliki jejak petualang sebagai penakluk hati.

"Apaan sih." Vella mengibaskan sedikit rambutnya yang menggangu ke belakang.

Vella pura-pura mengabaikan Sonia. Vella tahu bahwa Sonia berusaha mengorek informasi perihal Thomas. Ya, Sonia memang sangat terobsesi dengan Thomas.

"Ayolah! Aku tahu kau barusan berangkat bersama Thomas!" Sahut Sonia penuh rasa ingin tahu.

Vella tersenyum ketus menyahut rasa penasaran Sonia. "Kenapa? Kau mau menggosipkanku dengan Thomas lagi ya?"

Sonia menarik kursi ke depan meja Vella, lalu duduk berhadapan dengannya, "Ayolah, aku tidak pernah menggosipkan yang jelek-jelek tentangmu. Aku hanya penasaran saja. Kau yang cuti selama berminggu-minggu, tiba-tiba datang bersama Thomas! Bukankah itu berita besar?"

"Aku bosan membicarakan laki-laki itu. Cukup pagi ini aku sudah dibuat kesal olehnya." wajahnya memerah dipenuhi kemarahan, "Dan kau! Jangan ungkit nama laki-laki itu lagi di hadapanku!"

"Dasar pelit. Padahal aku 'kan cuma ingin tanya tentang Thomas." Kata Sonia sambil sambil menyebutkan semua aktivitas Thomas dengan jari-jarinya yang antusias, "Seperti apa makanan favorit Thomas? Apa yang Thomas lakukan di hari weekend? Kemudian ... apa Thomas benar-benar hebat di ranjang?"