10 | Virgin ?! [21+]

238K 8.2K 350
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak di bawah umur, silahkan jauhi lapak ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak di bawah umur, silahkan jauhi lapak ini. Thx

***

"Turunkan aku, penjahat!" Vella menjerit kencang saat Thomas membawanya masuk ke dalam mansion.

"Tolong aku! Hiks!" Vella merana dengan air mata bercucuran. Segala teriakan minta tolong keluar dari bibirnya yang bergetar. Dipukulnya secara bertubi-tubi punggung Thomas agar pria itu mau menurunkannya. Namun rasa sakit itu tampaknya tidak ada dalam kamus pria bertubuh kekar itu.

"Kalau aku jadi kau, aku akan menghemat tenaga, Sayang." Thomas tertawa kejam. Diremasnya pantat Vella kasar sampai gadis itu kembali meronta dalam gendongannya.

"Jangan sentuh aku! Hiks!" Vella semakin histeris dalam menjerit karena pelecehan yang menimpanya. Vella menangis karena selama hidupnya yang damai, belum ada yang berani memperlakukannya seperti ini.

"Hiks!" Tangisannya semakin menjadi-jadi saat Thomas kembali membawanya masuk ke dalam kamar.

"Jangan biarkan siapapun menggangguku." Perintah Thomas kepada bawahannya, Jordan, sebelum akhirnya dia menutup dan mengunci pintu kamarnya. Lalu tanpa sedikitpun memakai cara lembut, Thomas menjatuhkan Vella ke atas tempat tidur.

Vella merasakan tubuhnya terbanting hingga bibirnya yang sempat terkatup refleks mengeluarkan suara desah kesakitan, "Ahh ... aduh ..."

Vella memijat pelipisnya dan kembali dilanda rasa takut berlebih saat Thomas ikut naik ke atas tempat tidur.

"Tho-Thomas ... kau mau apa?" Vella mencoba bangkit. Sambil menahan tangis, Vella mencoba turun dari atas tempat tidur. Namun belum juga bergerak aktif, salah satu kakinya ditarik dengan kasar sampai tubuhnya berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Thomas.

"Kau sudah berani membohongiku, dan kali ini akan kubuat kedua kakimu sulit untuk berjalan, Sayang." Thomas tidak sekedar mengancamnya secara verbal dan itu disadari penuh oleh Vella.

"Aku tidak mau! Lepaskan aku! Lepas ... hiks!" Vella menjerit dan memukuli Thomas dengan sekuat tenaga.

Vella menangis dengan frustasi saat pukulannya tidak sedikitpun mempan untuk membuat Thomas mau menyingkir dari atas tubuhnya.

"Hiks!" Vella merasa mual saat Thomas mulai menciumi tubuhnya. Bermula dari endusan tipis hidung Thomas di sepanjang leher dan bahunya, kali ini Thomas mulai menciuminya dengan gairah yang tidak biasa.

Vella berusaha mengelak namun tubuhnya ditahan oleh tangan yang dipenuhi otot milik Thomas, "Diamlah. Jangan sampai aku menggunakan cara kasar untuk melakukannya."

"Thomas, aku mohon ... jangan ... hiks!" Vella merasa tersiksa saat ciuman itu disambut lain dengan remasan di dadanya.

"Kau benar-benar cantik, Sayang." Thomas memuja keindahan Vella. Dadanya terasa pas ditangannya saat dia memainkannya. Bahkan saat tangannya masuk ke dalam gaun Vella, tangannya seperti tersengat listrik saat kulitnya yang halus berhasil Thomas sentuh, begitu lembut dan kenyal.

"Sakit, Thomas! Jangan ...." Vella menjerit kesakitan saat Thomas meremas payudaranya karena ini pertama kali baginya mendapat perlakuan seperti itu. Namun jeritan itu dibalas oleh Thomas dengan mendaratkan bibirnya ke bibir Vella.

Thomas membungkam Vella dengan menciumnya. Thomas memimpin permainan, menuntun Vella agar mengikuti gairahnya.

Vella menangis karena kekuatan fisiknya tidak bisa menayamai Thomas. Thomas terus memaksanya sampai Vella tidak berdaya. Pria itu menggigit bibir bawahnya saat Vella menolak untuk membuka mulut. Dan saat mulutnya telah berhasil terbuka, Vella tidak mampu menahan lidah Thomas yang menyerang masuk ke dalam rongga mulutnya. Semuanya kian menjadi-jadi saat kedua kakinya dipaksa memisah lebih lebar.

Vella otomatis membuka matanya, dan terkejut saat kulitnya bertemu dengan kulit Thomas. Thomas membelai pahanya dan mencoba menurunkan celana dalamnya.

Dengan kekuatan yang tidak seberapa, Vella mendorong Thomas dan memaksa Thomas melepas ciuman di bibirnya.

"Jangan! Aku tidak mau!" Vella memohon dengan tatapan memelas.

"Tidak ada yang bisa mengaturku, Sayang." Thomas mengabaikan permintaan Vella dengan melanjutkan permainannya. Dilepasnya celana dalam yang membungkus inti Vella dengan mudah.

"Jangan lakukan ini ... aku mohon ... hiks!" Vella memohon dan terus memohon agar Thomas menaruh iba kepadanya, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Thomas semakin bergirah. Tangannya bahkan mulai berani menekan dan menggesek kewanitaannya yang masih tersegel sempurna dengan kepolosan murni.

"Aahh ... Thomasshh ..." Vella terkejut karena untuk pertama kalinya dia mengalami hal ini.

Thomas semakin diselimuti semangat saat mengetahui bahwa Vella ternyata masih perawan.

"Thomas, jangan! Kumohon ... aku masih ..." Vella menangis tersedu-sedu saat dia mengatakan kalimat terakhir itu kepada Thomas, "Aku masih perawan ... Aku tidak mau ... hiks!"

Thomas terkejut mendengar pengakuan Vella. Sembilan puluh lima persen perempuan Inggris tidak lagi perawan saat usia mereka tujuh belas tahun, dan sekarang Thomas bertemu dengan salah satu dari lima persen itu.

Vella yang seksi ... sembilan belas tahun ... masih perawan? Sulit dipercaya!

Thomas seperti mendapatkan jackpot, dan tidak membutuhkan waktu lama bagi Thomas untuk memikirkannya, senyum kemenangan itupun akhirnya menyelimuti wajah Thomas.

"Wow, kalau begitu menjadi kehormatan bagiku untuk mengambil mahkotamu, Sayang." Thomas memainkan kewanitaannya yang indah. Thomas memasukkan satu jari tangannya ke dalam yang masih tersegel rapat itu dengan kelembutan yang jarang Thomas berikan kepada gadis atau wanita manapun.

"Jangan!" Vella tersentak saat kewanitaannya kembali dimainkan oleh Thomas. Diremasnya seprai tidurnya dengan kencang saat penetrasi asing itu datang secara bertubi-tubi.

"Please ...." Vella menolak dengan air mata ketakutan.

Thomas tertawa mendengar penolakan dramatis dari Vella, "Malam ini akan menjadi malam bersejarah untukmu."
Sambil memainkan organ intim Vella, Thomas mengucapkan satu kalimat bernada ancaman kepadanya.

"Sepertinya besok pagi kau benar-benar akan sulit untuk berjalan, Sayang."

My Sexy Vella : Dark Romance [24+]  | Repost | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang