28 | Cinta yang Tersembunyi

179K 4.1K 598
                                    

Thomas menepikan mobilnya di halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thomas menepikan mobilnya di halaman. Dia keluar dari mobil, bersandar sebentar di pintu yang tertutup, lalu tengadah untuk menatap jendela kamar Vella yang saat ini tengah tertutup tirai putih. Thomas sedang tidak ingin berdebat apalagi bertengkar dengan Vella. Dan sekarang dia memilih untuk mengambil sekotak isi penuh rokok yang baru saja dia beli. Tepat saat dia ingin menghidupkan pemantiknya, tiba-tiba dia mendengar suara jeritan yang melolong keras.

"Tidak! Nona Vella! Tolong!"

Tubuh Thomas tiba-tiba menegang. Thomas menjatuhkan pematik dan kotak rokoknya ke tanah, lalu berlari kencang melintasi ruangan menuju kamar utama.

"Ada apa dengan Vella? " Tanya Thomas kasar pada Rene, pembantu rumah tangganya yang hanya berdiri pucat di depan pintu kamar mandi.

"No .... Nona ..." Rene berdiri gemetar dan menunjuk ke arah bathtub.

Thomas mendorong Rene ke pinggir dan melihat Vella berada di dalam bathtub yang dipenuhi darah.

"Vella!" Thomas menjangkau ke dalam dan menyelipkan tangannya di bawah tubuh Vella, lalu mengangkat tubuhnya dari atas air. Tubuh Vella lunglai dan tampak seperti tak bernyawa saat Thomas membawanya menjauh.

"Panggil dokter Brown! Cepat!" Perintah Thomas pada Rene.

Thomas kemudian menurunkan Vella ke atas tempat tidur. Darah pada urat nadi tangannya masih mengalir dan Thomas buru-buru menghentikan pendarahan itu dengan mengikat kain di sepanjang pergelangan tangannya yang terluka.

Thomas kemudian mendongakkan kepala Vella dan mendengarkan apakah gadis itu masih bernapas.
Vella sudah tidak bernapas lagi.

"Sialan! Aku tidak akan membiarkanmu mati!" Thomas memencet hidung Vella kemudian menutup mulut Vella dengan mulutnya. Setelah dia meniupkan napas ke mulutnya, dia mengawasi selagi dada gadis itu mengembang. Thomas mengulangi lagi proses itu.

"Ayo, Sayang. Bernapaslah!" Tepat saat dia hendak melanjutkan ke tahap CPR selanjutnya, Vella tiba-tiba terbatuk.
Thomas merasa seakan-akan dia sendiri juga kembali hidup. "Bagus, Sayang. Bernapaslah."

Vella terbatuk-batuk, "Tho ... mash ..." Dia menarik napas dalam-dalam sementara air matanya mengalir.

Thomas menyibakkan helai-helai rambut yang menutupi wajah Vella lalu mengecup dahi, pipi, dagu, dan terakhir bibirnya. Vella mengangkat tangannya dan memeluk leher Thomas.

"Jangan lakukan ini lagi, Sayang. Jangan lakukan lagi." Thomas memeluknya erat-erat, membenamkan wajahnya di leher Vella.

Vella gemetar dan menangis, bergantung pada Thomas, "A ... ku ti ... dak mau di ... kunci sen ... dirian lagi. Tidak mau."

My Sexy Vella : Dark Romance [24+]  | Repost | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang