22nd (Let's Walk On Flowery Path!)

2.1K 280 26
                                    

PLAKKK!!!

Jungkook tetap berdiam diri di tempatnya. Tidak berusaha untuk melawan, meski pun pipinya kini berwarna kemerahan, bekas tamparan yang baru saja dilayangkan oleh Tuan Jeon. Well, apa lagi yang dapat dia perbuat di saat posisinya jelas-jelas merupakan si biang masalah yang sudah menorehkan aib di keluarga Jeon?

"Aku tidak pernah membesarkanmu untuk menjadi seorang bajingan, Jeon Jungkook!" bentak Tuan Jeon. Matanya tampak berapi-api karena emosinya yang sudah memuncak.

Jungkook hanya dapat menundukkan wajahnya. Dalam hati, pemuda itu hanya mampu menyesali kecerobohannya. Ia juga kini begitu mengkhawatirkan kondisi kakak angkatnya sekaligus gadis yang sudah ia hamili.

Hari ini, setelah mengantarkan Lisa pulang ke rumahnya, Jungkook segera pergi ke Rumah Sakit karena Wonwoo meneleponnya. Dari nada bicaranya, kakaknya terdengar begitu panik. Jungkook yang sama sekali tidak memiliki kecurigaan apa pun, segera mematuhi perintah kakaknya. Dan betapa terkejutnya Jungkook ketika sesampainya di Rumah Sakit, Tuan Jeon segera mencecarnya dan mengatakan bahwa Jennie hamil.

Jungkook kini benar-benar membenci dirinya sendiri. Karena dirinya lah, kini lagi-lagi Jennie berada di posisi yang sulit. Karena dirinya lah, kini ayahnya, ibunya, serta Wonwoo tampak begitu terluka. Jungkook tahu bahwa kesalahannya sudah sangat besar dan tidak akan pernah bisa dimaafkan.

Kesalahan yang ia lakukan sudah begitu fatal dan tidak ada gunanya juga ia menyesali kesalahannya, karena Jennie sudah terlanjur mengandung janin hasil hubungannya dengan gadis itu yang kelewat batas. Selain itu, posisinya sebagai seorang pemuda yang sebentar lagi akan menikah dengan gadis lain, membuat Jungkook terlihat seperti seorang bajingan yang dengan mudahnya mempermainkan lawan jenisnya.

Tuan Jeon yang masih belum bisa meredakan emosinya, menatap Jungkook dengan sengit sebelum melayangkan sebuah tinju pada pipi Jungkook, meninggalkan bekas lebam pada pipi pemuda itu. Tak hanya itu saja. Kini, Tuan Jeon dengan garang memukuli anak lelakinya secara bertubi-tubi, seolah Jungkook merupakan seorang kriminal yang pantas untuk mendapatkan siksaan fisik.

Wonwoo yang tidak tega melihat kondisi adiknya yang babak belur, segera menghentikan ayahnya. "Appa! Sudah cukup! Ingat, Jungkook itu anak Appa! Lihat, Jungkook sudah babak belur begini!" tegur Wonwoo pada ayahnya.

Tuan Jeon menoleh dan menatap Wonwoo dengan sinis. "Sepertinya, anak jaman sekarang itu selalu kurang ajar ya. Kenapa kamu menghentikan Appa untuk menghajar adikmu ini? Dia pantas untuk mendapatkannya! Kalau bisa, Appa akan sekalian membunuhnya karena sudah merusak citra baik keluarga Jeon!" seru Tuan Jeon sembari kembali melayangkan sebuah tamparan yang ditujukan kepada Jungkook yang masih saja memilih untuk tidak memberikan sebuah perlawanan.

Namun, Wonwoo yang sigap segera menghampiri Jungkook yang membuat tamparan dari Tuan Jeon justru kini mengenai pipi Wonwoo. Pemuda itu meringis kesakitan sembari memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit luar biasa. Baru ditampar sekali saja, Wonwoo sudah merasa kesakitan. Apalagi Jungkook yang sedari tadi tak hentinya dihajar oleh Tuan Jeon.

Tuan Jeon tampak tersentak melihat kelakuan anak sulungnya. "Minggir, Jeon Wonwoo. Jangan lindungi si pembawa petaka itu. Dia tidak pantas untuk kamu bela. Dia sudah menyakiti hati ayah dan ibumu. Apakah kamu ingin ikut menjadi anak durhaka sepertinya?"

Wonwoo dengan berani tetap bertahan di tempatnya sembari menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Jungkook dan menjadi tameng bagi Jungkook. Pemuda itu menatap tepat ke manik mata ayahnya. "Jungkook memang bersalah. Tapi, bukan berarti Appa dapat menyiksanya seperti ini. Bagaimana pun juga, dia adalah anak Appa dan Eomma. Sama seperti aku, Sagang, dan Jennie."

Paper Hearts (Jennie X Jungkook, Privated) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang