Setelah Lima Tahun Berlalu

60 2 1
                                    

Tulisan ini kutulis setelah Lima tahun sejak semuanya di mulai hingga saat ini semuanya telah benar-benar berakhir.

Aku memberanikan diri menulis ini ketika semuanya tak ku tahu lagi harus aku ceritakan kepada siapa. Bahkan, kurasa semesta sudah mulai bosan dan enggan mendengarkan.

Kau tahu, kata orang tulisan adalah satu-satunya hal paling abadi dalam hidup. Dan kau adalah satu-satunya alasan sejak dahulu mengapa aku mulai menulis. Aku menulis karena semua pelajaran yang telah kamu berikan. Sadar atau tidak, kurasa kau adalah satu-satunya pria yang akan abadi dalam tulisanku walaupun akhirnya aku tidak bersamamu.

Aku ingin menuliskan perasaanku saat ini.

Tidak.

Jangan takut.

Aku bukan ingin membuka luka.
Aku berjanji tidak akan menangis banyak, namun hanya sedikit saja. Aku ingin mengingatmu.

Biarkan kutuliskan semuanya disini.

Aku tidak mencintaimu lagi seperti dulu. Kurasa aku bisa memulainya dari kata itu, karena aku binggung harus memulainya dari mana.

Setelah mengingat kembali tentang masa lalu, aku hanya ingin menjelaskan mengapa saat itu aku pergi tanpa kata saat semua mulai membaik.

Saat itu, kau tahu bahwa aku benar-benar menyerah atas semua keadaan yang harus aku lalui. Saat aku mengetahui sebuah keadaan yang mengatakan aku harus menyerah, sebenarnya aku belum benar-benar berniat pergi. Namun, sesaat setelah ku tekadkan untuk tetap berjuang, kau malah menunjukkan kepadaku bahwa kau telah bahagia bersama wanita yang jelas-jelas aku kenal sejak sebelum aku mengenalmu.

Ditambah lagi, aku kecewa saat nyatanya wanita itu malah menolakmu mentah-mentah tanpa alasan yang jelas, namun kau malah masih mengejarnya. Aku kecewa padamu.

Saat itu, ingin sekali aku berkata bahwa tak perlu dia untuk membuatmu bahagia. Cukup datang saja padaku, dan kau katakan kau mencintaiku, maka aku rasa semua akan membaik dan akan baik-baik saja.

Tapi tetap saja aku bisa apa jika hatimu memilih dia?

Setahun setelah aku memenjarakan hatiku dalam ruang yang sangat gelap, seorang pria datang tanpa ku pinta. Awalnya aku tetap memilih untuk bertahan padamu.

Namun, entah datang keberanian dari mana, aku malah membuka hatiku untuknya dan berusaha melupakanmu.

Awalnya semua sulit. Sangat sulit. Bahkan sempat beberapa kali dia mempermainkanku, hingga akhirnya aku memilih untuk mentautkan hatiku padanya.

Sejenak aku melupakan kenangan kita, kehadirannya yang membuat duniaku kembali berubah secara drastis, setelah selama dua tahun lebih aku mengagumi sosokmu.

Namun, tetap saja rasanya dia berbeda. Bukan ingin membandingkan, hanya saja kurasa dia berbeda.

Dia pria pembuat onar di kelasku. Dia murid baru yang dikeluarkan dari sekolahnya yang lama karena sebuah masalah. Dia baik padaku, namun tidak bertahan lama.

Hanya 3 bulan aku bertahan kepadanya karena aku rasa semua yang ku lakukan percuma. Aku merasa dibodohi olehnya yang jelas-jelas masih berada pada masa lalunya. Dan bodohnya aku, aku memintanya melupakan hal yang jelas-jelas sudah berbuah lebat di tubuhnya.

Saat itulah aku kembali mengingatmu. Dan setelah itu pula aku dengar kau akan pergi meninggalkan Indonesia. Awalnya aku rasa biasa saja. Sampai akhirnya aku sadar bahwa tak ada lagi kemungkinan bahwa aku akan bertemu denganmu. Orang yang membuatku mulai menulis karena patah hatiku. Dan melalui tulisan inilah aku harap aku dapat bertemu bahkan dapat mendekapmu walau dalam imajinasiku saja.

Dan melalui tulisan ini juga, aku harap aku dapat mendoakanmu. Aku tahu bahwa saat ini kita berada di dua benua yang jelas-jelas berbeda dan tak mungkin bagi kita untuk kembali bertemu kapanpun itu. Tapi, percayalah bahwa rinduku masih milikmu walau hatiku tidak lagi untukmu.

Cukuplah sampai disini tulisanku. Aku tak ingin terlalu memanjangkan luka dan terlalu menyuruhmu mengingat tentangku bahkan tentang masa lalu kita yang mungkin hanya aku yang mengingatnya. Tapi yang pasti, aku merindukanmu.

Wn.

Kumpulan PuisiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin