Kisah Yang Harus Kalian Tahu

27 2 0
                                    

Malam ini tidak hujan. Tidak juga berawan. Sama seperti malam sebelumnya, malam ini tetap gelap.

Bisakah aku kembali menceritakan seseorang malam ini? Kurasa ini bukan puisi. Hanya ingin bercerita tentang perasaan yang tidak ku tahu mengapa ia terlalu abadi.

Kau pasti tau kan pria delapan februari itu? Pria yang jelas-jelas membawa hampir seluruh kewarasanku hingga membuatku saat ini setengah gila untuk melupakan sosoknya.

Aku hanya ingin bercerita. Tidak lama. Dan jika kau tidak mau membaca, tidak apa. Aku tidak akan memaksa.

Begini, sebelum aku bertemu pria yang ku panggil 'bi' itu, aku pernah sempat mencintai beberapa pria. Tapi entahlah, si bi, berbeda dari mereka.

Dulu, aku sempat berkata pada Tuhan. Tepatnya seperti ini, "Tuhan? Aku tidak ingin berurusan dengan pria pembuat onar. Tolong jangan pertemukan." Seperti itu.

Tapi, entah datang keajaiban dari mana, kadang Tuhan malah memberi apa yang tidak di inginkan.

Tuhan, dengan tiba-tiba mengirimkan bi dengan segala keajaiban. Dia pria pembuat onar. Bukan seperti cerita di novel. Dia pintar. Aku mengakuinya. Tapi, dulu, tiap malam yang gelap seperti malam ini, dia akan bercerita. Dia akan mengatakan padaku mengapa dia menjadi seperti sekarang. Aku tidak menyalahkannya. Dia benar. Dia hanya membenci suasana rumahnya.

Jika tiap malam ia bercerita, paginya ia akan menggangguku. Sederhana. Tapi bisa ku katakan manis. Jika kau jiji membacanya, tidak apa. Aku paham.

Kemarin aku jatuh cinta. Bukan pada sosoknya, pada pria lain. Tapi entah magic dari mana. Sekali lagi bi mampu membuatku merasa ada. Saat orang tuaku terlalu sibuk dengan dunia mereka.

Waktu itu, aku ingin bercerita, saat untuk pertama kalinya aku bisa duduk berdua bersamanya. Saat itu aku hanya menganggapnya sebagai teman. Serius.

Sampai tiba-tiba dia berkata kepadaku, "Aku antar pulang ya naik mobil? Tapi berdua aja biar bisa jalan-jalan." Kau tahu apa yang kulakukan saat itu? Aku tidak menjawab sama sekali. Aku berpikir.

Saat itu aku sedang bersama teman-temanku, dan telah berjanji untuk pulang bersama. Saat itu aku tidak menjawab iya, aku menolaknya.

Kau tau lagi, beberapa kali dia mendekatiku. Tapi tetap saja, sulit untuk selalu membuka hati. Lalu pernah saat itu, aku ingat.

Hari itu hari senin. Aku sedang tidak enak badan. Dan kami harus berenang. Aku duduk sendirian di sebuah kursi. Tiba-tiba, dia mendatangiku, lalu bertanya, "gak mandi?" Aku menggeleng. Lalu dia bertanya lagi, "marah ya?" Aku menggeleng lagi. Setelah itu dia pergi. Lalu datang bersama temanku yang lain lalu ia berkata pada temanku, "tanya ke dia kenapa? Marah gak di kasih kabar atau gimana?"

Kawanku bertanya, lalu aku hanya menjawab seadanya, 'tidak enak badan.' Dan kalian tahu, dia mendekatiku, lalu memegang keningku. Setelah itu dia pergi dan meninggalkanku. Sesederhana itu.

Dia pergi berenang, setelah mandi dia mendatangiku lagi. Kali itu ramai. Dia duduk di sebelahku. Lalu menyisir rambutku tiba-tiba. Aku gugup. Jujur.

"Masih sakit?" Katanya. Aku diam. Lalu teman-temanku datang. Mereka bertanya padanya, "Mau ngapain disini?" Dan kau tahu apa jawabannya? Dia bilang, "mau pacaran."

Gila! Itu adalah hal tergila bukan?
Padahal saat itu kami tak memiliki status apa-apa selain 'teman'.

Dan setelah itu, saat malamnya aku sedang belajar, dia menelfonku, lalu berkata, "temani aku ya." Lagi-lagi aku hanya diam. Lalu menemaninya.

Setelah itu lama waktu berlalu. Tidak lama. Hanya beberapa minggu. Dia tiba-tiba sakit kembali. Dia pulang, lalu sebelum pulang dia menyapaku di depan semua teman saat masih ada kelas fisika. Saat itu aku sedang maju menjawab soal di papan tulis. Dia melewatiku, lalu berkata, "situ kau ya.."

Aku tersenyum. Entahlah. Mungkin disitu aku mulai menyukainya. Dan singkat cerita, malam itu, dihari yang sama, ia menanyakan satu hal. Sekali lagi, hanya pertanyaan sederhana. 'Mau jadi pacarku?'

Aku tidak langsung menjawabnya. Aku menggantungkan pertanyaan itu. Lama. Setelah sampai akhirnya aku menjawab iya. Dengan syarat, 'tidak ada yang boleh tahu.'

Kau tahu, semuanya selalu berjalan lancar. Dia selalu menemuiku dan aku menemuinya. Sampai akhirnya tiba-tiba ia membawa banyak orang ke kelas. Saat itu sedang persiapan UNBK, dia mengatakan pada temannya 'aku pacarnya!'.

Lagi-lagi aku hanya diam dan malu. Dan sampai situlah akhirnya semua orang tahu kami berpacaran.

Dan yang paling kuingat dari semua itu adalah, saat perpisahan. Untuk pertama kalinya, aku merangkul tangannya, dia memegang bahuku. Lalu, kau tahu, beberapa kali dia memagangi puncak kepalaku. Dan saat itulah puncak kebahagiaanku karena sosok Bi.

Sepertinya kau mulai bosan bukan mendengar semua cerita ini, baiklah. Kita langsung keakhir saja. Ini bagian paling sedih bagiku.

Aku meminta putus. Sekitar dua hari dia tak menjawabnya. Membuatku degdegan setengah mati. Pada saat itu aku berada pada titik akhir perjuangan hubunganku.

Kami tak bertemu lagi. Aku merindukannya. Tapi tidak tahu bagaimana dia. Setahun berlalu, dia memiliki pasangan baru. Dan aku? Aku yang masih mengunggunya. Sampai saat ini kurasa.

Kau tahu, aku menulis ini bukan ingin pamer. Aku hanya ingin membaca cerita ini suatu saat. Aku tidak ingin melupakan sosok Bi yang, jujur, membuatku selalu bahagia.

Kalau bi membaca ini. Aku hanya ingin bilang, masih banyak cerita yang ku simpan. Tapi masa itu paling kuingat. Karena kata orang, masa PDKT adalah masa paling indah.

Tapi bagiku, semua masa bersamanya begitu indah. Dan sekarang, aku berusaha melupakan dia. Bukan kenangannya. Biarlah kenangannya tetap ada.

Dan terakhir,

Selamat malam bi.

Aku, Rindu. :)

Kumpulan PuisiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin