Abdidar sebuah nama yang selalu tergiang di kepalaku sejak semalam si emak membahas tentangnya. Arrgghh pekerjaanku bisa terbengkalai karenanya. Ya, sekarang aku sudah sampai tempat kerjaku. Sebelum subuh aku sudah berangkat dari Jakarta menuju Bandung. Masih sedikit ngantuk si, tapi ya mau gimana lagi. Untung si una punya persediaan kopi instan yang cukup banyak. Dasar penggila kopi...
Flashback on
*"untuk mu" abdidar memberikan makan malam untuk elzara "apa ini ?" tanya zara "itu nasi goreng buat kamu, kamu belum makan kan?" tanya abdidar dengan lembut "emmm, aku belum makan tapi aku sudah membeli makan. makanannya kamu bawa pulang lagi aja ya. Mubazir takut ga ke makan, sudah dulu ya. Sudah malam saya kembali ke kosan Assalamualikum" ucap elzara dia menolak makanan itu karena tidak ingin memberi harapan pada abdidar "Walaikumsalam el, mau aku antar?" tanya abdidar meskipun kecewa dia tetap menawarkan dengan senyum yang mengembang di wajahnya "tidak usah, dah sampai berjumpa besok" dengan terburu-buru aku melangkah menjauhinya sambil membacakan mantra semoga ini hal yang benar, dari kejauhan ekor mataku menangkap bahwa dirinya masih terpaku di tempat tadi..
Flashback off
Lamunanku buyar karna ketukan pintu dari kekasihku, Bayu Anggara.
"Assalamualaikum ra, kamu ini sudah berapa kali mas ketuk pintunya kamu tidak menjawab" tuturnya. Aku tersenyum melihatnya mendekatiku, pria yang selama ini setia menemaniku
"Walaikumsalam, mas. Sabar hehe maaf tadi aku lagi" lagi memikirkan seseorang mas jawab dalam benakku sambil bingung mencari alasan
"Lagi apa ra sampe kamu ga fokus gitu lagi ngelamunin berdiri di pelaminan sama aku ya ra ?" godanya selalu saja seperti ini menikah denganmu tidak pernah terlintas dalam benakku mas, tetapi godaannya ituloh membuat pipiku panass
"Bisa aja deh mas, aku lagi capek mas. Tadi pagi baru sampe sini mas," kilahku padanya
"Kamu ini ra, harusnya kamu minta aku untuk menjemputmu. Kamu pasti belum makan kan?," tanyanya kaku sekali pria ini pria yang selalu serius jadi pingin di seriusin haha
"Belum mas, yasudah," balasku terkadang aku berfikir bagaimana bisa adek betah lama-lama berbincang dengan mas bayuku ini orang yang terlalu kaku dan terlalu serius ini mungkin mereka jodoh.
***
Saat sampai di restoran kesukaan kami. Kamipun memesan banyak makanan, untuk memenuhi perutku dan perutnya.
"Ra, kamu tau ga? Si adek makin hebat saja dia. Dia di promosikan untuk menjadi ketua jurusan yang sedang dia ajar ra" ceritanya dengan mata berbinar
"Oh, dia pantas mendapatkan itu mas. Dia orang yang rajin dan tekun, apalagi ya mas dia itu kalau sudah fokus dengan sesuatu susah berpaling mas" sharingku dengan mas Bayu entah aku tidak merasakan cemburu hanya saja tidak enak mendengar itu
"Iya dia memang adik kecil yang menggemaskan. Oh ya ra, weekend ini kamu ada acara ga ra? Aku ingin datang ke pernikahan teman kuliahku dulu" pintanya
"Kamu telat mas, aku baru saja tadi di booking sama jingga. Dia memintaku untuk menemaninya keliling Bandung mas" jujur aku tidak berbohong
"Yaudah ra kalau begitu. Mas ajak ade aja ya ra. Gapapa kan ? Nanti dia mas kenalkan dengan teman-temas mas ra," jawabnya yang sesegera mungkin aku aku angguki
Percakapan kami terhenti, saat makanan kita sampai. Kemudian, kita memakannya dalam diam dan berkelut denga pikiran masing-masing.
***
Bayu POV
Adera Shakila sahabat dari kekasihku yang selalu di panggil adek. Tampilan dia siang ini berbeda dengan biasanya. Dia terlihat cantik dan dewasa.
"Mas, ayo," ajak adera, tetapi aku masih ingin memandanginya sungguh Indah ciptaanMu
"Mas, kenapa melamun?" tanyanya membuat ku salah tingkah
"Ahh e-mmh gak apa-apa kok, hanya sedikit pusing" jelasku padanya. Aku tidak pusing sama sekali tetapi aku terpesona sama kamu adek. Jarang sekali kamu berpenampilan seperti ini
"Yaudah, kalau mas sakit mending ga usah jadi aja mas. Bahaya di jalan mas," jelasnya. Oh tidak bisa membatalkan seperti ini adikku sayang, kamu harus itu bersama mas batinku
"Kita akan tetap berangkat, saya sudah baikan," jawabku sok cool ingin aku berteriak dan tertawa karenanya aku di buat gila seperti ini. Bagaimana jika aku menikah dengannya? Eh, aku sudah punya ara. Inget dia kamu seperti ini pasti karena adera hanya tampil berbeda saja aku menyugestikan batinku
"Yaudah terserah kamu mas, Ade mah ikut aja," manisnya gadis kecilku ini penurut seperti ingin memeluk dan menciumnya. Tapi aku ingat, kita bukan muhrim. Nanti ya dek tunggu abang di pelaminan sama adek haha anggap saja aku sudah gila sungguhan
***
Adera POV
"Mas, jangan pegang-pegang ih. Ade bisa jalan sendiri," yaAllah orang ini ngapain sih megang-megang pinggangku dengan posesif. Kan aku jadi risih, belum pernah aku seperti ini, mungkin sahabatku yang lain sudah pernah. Tapi aku? Boro-boro pacaran yang deketin aja gak ada sungguh miris hidupku. Entah aku yang tidak peka atau tidak ada haha sudahlah lupakan.
"Nanti kita terpisah, sangat ramai di sini de. Aku harus bertanggung jawab karena aku mengajak kamu," jawabnya menatapku dalam. Kenapa jantungku berdebar di tatapnya seperti ini.
"Hmmm ikut aja deh tapi jangan erat-erat juga mas kita seperti surat dan perangko," jawabku dengan tawa dan dia mulai mengendurkan pegangannya. Syukurlah aku terbebas.
"Weyy ma bro bayu, lo bawa siapa nih cantik banget tapi sayangnya masih kecil. Wah lo pedofil bay sekarang ?," tanya salah satu teman mas bayu yang ku tak tahu namanya itu. Enak saja menyebutku anak kecil aku sudah besar kali om
"Kenalin, ini," jawabnya sambil menatapku bingung dia kenapa seharusnya kenalkan saja aku seperti adiknya "kenalin, ini adera. Dia sudah menjadi wanita dewasa vin," sungguh aku wanita dewasa aku terharu mas bay
"Adera" ulur tanganku ke kevin dan di balas dengannya "Kevin, gue bagi nomor lo dong. Lo bukan siapa-siapanya bayu kan? Bisa kali kita dekat," jawabnya tanpa malu-malu si kevin ini mirip sekali dengan emak gak tahu malu dimanapun dan kapanpun kenapa aku harus bertemu sosok seperti emak yang lain lagi ? Dunia ini sangat sempit batinku
"Hehe bukan kok, nanti kamu minta saja ke mas bayu ya," jawabku dan secara tiba-tiba aku di tarik mas bayu menjauhi Kevin
Mas bayu aneh sekali hariini, di mulai dari dia menjemputku hingga sekarang di ballroom pesta pernikahan ini. Iaselalu aja menjauhi akudari temannya yang kece-kece. Aku kan mau dapat jodoh juga mas makanya aku ikutmas ke sini batinku
KAMU SEDANG MEMBACA
C O M P L E T E D
Literatura Feminina"Kamu ? Hmm hai apa kabar" Tanyaku dengan sedikit senyum yang terukir di wajahku sesaat setelah aku kembali dari rasa shock bertemu dengannya. Disinilah aku berdiri, terbebani dengan ucapaanku sendiri "Jadi, sekarang kamu jangan meminta aku untuk me...