MIMPI YANG A N E H

19 0 0
                                    

"Hai ra" suara itu suaranya . Aku menoleh pada sumber suara itu
"Hai, kamu?" tanyaku kaget sungguh ini dia bersama dengan wanita itu iya... Akhirnya mereka menikah.. Sakit, sakit sekali yang ku rasa. Tapi, dengan mudah aku menutupi perasaanku. Aku memaksa tersenyum saat bertemu dengannya
"iya ini aku ra. Ra kenalin ini istri aku Siska" dia memperkenalkan istrinya kepadaku yang sedang hamil dan dia menatap istrinya dengan tatapan penuh Cinta aku merindukan tatapan itu
Aku menatap istrinya dengan nanar, begitu beruntungnya kamu sis, hingga abdidar bisa memilkimu
"ra" panggilnya memecahkan lamunanku yang sedang menatap nanar istrinya
"ah iya hai Siska aku elzara senang bertemu denganmu ya sis" senyumku dengan paksa "iya ara, aku juga senang bertemu denganmu" sangat cantik senyumannya pantas saja lelaki ini terpikat. Siska tidak sepertiku... Ia cantik dengan caranya sendiri
"Sayang, kamu kemobil duluan ya. Aku mau berbicara sebentar dengan elzara ini temanku sewaktu kuliah dulu" hahaha iya aku cuma teman kamu, teman yang kamu cari saat kamu kesepian "iya sayang" jawab Siska dengan senyuman bahagianya dan ia langsung berjalan masuk ke mobil
"Ra, aku masih sayang sama kamu. Kamu masih sayang sama aku tidak ?" gila ini sungguh gila aku mau jadi madunya aku ga bisa terima
"Kamu masih bisa bilang begini ke aku sedangkan kamu sudah menghamili wanita lain? Lelaki macam apa kamu? Tidak bertanggung jawab. Kamu pikir aku mau lagi bersanding dengan pria yang gampang mengucap janji-janji manis di awal saja. Sudah cukup hati aku terluka karena kamu." sudah tak bisa ku bending lagi air mataku saat aku berhadapan dengannya dan membicarakan tentang hati ini aku mencintaimu sangat mencintaimu
Tak disangka dia memeluku "please ra jangan nangis, kamu boleh marah sepuasnya denganku. Tapi jangan menanggis sudah banyak air mata yang kamu buang hanya demi aku" ku dengar dia juga menangis ku coba melepaskan pelukannya namun tak bisa ku lepaskan sungguh aku lelah aku lelah aku takbisa. Aku biarkan sejenak ia memelukku, hingga aku sudah kuat aku mendorongnya dan aku langsung berlari menjauhinya. Sesak, tak pernah terselesaikan.. Aku ingin semua selesai, meski kami sudah dewasa rasanya sulit untuk mengakui rasa masing-masing.

***
"Ra, ra bangun ra. Ra kamu bikin aku takut aja" suara ade mengintrupsiku adera kenapa ada disini? Seingatkau tadi aku dengan lelaki itu
"De, aku haus" jawabku jujur tenggorokanku begitu kering dengan peluh yang membasahi tubuhku. Jantungku berdetak tak karuan, kenapa ini ?
"iya aku ambilin dulu ya ra, kamu tadi mimpi apaan si ra sampe aku mendengar kamu menangis dan keluar keringat gitu. Bikin aku takut aja bentar ya ra" jawabnya oh syukurlah tadi hanya mimpi buruk pelukan itu membuat ku sesak walau tidak nyata namun seperti nyata dia sepertinya sudah bahagia dan akan segera mempunyai anak sepertinya
"ra, tuhkan aku udah di sini dari tadi kamu masih ngelamun aja. Ngelamunin apa sih ra?" Tanyanya apakah aku harus jujur? Sepertinya jangan itu hanya bunga tidur
"ah eh em enggak kok, tadi kayak di kejer-kejer setan gitu de makanya gue mau nangis dan gue ketangkep sama si setan itu dek serem deh pokonya sampe ga bisa napas gue dek" kudengar dia tertawa syukurlah dengan mudah ia percaya dengan apa yang ku katakan
"ara ara kamu ada ada aja hahaha kamu mana takut sih sama setan, kamu emang ga inget jaman kuliah kita dulu kamu kalau pulang tengah malem sering lewat kuburan? So, pasti kamu udah temenan dengan sebangsanya dong ra hahaha", masih dengan tawanya sepertinya aku memang salah bicara semoga mimpi itu tidak terjadi kenyataan
"yaudah ah ra, kita solat subuh terlebih dahulu biar kamu gak diganggu dengan makhluk halus ra" lanjutnya aku pun menggeleng dan berjampi-jampi untung hanya mimpi untung hanya mimpi untung hanya mimpi semoga jampi-jampiku ini berhasil semoga ini hanya mimpi
“EH KAMU SOLAT ARA... JANGAN TIDUR LAGI. KAMU KALAU UDAH TIDUR BUKAN ARA LAGI TAPI IBU TIRIIII” lanjutnya setengah teriak merajuk
“Iya, iya aku solat. Tadi aku hanya sedang berfikir, aku kok bisa bermimpi seperti itu ya de” ucapku setengah ketawa aku lelah

POV ADERA
Tidur nyenyakku terusik, saat ara tertidur disebelahku. Ia begitu gelisah, raut wajahnya begitu gelisah. Ara kenapa ?
Tak terasa aku mendengar ia mengatakan “KAMU” dengan begitu gelisah memendam rasa sakitnya. Siapa yang dia maksud dengan kamu itu apakah masih sama dengan orang itu ?
Tak beberapa lama lagi ia berkata “SUDAH” tak terasa air matanya menetes bahkan saat ia tertidurpun lelaki itu masih menginvasi pikiranmu ra. Begitu sayangnya kamu dengannya ra
Ku genggam tangannya seraya menenangkannya semoga tak terjadi apa-apa ya ra. Tak berapa lama ia kembali tenang, sudah tak segelisah tadi. Hanya saja, ia tetap menangis.
Sudah waktunya, aku harus membangunkannya
“ra bangun ra, bangun” ia tidak bangun emang dasarnya ara susah banget kalau di bangunin
“Ra, ra bangun ra. Ra kamu bikin aku takut aja” ucapku menggoyang-goyangkan tubuhnya
Hingga ia bangun sendiri dengan wajah bingung menatapku, kenapa ia bingung ? "De, aku haus" ucapnya, sekalian menyuruhku dengan tatapan kosong
Aku tahu kamu sakit ra, ikhlaskan kalau memang itu yang terbaik. Jangan menyiksa batinmu sendiri ra
"iya aku ambilin dulu ya ra, kamu tadi mimpi apaan si ra sampe aku mendengar kamu menangis dan keluar keringat gitu. Bikin aku takut aja bentar ya ra" tanyaku sambil berlalu dari hadapannya, semoga ia berpikir tentang apa yang sedang ia mimpikan tadi "ra, tuhkan aku udah di sini dari tadi kamu masih ngelamun aja. Ngelamunin apa sih ra?" tanyaku memecahkan lamunannya sedari tadi ia masih diam seribu bahasa.
"ah eh em enggak kok, tadi kayak di kejer-kejer setan gitu de makanya gue mau nangis dan gue ketangkep sama si setan itu dek serem deh pokonya sampe ga bisa napas gue dek" jawabnya gugup, aku percaya saja mungkin belum saatnya ia bercerita dan akupun tertawa untuk mengelabuinya membuat semua yang ia katakan adalah sebuah kebenarannya
"ara ara kamu ada ada aja hahaha kamu mana takut sih sama setan, kamu emang ga inget jaman kuliah kita dulu kamu kalau pulang tengah malem sering lewat kuburan? So, pasti kamu udah temenan dengan sebangsanya dong ra hahaha", aku masih berhahaha hihi sudah ra sudah cukup kamu merasa terus tersakiti, berada dalam sebuah penyesalan ternyata bisa mempengaruhi hidupmu ya ra. Sudah jangan pikirkan dia lagi, jadikan itu pelajaran ra supaya kamu lebih kuat lagi. Aku sedih melihatmu seperti ini
"yaudah ah ra, kita solat subuh terlebih dahulu biar kamu gak diganggu dengan makhluk halus ra" ucapku yang di barengi gelengan dari kepalanya aku tahu ia tidak mendengarkan ku. Ia masih sibuk dengan pikirannya
Tak habis pikir ia masih melamun “EH KAMU SOLAT ARA... JANGAN TIDUR LAGI. KAMU KALAU UDAH TIDUR BUKAN ARA LAGI TAPI IBU TIRIIII” lanjutku setengah teriak merajuk
“Iya, iya aku solat. Tadi aku hanya sedang berfikir, aku kok bisa bermimpi seperti itu ya de”ucapnya setelahnya, dan aku hanya tertawa masih saja kamu membohongi perasaan mu ra

Bahkan, untuk berkata jujur saja ia tak mampu. Hanya dengan memendam, tidak akan menyelesaikan apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan, waktu yang terus berlalu tidak bisa menyelesaikan itu semua. Semakin lama kamu memendam, sama saja dengan kamu yang akan membunuh dirimu perlahan.

Duh, kayaknya tulisan ini kepanjangan deh, maklum ya gaes wkwk baru pertama kali mau bikin karya nih...
Jangan lupa di komen komen yak, di vote juga gapapa ..

C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang