Semenjak hari itu, aku sudah ingat. Haha seperti amesia aja ara haha
Iya, ternyata pas malam itu ade menginap di tempatku karena ia tengah menghadapi sebuah masalah besar katanya.
Kataku sih tidak, hanya tentang cinta. Cinta itu mudah, apabila kita berani membuka hati. Dengan sendirinya, cinta akan masuk. Tanpa harus dipersilahkan.
Gampang ya terucap teori aku ini, tapi jika aku terapkan susah sekali. Namanya juga hidup harus di nikmati."Ra, aku ga enak nginep di tempat kamu terus nih," sesalnya. ia sudah 3 hari mengungsi di rumahku karena apartementnya sering di datangi lelaki yang menyukainya namun lelaki itu terlalu agresif.
"Selaw de, pas kuliah dulu kamu juga sering aku suruh nemenin aku buat menginap kan," ya memang dulu saat aku masih belia emm.... masih kuliah maksudku aku sering meminta adera menginap di kost ku karena teman sekamarku yang sedang ada urusan dari pada aku bete sendirian mending aku ajak adera
"Makasih ya ra, kamu udah seperti kakak buat aku. Ra, aku kangen ayah dan mama," ya beginilah adera dia sangat mencintai ayahnya eh mencintai dalam hal bapak dan anak ya kalian jangan salah paham
"Pulang de, mereka juga kangen sama kamu," ucapku aku juga merindukan kedua orang tua ku, dengan adik-adikku yang sudah besar
"Aku ga bisa si gila itu pasti juga kesana untuk mencariku," tuturnya dengan lesuh
"Hahaha kamu kenapa de? De selama ini kamu belum pernah kenal dengan orang lain . Kamu belum bisa move on dari yang namanya siapa itu hahaha," ejekku sambil tertawa
"Ah, kamu mah ra. Aku kan lagi sedih," jawabnya lesu iya ia sungguh lesu bila berkaitan dengan masalah hati
"Mungkin ini sudah saatnya kamu mencoba membuka hati buat Farhan de. Dia kan HOT nanti kalo kamu nikah sama dia malem pertamanya HOT banget pasti de rawrrrr hahahaha," ucapku sambil menirukan suara harimau yang sedang ingin mencakar mangsanya dan perutku sakit karena tertawa terlalu kencang tapi ini sungguh lucu melihat ade yang memerah mukanya seperti menahan sesuatu hahahaha
***
"De, mas akan menjagamu dari si Farhan itu ya kamu tenang aja de. Im yours de," ucap mas Bayu kenapa dia berkata bahwa mas Bayu milik Ade aku bingung
"Iya mas, yaa i know my brother, "ternyata hanya kakak beradik untung saja aku sedikit cemburu
"Ra, kamu kenapa diam saja sayang?," tanya mas Bayu sambil mengelus kepalaku
"Aku hehe gapapa mas," jawabku jujur langsung ku alihkan pandanganku ke jendela kaca tapi sepertinya aku melihat seseorang yang ku kenal? Mungkin dia sedang berlibur di sini batinku
"De, si kesayangannya mas kenapa ya de?", tanya mas Bayu pada adera seperti sedang menyindirku langsung ku tenggok dan ku pelototi mas bayuku itu dan seketika tawa adera dan mas Bayu pernah melihat mataku yang melotot. Ya mataku ini memang besar jadi tidak heran aku bisa melotot sebesar-besarnya
"Mas, ra kok dari tadi mobil di belakang ngikutin kita terus ya ? Sepertinya aku kenal dehh itu siapa ra? Ara aku takut aku ga suka sama dia dia agresif ra", Ade mengungkapkan isihatinya dia sangat sedih sepertinya
"De, dia gak seharusnya kamu jauhi. Kamu harus hadapi de, coba untuk jalan dengannya. Belum tentu dia seagresif yang kita kira kalau dia denganmu de. Coba pelan-pelan ya de," nasihatku pelan ku dengar dia sedikit mendesah"yaudah deh ra, mas berhenti sekarang . Aku mau turun, dan bertemu dengannya," putusnya dan langsung di iyakan oleh mas Bayu
"kalian berangkat sekarang ya, aku baik-baik aja dengan lelaki agresif itu selamat tinggal doakan aku kembali dengan nyawa yang masih ada di diriku ya see you," ucap ade dengan sedih dan dia langsung melangkah meninggalkan mobil kami dan mas Bayu langsung melajukan mobilnya dan seketika suasana menjadi canggung
"Ehm" kudengar dehaman dari mas Bayu
"kenapa?" ku menengok dan memegang tangannya"kasian ade, pasti dia ga nyaman banget disana" ucapnya sedih
"iya mas aku tahu, tapi dia harus coba buka hati mas" tuturku dan mas bayu diam memikirkan ucapanku itu.
POVADERA
"De, dia gak seharusnya kamu jauhi. Kamu harus hadapi de, coba untuk jalan dengannya. Belum tentu dia seagresif yang kita kira kalau dia denganmu de. Coba pelan-pelan ya de", aku memikirkan nasihat ara dan mendengarkannya dengan seksama. Memang, akalau belum mengenal kita tak tahu bagaimana pribadi aslinya
"yaudah deh ra, mas berhenti sekarang . Aku mau turun, dan bertemu dengannya", jawabku yang di angguki oleh mas bayu, sekarang mobil mas bayu sudah berhenti di pinggir jalan dan diikuti oleh mobil itu
"kalian berangkat sekarang ya, aku baik-baik aja dengan lelaki agresif itu selamat tinggal doakan aku kembali dengan nyawa yang masih ada di diriku ya see you” ucapku kepada mereka tak lupa aku mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka.
Aku kemudian berjalan menghampiri farhan, yang seperti cacing kepanasan menghampiriku.
“Der, plis jangan menghindar ya. Gue Cuma mau mengenal lo lebih jauh der,” ucapnya memohon sepertinya dia lelah bermain kucing-kucingan denganku
“Gue Cuma ga bisa han, gue terlalu takut untuk memulai semua ini”, jawabku tak berbohong.
Aku memang terlalu takut untuk mengenal cinta. Banyak orang berkata cinta itu indah. Ya bagiku cinta itu indah, bila dua orang itu memiliki kasih sayang yang sama besarnya. Tidak seperti ini, hanya salah satu pihak saja yang menyanyangi.
“Plis der, kasih gue kesempatan dan gak akan gue sia-siakan. Anggap gue temen lo der” ucapnya sungguh-sungguh sambil memegang tanganku. Perlu kalian tahu, aku sekarang berada di pinggir jalan di kawasan bandung.
“han, bisa kita ngomong gak di tempat seperti ini ? Gak enak di lihat orang-orang” putusku untuk menyelesaikan semua ini
“Oke der, masuk kedalam mobil dan kita selesaikan semua ini ya”, jawabnya penuh kesabaran
Tak susah untuk jatuh cinta padanya, hanya saja..
Aku belum sepenuhnya bisa percaya dengan seseorang pria yang akan menggambil hatiku kelak. Aku masih takut mengartikan apa itu cinta. Terlalu gamang untuk di definisikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
C O M P L E T E D
ChickLit"Kamu ? Hmm hai apa kabar" Tanyaku dengan sedikit senyum yang terukir di wajahku sesaat setelah aku kembali dari rasa shock bertemu dengannya. Disinilah aku berdiri, terbebani dengan ucapaanku sendiri "Jadi, sekarang kamu jangan meminta aku untuk me...