Yang bisa menembus kedalaman hati seseorang hanyalah hati yang lain. —Persona 4; The Animation.
*
Dua insan—yang berada di bawah naungan jutaan bintang diangkasa, walaupun jam menunjukan bahwa saat itu sudah lewat tengah malam, mereka masih merasa betah berada di sana. Suara air mancur kecil di hadapan mereka mendampingi keheningan yang tercipta di tengah-tengah antara dua insan itu. Angin malam yang menusuk sampai ke tulang sama sekali tak mengganggu mereka berdua.
“Kau tak ingin kembali ke dalam? Ini sudah lewat tengah malam,” peringat salah satu di antara mereka—Harry Styles pada gadis yang duduk di sampingnya.
“Apakah kau kedinginan?” tanya gadis itu balik tanpa menghiraukan peringatan Harry.
Harry hanya menggeleng, “Tidak—tidak terlalu. Aku malah takut kau sendiri yang kedinginan.”
Menatap bintang di langit yang tak terhitung banyaknya—walaupun katanya lebih banyak ikan di laut, Alex menghela nafas panjang, “Aku tak apa. Lagipula aku memakai jaket.” balasnya, “aku tak percaya bahwa kaulah yang akhirnya meruntuhkan dinding tebal yang selama ini aku buat.”
Harry tersenyum mendengarnya, “Usaha keras itu akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan, bukan? Tentu saja diiringi dengan kesabaran. Jika kau tidak percaya, aku sudah membuktikan itu.”
“Terserah kau saja.” ujar Alexia tak acuh.
“Aku sudah mendengar masa lalumu dari Ellie. Bolehkah aku mendengar masa lalumu dari dirimu sendiri? Dari sudut pandang sang pemilik masa lalu itu sendiri?” pinta Harry tiba-tiba.
“Kenapa kau ingin tahu?”
Harry menghela nafas pendek, “Masih saja bertanya seperti itu. Kau sudah tahu jawabannya, bukan? Tapi jika kau tidak mau memberitahuku pun tak apa. Aku tak mau memaksamu jika kau tak mau. Lagipula aku tahu bahwa itu sangat berat untukmu.”
“Lari dari masa lalu itu tidak ada gunanya, bukan? Karena aku sudah pernah melakukan itu, dan tak membuahkan hasil apapun. Jadi, sekarang aku tidak akan lari dari masa laluku lagi.”
“Apakah benar tak apa? Jangan memaksakan dirimu.”
Alexia menggeleng, “Tidak, aku tidak akan memaksakan diri. Aku akan menceritakannya padamu. Tapi, aku sangat tak pandai bercerita berurutan. Lebih baik kau saja yang bertanya padaku. Aku akan menjawabnya semampuku.”
“Baiklah. Tapi aku minta maaf jika pertanyaanku ini ada yang menyinggungmu atau apapun itu yang membuat dirimu merasa tak enak,” Alex mengangguk, “Ellie bilang saat kedua orang tuamu mengajakmu pindah ke Inggris sini, kau menolak. Tapi beberapa hari sebelum hari ulang tahunmu, kau malah menyetujui itu dengan tiba-tiba. Apakah ada alasannya?”
Alexia mengangguk, “Aku sebenarnya menolak karena aku tidak mau meninggalkan—yang dulu kuangap teman-temanku di sana. Tapi, hari itu—beberapa hari sebelum ulang tahunku aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka.”
---
“Katanya beberapa hari lagi ulang tahun Alexia, ya?”
“Masa? Aku tidak ingat—tak penting lagipula. Lalu jika dia ulang tahun, kenapa?”
“Jika kau kita diundang ke pesta ulang tahunnya, apa kau mau datang?”
“Tentu saja tidak. Aku malas, nanti aku bilang saja kalau aku ada acara keluarga yang harus dihadiri oleh semua anggota keluarga besarku. Kau mau datang?”
![](https://img.wattpad.com/cover/9014263-288-k860310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Addict ♦ h.s.
Fanfiction[discontinue] Ini bukan cerita fantasi, maupun kisah para vampire. Ini hanyalah kisah seorang gadis yang kecanduan dengan bau cairan yang merupakan alasan mengapa dia masih hidup hingga sekarang. Cairan berwarna merah, yang menurut orang lain menaku...