BAB 4

1K 86 9
                                    

TANDU telah dibentangkan di dalam kelas.

Tiara masih susah untuk dikendalikan, cewek itu terus bergerak meronta dari pegangan teman-temannya.

Andin tak mau kalah dengan si arwah yang merasuki Tiara. Cewek itu mendekatkan dirinya ke telinga, memanjatkan segala doa yang dia tahu, kemudian teriakan Tiara kembali menyeruak.

"AWAS! AWAS KALIAN! MAU KUBUNUH DIA!"

Teriakan Tiara semakin menjadi-jadi.

"Kenapa? Kenapa mau kamu bunuh dia? Salah apa dia?"

"Dia cantik! Aku gak suka ada yang lebih cantik dari aku!"

Andin terdiam. Setan ini nampaknya harus dibujuk dengan sedikit taktik.

"Kamu cantik, 'kan?"

Dengan mata terpejam, senyum Tiara mengembang. Disusul tawa pendek. "Iya."

"Kamu paling cantik, dia gak akan bisa menang ngelawan kecantikan kamu. Sekarang tolong jangan ganggu dia ya?"

"GAK!" Tiara menggeram, tapi tiba-tiba berubah menjadi tawa lagi. "Aku mau dia nemenin aku.."

Plak!

Andin terkesiap. Bukan, itu bukan tangannya yang barusan menampar Tiara. Pipi Tiara tidak merah barang sedikitpun. Tawanya menggema lagi.

"Dasar hantu gak tau diri! Udah mati masih aja ngerepotin!" Anzana mengeluarkan ponsel dari saku roknya, kemudian lantunan Ayat Kursi terdengar.

"Yang hapal tolong bantu baca didekat telinganya," ucap Anzana tegas. Andin mengangguk cepat. Bibirnya langsung membacakan doa tersebut tanpa menunggu waktu lagi.

"GAK BISA! AHAHAHAHA!"

Tiara tertawa, membuat suasana terlihat makin mencekam. Anzana tersenyum sinis. "Gak bisa ya?"

"Gak!" ulangnya lagi. Tiara tiba-tiba bangkit, setengah duduk. Matanya terbuka lebar. Pupilnya mengecil tanpa sebab. Pandangannya tertuju pada satu titik, Anzana. "PERGI KAMU JELEK!"

"ARGUHAHHHHH!"

Tiara jatuh terduduk, pingsan. Giliran Anzana yang meraung-raung keras.

---------------------------------------------

Yes, Tiara. Setan aja sampe iri sama kecantikan kamu. :')

Love, Litaratur.


show METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang